Lakukan Penelitian Terkait Gunung Api, Dosen UGM Raih Penghargaan Bergengsi dari Prancis
Danang melakukan penelitian terkait Gunung Api dalam konteks skala global
penghargaan![Lakukan Penelitian Terkait Gunung Api, Dosen UGM Raih Penghargaan Bergengsi dari Prancis](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/1200x630/bg/newsCover/2023/10/20/1697793460933-4qamx.jpeg)
Danang melakukan penelitian terkait Gunung Api dalam konteks skala global
![Lakukan Penelitian Terkait Gunung Api, Dosen UGM Raih Penghargaan Bergengsi dari Prancis](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/feedImage/2023/10/20/1697793281868-hgeqf.jpeg)
Lakukan Penelitian Terkait Gunung Api, Dosen UGM Raih Penghargaan Bergengsi dari Prancis
Dosen dan peneliti UGM yang juga merupakan Dekan Fakultas Geografi, Dr. Danang Sri Hadmoko, S.Si., M.Sc., menjadi salah satu penerima penghargaan bergengsi dari Les Academies Des Sciences Institut de France, Grand Prix Tremplin-ASEAN.
Danang menerima penghargaan bersama kolaboratornya dari Universite Paris 1 Pantheon Sorbonne, Prof. Dr. Franck Lavigne.
-
Kapan Hanung Cahyo Saputro dilantik? Pj Gubernur Jawa Tengah, Nana Sudjana melantik pejabat Bupati Banyumas, Hanung Cahyo Saputro di Gradhika Bhakti Praja Building, Komplek Kantor Gubernur Jawa Tengah, Jalan Pahlawan No 9 Semarang pada Minggu (24/9) kemarin.
-
Kapan Dava meninggal? Meninggal Dunia, 8 Foto Dava MCI di MasterChef Indonesia Season 7 Yang Tinggal Kenangan Dava, mantan peserta MasterChef Indonesia musim 7, telah pergi dengan usia yang masih muda, hanya 24 tahun.
-
Siapa Danil Sapt? Nama Danil Sapt mungkin sudah tak asing bagi para pengguna TikTok. Pria yang identik dengan rambut keriting ini dikenal piawai dalam merangkai kata-kata motivasi yang diunggah di akun pribadinya.
-
Kapan Kelenteng See Hien Kiong didirikan? Kelenteng See Hien Kiong ini berdiri pada 1861 dan awalnya diberi nama Kwan Im Teng sebagai penghormatan kepada Dewi Kwan Im.
Dilansir dari Ugm.ac.id, penghargaan ini diberikan kepada keduanya sebagai bentuk apresiasi atas kolaborasi penelitian selama lebih dari 15 tahun terakhir yang telah memberikan kontribusi signifikan dalam bidang kebencanaan dan kegunungapian.
Seremoni pemberian penghargaan dilakukan di Paris, Prancis, pada Selasa (17/10) pukul 15.00 waktu setempat atau pukul 21.00 WIB.
Institut de France sendiri merupakan sebuah lembaga di bawah Presiden Prancis yang berperan untuk memberikan masukan kepada pemerintah terkait berbagai macam kebijakan.
Lembaga ini didirikan pada tahun 1795 untuk menjaga tradisi ilmiah dan memajukan pilar akademik dan inovasi dalam bidang sastra, ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
Penghargaan Tremplin diberikan oleh Institut de France kepada para peneliti yang memiliki inovasi dan rekam jejak penelitian yang panjang dan berimpak besar dalam berbagai bidang. Grand Prix Tremplin-ASEAN.
Penghargaan yang diterima Danang, merupakan penghargaan yang diberikan untuk kerja sama bilateral antara pemerintah Prancis dengan negara-negara ASEAN.
- PLTU Suralaya & 5 Pembangkit Milik PLN Raih 7 Penghargaan Tingkat ASEAN
- Penelitian: Indonesia Paling Antusias Terapkan AI dalam Bekerja
- Balai Besar Penelitian Salatiga Produksi 2 Juta Telur Nyamuk Wobachia Tiap Pekan, Jika Berkembangbiak 60% Disetop
- Konferensi Waligereja Indonesia Pastikan Tak Ajukan Izin Kelola Tambang, Ini Alasannya
Danang menerangkan, kontribusi ilmiah dari kolaborasi yang ia jalankan berupa penelitian terkait dampak erupsi gunung api di Indonesia, baik pada skala lokal maupun global. Selain itu ia juga meneliti gangguan iklim yang ditimbulkannya.
![Lakukan Penelitian Terkait Gunung Api, Dosen UGM Raih Penghargaan Bergengsi dari Prancis](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/feedImage/2023/10/20/1697793411016-c2jlwk.jpeg)
Melalui penelitian yang dilakukan, ia berusaha untuk menggali data-data serta catatan sejarah, dan mencocokkannya dengan temuan terkait endapan letusan gunung api di berbagai benua.
“Erupsi tidak hanya berdampak pada skala lokal tetapi juga global. Beberapa catatan menunjukkan bahwa dampak erupsi dari gunung api di Indonesia dirasakan hingga ke benua Eropa, bahkan sampai ke Arktika dan Antartika,” paparnya.
Seperti diketahui, Danang Sri Hadmoko dilahirkan di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta pada tanggal 29 Mei 1980.
Ia mengenyam pendidikan S1 di Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada pada tahun 1998-2002, lalu melanjutkan studi S2 di Universite Paris 1, Pantheon Sorbonne, Prancis pada tahun 2005-2006, dan melanjutkan S3 di universitas yang sama pada tahun 2006-2009.
Ia kembali ke Indonesia pada tahun 2009 dan mengabdi pada Fakultas Geografi sebagai dosen di Universitas Gadjah Mada. Selama menjadi dosen di UGM, dia banyak menerbitkan penelitian terkait kegunungapian.