Pria Sleman Ini Sukses Ternak Ayam KUB, Ini Kisah Inspiratif di Baliknya
Dengan modal yang sedikit, Ragawi mulai menekuni dunia peternakan.
Dengan modal yang sedikit, Ragawi mulai menekuni dunia peternakan.
Setelah tujuh tahun mengajar di SMP, Ragawi memilih berhenti dari pekerjaannya. Ia pun mengadu ke ibunya yang selama ini mendukungnya menekuni dunia pendidikan. Ibunya bilang pada Ragawi kalau fungsi pendidikan tidak harus dijalankan di sekolah.
Dengan berhenti bekerja, Ragawi semakin fokus menekuni dunia peternakan. Tahun 2023 ia membuka kelas bagi siapapun yang ingin terjun di dunia peternakan ayam kampung ini.
Dengan modal yang sedikit, Ragawi mulai menekuni dunia peternakan. Dari modal Rp200-300 ribu, ia berinisiatif memulai usaha itu di tahun 2023.
Ia mengakui kalau memulai ternak ayam banyak tantangan yang ia hadapi mulai dari permodalan, lahan, harga pakan, dan pemasaran. Namun berkat kerja keras tak kenal menyerah, perlahan-lahan usahanya turut mengalami kesuksesan.
“Bisnisnya sudah berjalan, kita main lagi ke olahan, atau ke hilirisasi ke dunia peternakan ini,” kata Ragawi dikutip dari kanal YouTube Cap Capung.
Awalnya, ia menjual hasil ternak ke tetangga dan pasar tradisional. Saat itu permintaan masyarakat akan kebutuhan ayam cukup besar.
Pada waktu itu, banyak rumah makan yang menggunakan bahan baku ayam untuk menjalankan usaha kuliner. Dari sana tercetus ide Ragawi untuk memproduksi daging ayamnya saja. Daging ayam itu kemudian ia tawarkan ke ibu-ibu atau bapak-bapak yang menjual daging ayam mentah.
“Karena kita punya omzet per minggu, kita kembangkan lagi peternakannya. Kita jual daging ayam kita ke tempat makan. Kami tidak ada sistem bakul, sehingga kita bisa langsung distribusikan ke rumah makan tersebut,” kata Ragawi.
Dalam memberi pakan ayam ternaknya, Ragawi melakukannya dua kali dalam sehari. Untuk pakannya pun ia meraciknya sendiri dengan kandungan protein 18 persen.
Bagi Ragawi, beternak ayam itu butuh kesabaran. Apabila nutrisi yang diberikan cukup, itu akan mendapatkan hasil yang sesuai dari apa yang teialh dikerjakan.
Menurutnya, 10 indukan saja cukup untuk memulai usaha tersebut. Setiap harinya diperkirakan akan ada 5 telur yang menetas dari rintisan usaha itu.
Selain beternak, Ragawi juga membuka kelas online bagi para calon peternak yang ingin belajar padanya. Salah satu solusi yang diterapkan Ragawi dalam beternak ayam adalah memaksimalkan proses ternak dari hulu sampai hilir. Sehingga hasil akhirnya bisa dijual ke pasar tradisional dan rumah makan tanpa harus ke tengkulak.
Harga satu pasang ayam hias ini bisa mencapai jutaan rupiah di usianya yang masih remaja.
Baca SelengkapnyaPria asal Sragen yang membagikan cerita inspiratifnya meraih kesukesan berjualan di pinggir jalan dengan penghasilan jutaan rupiah per hari.
Baca SelengkapnyaRagawi, pria asal Sleman, rela keluar dari dunia pendidikan untuk menjalankan usahanya sebagai seorang peternak ayam.
Baca SelengkapnyaPria Tertua di Dunia Bagikan Resep Umur Panjang, Ini Makanan yang Suka Dimakannya
Baca SelengkapnyaApih Uta bersama rebabnya menolak punah digerus zaman.
Baca SelengkapnyaSimak kisah inspiratif Heru Setiawan, pengusaha kerupuk kulit yang pernah putus kuliah kini beromzet ratusan juta.
Baca SelengkapnyaSuwardi memulai usaha itu hanya dengan modal Rp300 ribu.
Baca SelengkapnyaSeorang pengusaha asal Wonosobo bernama Ganang adalah lulusan SMA yang kini sukses beternak ayam kampung.
Baca SelengkapnyaIde membuat terasi dilatarbelakangi kegemarannya makan sambal
Baca Selengkapnya