Kisah Pasutri Raih Gelar PhD di Kampus Ternama Dunia, Lulus Sepekan usai Melahirkan
Kesuksesan keduanya juga dibuktikan saat mendidik anak. Putra sulungnya berhasil menulis 40 buku saat usianya baru 11 tahun
Kesuksesan keduanya juga dibuktikan saat mendidik anak. Putra sulungnya berhasil menulis 40 buku saat usianya baru 11 tahun
Kisah inspiratif datang dari pasangan suami istri Ario Muhammad dan Ratih Nur Esti Anggraini. Pasutri ini membuktikan bahwa pernikahan bukan halangan untuk meraih cita-cita pribadi. Di tengah segala tantangan, pasutri ini berhasil meraih gelar PhD bareng di kampus ternama.
Awalnya, Ario dan Ratih tak saling kenal. Ario merupakan pria kelahiran Halmahera, Maluku Utara. Sementara Ratih adalah gadis asli Trenggalek, Jawa Timur. Keduanya berkenalan saat sama-sama menyelesaikan studi S2 di Taiwan.
Pada 2011, keduanya melakukan taaruf di Taiwan. Setahun kemudian pada tahun 2012, keduanya menikah di Indonesia, lalu kembali ke Taiwan untuk menyelesaikan S2.
(Foto: Freepik freepic.diller)
Saat kembali ke Taiwan usai menikah, tanggung jawab Ario dan Ratih bertambah. Selain berkutat dengan urusan studi S2, mereka juga harus melakukan pekerjaan rumah tangga. Apalagi tak lama setelah menikah, Ratih hamil.
Ratih melahirkan anak pertamanya, DeLiang Al Farabi sepekan sebelum ujian tesis. Perjuangan serupa kembali ia rasakan saat mengandung anak keduanya, Daisy.
Setelah lulus dari program S2 Taipei Tech, Ario dan Ratih masih bersikeras melanjutkan studi S3 melalui beasiswa. Pada 2014, Ario berhasil mendapatkan beasiswa S3 di Universitas Bristol Inggris setelah sebelumnya gagal pada puluhan seleksi beasiswa. Setahun kemudian, pada 2015, Ratih mendapatkan beasiswa LPDP S3 di kampus yang sama.
Saat menempuh studi S3, Ratih kembali hamil. Sembari menyiapkan proposal PhD, Ratih berjuang menjalani masa sulit kehamilan trimester. Tiga bulan usai kelahiran anak keduanya, Ratih dinyatakan lulus sebagai kandidat PhD Universitas Bristol.
Ario menjadi salah satu lulusan tercepat program PhD Universitas Bristol di angkatannya, yakni selama 3 tahun 2 bulan.
Sementara itu, Ratih berhasil meraih gelar PhD setelah berjuang nyaris lima tahun.
"Istri berjibaku dengan riset, menjadi ibu, istri, juga memegang beberapa amanah yang diembankan kepadanya," ungkap Ario melalui akun Instagramnya @ario_muhammad87.
Pada akhir 2020, Ratih berhasil meraih gelar PhD dari Universitas Bristol dengan posisi hamil tujuh bulan. Ario sangat bangga dengan istrinya. Ia pun berpesan agar perempuan tidak takut bermimpi besar selama orang di sekitarnya mendukung sepenuh hati.
Berangkat dari keluarga sederhana, sang dosen hingga kini tak menyangka dirinya mampu mencapai titik puncak.
Baca SelengkapnyaPasutri ini selalu mengingat pesan orang tuanya untuk tidak mengukur pekerjaan dengan uang yang didapat.
Baca SelengkapnyaNgainul menjalani kuliah di dua kampus yang berbeda. Nyatanya dia tak kesulitan untuk menyelesaikan studinya
Baca SelengkapnyaTak ada perjuangan dan kerja keras yang terbuang percuma. Sosok perwira TNI muda yang satu ini buktinya.
Baca SelengkapnyaBapak Pangan Indonesia itu mengenang betapa berjasanya sang guru SD.
Baca SelengkapnyaAnak dari pasangan bergelar PhD ini juga fasih berbahasa Inggris dan sering mengisi seminar internasional
Baca SelengkapnyaTanggung jawab itu dipikul Iki setelah ibunya sakit lalu meninggal dan ayahnya minggat dua tahun lalu.
Baca SelengkapnyaAlih-alih tertawa, sosoknya justru kedapatan langsung 'jatuh sakit'.
Baca SelengkapnyaSebanyak 62.217 orang yang akan mengikuti PSU di Kuala Lumpur hari ini.
Baca Selengkapnya