100 Peribahasa Populer dalam Bahasa Indonesia Disertai Artinya

Salah satu wujud kekayaan bahasa Indonesia adalah peribahasa.

Menurut pengertian dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), peribahasa merupakan ungkapan yang memiliki makna kiasan dan biasanya terdiri dari beberapa kata atau kalimat.

Bentuk peribahasa dapat berupa bidal, pemeo, tamsil, semboyan, atau ungkapan lainnya.

Peribahasa sering digunakan untuk memberikan nasihat, menyampaikan prinsip hidup, atau mengajarkan nilai moral. Selain itu, peribahasa juga dapat mempercantik gaya bahasa.

Ada begitu banyak peribahasa yang populer di masyarakat. Anda mungkin sudah familiar dengan beberapa di antaranya.

Salah satu contohnya adalah "tong kosong nyaring bunyinya" yang berarti orang yang tidak berilmu suka berbicara keras atau "bagai pinang dibelah dua" yang berarti sepasang kekasih yang sangat serasi. Berikut ini 100 peribahasa populer dalam bahasa Indonesia beserta artinya.

Peribahasa dan Artinya (A)

Air beriak tanda tak dalam.

• Orang yang banyak bicara biasanya kurang ilmunya.

• Orang yang pendiam biasanya memiliki banyak pengetahuan.

• Perilaku dan karakter seorang anak menurun dari orangtuanya (biasanya berkonotasi negatif).

Ada udang di balik batu.

• Ada maksud tersembunyi di balik perilaku seseorang.

• Jika ada akibat, pasti ada sebabnya.

• Orang pendiam jangan disangka penakut.

• Membiarkan orang lain berbicara, mencemooh atau mempergunjingkan seseorang; tetapi tak dihiraukan.

• Nasib seseorang tidak akan selalu sama, senang dan susah silih berganti.

Ayam berkokok hari siang.

• Mendapat sesuatu yang telah lama diimpi-impikan.

• Negeri yang aman dan makmur, penduduknya ramah-ramah terhadap orang asing atau pendatang.

• Apabila sudah jodohnya, laki-laki dan perempuan akan bertemu juga walaupun berjauhan.

Bagaikan telur di ujung tanduk.

• Suatu keadaan yang sangat berbahaya, salah sedikit bisa celaka.

• Dua orang atau dua hal yang benar-benar serupa, sulit dibedakan.

• Seseorang yang melupakan asal-usulnya.

• Serba salah. Mengambil keputusan yang mana pun tetap celaka.

Bagai memancing di air keruh.

• Mengambil keuntungan dari perselisihan orang lain.

• Mengharapkan sesuatu yang sulit digapai.

• Artinya orang yang sedang berada pada kedudukan yang sulit dan mudah jatuh.

• Tidak punya pendirian tetap.

• Suatu kehidupan yang penuh kekangan.

• Siapa yang berbuat buruk, dia pula yang menanggung akibat buruknya.

Barang siapa menggali lubang, ia juga terperosok ke dalamnya.

• Ingin mencelakakan orang lain, tapi dia sendiri yang celaka.

• Ilmu yang dipelajari setengah-setengah tidak akan memberikan manfaat.

• Pengeluaran lebih besar daripada penghasilan alias rugi.

• Mengharapkan pertolongan dari seseorang yang tidak punya kemampuan untuk melakukannya.
• Berharap kepada sesuatu yang tidak bisa diharapkan.

• Orang yang lemah hendak melawan orang kuat/berkuasa.

Bagai musuh dalam selimut.

• Orang terdekat yang berkhianat.

• Perbedaannya terlalu jauh.

• Senang dan susah dijalani bersama.

Cempedak berbuah nangka.

• Mendapatkan hasil lebih dari yang diharapkan.

• Orang yang sigap dalam memberi bantuan.

Diam itu emas.

• Tetap diam dalam sebuah situasi akan lebih mendatangkan manfaat daripada banyak cakap.

• Orang yang tidak tahu diri. Diberi sedikit, malah meminta lebih banyak.

• Orang yang tak dipedulikan.

• Ke mana pun dia pergi, seseorang harus selalu mematuhi adat istiadat tempat yang dikunjunginya.

• Nasihat agar seseorang tidak sombong dan merasa hebat, karena selalu ada seseorang yang lebih hebat lagi darinya.

Emas disangka loyang.

• Orang yang baik atau bermartabat tapi disangka jahat atau tidak punya derajat.

• Menyambut hari dengan semangat dalam bekerja atau berusaha.

• Melunasi utang lama dengan utang yang baru.

Guru kencing berdiri, murid kencing berlari.

• Perilaku guru akan ditiru mentah-mentah oleh muridnya. Jika guru melakukan hal buruk, murid akan berlaku lebih buruk lagi.

• Serangan kata-kata yang dapat ditangkis. Kebaikan atau keburukan yang dibalas dengan kebaikan atau keburukan pula.

• Setiap orang yang meninggal pasti akan dikenang sesuai dengan perbuatannya di dunia.

