Fakta Unik Tuk Sikopyah, Mata Air Keramat di Lereng Gunung Slamet
Tuk Sikopyah merupakan mata air keramat di lereng Gunung Slamet. Keberadaannya begitu penting karena menjadi sumber kehidupan warga.

Di Desa Serang, Kecamatan Karangreja, Kabupaten Purbalingga ada sebuah mata air yang dikeramatkan warga sekitar. Namanya Mata Air Sikopyah. Mata air ini menjadi keramat karena dihubungkan dengan sosok Kiai Mustafa, tokoh ulama yang dianggap berperan menyebarkan ajaran Islam di lereng Gunung Slamet.
Tokoh masyarakat Desa Serang, Kiai Syamsuri, mengatakan bahwa dahulu Kiai Mustafa sempat bertapa di dekat sumber mata air itu.
Lalu apa saja fakta menarik dari sumber mata air tersebut? Berikut selengkapnya:
Asal Mula Nama “Sikopyah”

Kiai Samsuri bercerita, suatu hari saat bertapa di mata air itu, Kiai Mustafa hendak salat. Ia kemudian mengambil air wudu dengan sumber air yang mengalir dari mata air itu. Saat itu ia melepas kopiah yang ia gunakan agar bisa mengusap kepala. Selesai wudu, Kiai Mustafa lupa mengambil kopiah yang ia taruh saat berwudu.
Sesaat kemudian, ia kembali ke sumber mata air untuk mengambil kopiah yang tertinggal. Namun kopiah itu sudah tidak ada.
“Karena itulah mata air ini dinamakan Sikopyah. Karena ada cerita kopiah Kiai Mustafa yang hilang di situ,” kata Kiai Samsuri dikutip dari Indonesia.go.id.
Ritual Pengambilan Air

Setiap tahunnya, warga sekitar menggelar sebuah tradisi pengambilan air dari Tuk Sikopyah. Prosesi pengambilan air itu dimulai dengan pembacaan doa dan pelepasan peserta dari Dusun Kaliurip, Desa Serang. Selanjutnya, rombongan peserta yang terdiri dari 70 orang pria dan 70 orang wanita membawa lodong menuju Tuk Sikopyah yang berjarak sekitar 1 kilometer. Sesampainya di Tuk Sikopyah, sesepuh masyarakat memimpin doa sebelum air dimasukkan ke dalam lodong.
Mereka kemudian mengarak lodong yang berisi air itu menuju obyek wisata D’Las Serang. Mereka juga mengarak gunungan berupa hasil bumi warga desa setempat. Sesampainya di D’Las, mereka disambut ribuan pengunjung yang siap merebutkan hasil bumi serta air yang diambil dari mata air Tuk Sikopyah.
Sumber Kehidupan Warga

Kepala Desa Serang, Sugito, mengatakan bahwa Tuk Sikopyah merupakan mata air terbesar di lereng timur Gunung Slamet. Keberadaannya menjadi penting karena merupakan sumber kehidupan warga sekitar. Pemerintah desa bersama masyarakat pun berkomitmen untuk menjaga kelestarian lingkungan di lereng Gunung Slamet dengan mereboisasi serta menerapkan aturan ketat terhadap perusakan tanaman di sekitar mata air.
“Apabila ada warga masyarakat yang merusak pohon ataupun tanaman di sekitar mata air, maka kita akan memberi sanksi berupa denda uang sampai Rp5 juta. Ini sudah menjadi kesepakatan dan komitmen warga masyarakat Desa Serang,” kata Sugito dikutip dari Indonesia.go.id.