Hasrat hati memeluk gunung, apa daya tangan tak sampai.

• Ingin memiliki sesuatu yang berharga, namun tak memiliki kemampuan untuk melakukannya.

• Kemauan yang tidak tetap atau tidak kuat.

• Sangat ingin mengatakan/melakukan sesuatu, tetapi tidak kuasa menyampaikan keinginan, sehingga justru melakukan hal lain yang tidak tepat tujuan.
• Menyalahkan orang yang tidak bersalah.

Jauh di mata dekat di hati.

• Walaupun terpisah jarak, namun selalu teringat.

• Kasih sayang ibu tak terbatas dan selamanya, sementara kasih anak begitu terbatas.

• Celaka karena menuruti hawa nafsu.

• Kebaikan seseorang yang jelas ada diabaikan, namun kesalahan yang sangat kecil justru dibesar-besarkan.

Lain padang lain belalang, lain lubuk lain ikannya.

• Setiap daerah memiliki adat istiadat yang berbeda.

• Orang yang bersikap pengecut dengan tidak bertanggungjawab/mengakui perbuatannya.

• Orang yang pandai adalah tempat untuk bertanya.

Makan hati berulam rasa.

• Menderita karena perbuatan orang yang disayang.

• Kesulitan menghadapi suatu masalah karena enggan meminta pendapat orang lain.

• Orang jahat yang berpura-pura baik.

• Bila seseorang berbuat buruk, keburukan itu akan mengenai dirinya sendiri.

Membasuh muka dengan air liur.

• Berusaha memperbaiki kesalahan dengan perbuatan yang justru menambah kesalahan.
• Berusaha memulihkan nama baik atau menghindari malu, tapi justru membuka aib sendiri.

• Berusaha menghilangkan rasa malu.

• Meminta kembali barang yang sudah diberikan kepada orang lain.
• Mengingkari perkataannya sendiri.

• Nasib manusia tidak dapat dipastikan, karena berada dalam kuasa Tuhan.

Menang jadi arang, kalah jadi abu.

• Menang atau kalah tetap rugi.
• Dua pihak yang berselisih hingga sama-sama rugi.

• Mencelakakan atau menipu kawan sendiri.

• Bersikap cermat dalam melakukan setiap pekerjaan.

• Sesuatu yang sudah terlanjur terjadi tak bisa diurungkan lagi.

• Pandai menyusun kata-kata untuk mencapai maksudnya.

Pagar makan tanaman.

• Seseorang yang memanfaatkan/mencelakakan sesuatu yang seharusnya dia lindungi.

• Mendapatkan sesuatu yang lebih daripada apa yang diharapkan.

• Kebaikan hati seseorang bisa dilihat dari tingkah lakunya.

Sakit sama mengaduh, luka sama mengeluh.

• Seiya sekata dalam semua keadaaan.

• Mengerjakan dua hal sekaligus.

• Seberat apapun penderitaan orang yang melihat, masih lebih menderita orang yang menjalaninya.

• Pikir baik-baik sebelum bertindak agar tidak menyesal.

• Berjaga-jaga sebelum musibah tiba.

Seludang menolak mayang.

• Orang sombong yang melupakan jasa orang lain dalam hidupnya.

• Melakukan satu hal dan mendapatkan hasil lebih banyak dari upayanya.

• Sesuatu yang direncanakan untuk mencelakakan orang lain, tapi justru melukai dirinya sendiri.

• Tidak ada orang yang sempurna, pasti bakal melakukan kesalahan.
• Sepintar-pintarnya menutupi perbuatan buruk, pasti akan ketahuan juga.

• Tidak pernah bisa akur.

Seperti padi, semakin berisi semakin merunduk.

• Semakin berilmu seseorang, semakin rendah hati sikapnya.

• Mematuhi kehendak orang lain tanpa membantah seperti orang dungu.

• Kelompok/seseorang yang kebingungan karena kehilangan sosok pemimpin/orang yang diandalkan.

• Wawasannya kurang luas.

• Terlihat sangat ketakutan.

• Kondisi atau kedudukan yang rapuh, tidak aman.

Setali tiga uang.

• Semuanya sama saja, tak ada bedanya.

• Mengalami kesialan beruntun.

• Sudah banyak pengalamannya dalam menjalani hidup.

Tak ada gading yang tak retak.

• Tidak ada seseorang atau sesuatu yang sempurna.

• Mencari solusi alternatif jika suatu hal tidak bisa dilakukan.

• Bersikap keras terhadap orang miskin atau tidak berdaya, namun bersikap lunak terhadap orang kaya atau berkuasa.

• Bila bertambah pekerjaan, akan bertambah pula upah atau gajinya.

• Mendapat malu.

• Negara yang kaya dan makmur, tapi rakyatnya sendiri tak dapat ikut menikmati.

Tong kosong nyaring bunyinya.

• Orang yang miskin ilmu biasanya banyak bicara/membual.

• Orang yang tidak menyadari kekurangan atau kesalahannya sendiri.

• Jika tekad kuat, godaan sebanyak apa pun tak akan membuatnya goyah.