Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Sejarah Kelam Pasar Tanah Abang, Wujud Impian Pejabat Kaya VOC

Sejarah Kelam Pasar Tanah Abang, Wujud Impian Pejabat Kaya VOC

Pasar Tanah Abang merupakan pasar yang diinisiasi oleh Yustinus Vink.

Sejarah Pasar Tanah Abang

Masyarakat Pulau Jawa mungkin sudah lama mendengar Pasar Tanah Abang. Pasar yang disebut sebagai sentra tekstil terbesar di Asia Tenggara itu rupanya menyimpan sejarah cukup kelam selama beroperasi.

Dalam Buku berjudul Tenabang Tempo Doeloe karya Abdul Chaer menjelaskan bahwa Pasar Tanah Abang merupakan pasar yang diinisiasi oleh Yustinus Vink, seorang pejabat kaya VOC (kongsi dagang Hindia-Belanda), untuk mendirikan pasar di atas dua lahan miliknya pada tahun 1733.

Dia ingin membangun dua pasar, yang satu berada di wilayah Weltevreden, sekarang Pasar Senen, lainnya berada di Tanah Abang.

Sejarah Kelam Pasar Tanah Abang, Wujud Impian Pejabat Kaya VOC

Alasan Vinck membangun pasar setelah melihat perkembangan Batavia yang mulai dipenuhi pemukiman baru. Ada juga pembukaan kebun-kebun baru seperti kebun kacang, kebun jahe, kebun pala, kebun sirih, dan kebun melati.

Vinck kemudian meminta izin Gubernur Jenderal VOC yang saat itu dijabat oleh Jenderal Abraham Patras. Izin itu kemudian disetujui. Vinck dibolehkan membangun pasar.

Jenderal Abraham melalui suratnya menyatakan waktu operasional pasar milik Vinck tersebut.

"Pasar diselenggarakan hari Senin untuk pasar Weltevreden, hari Sabtu untuk pasar yang akan dibangun di bukit Tanah Abang," tulis Abraham Patras dalam suratnya kepada Vinck.

Dalam surat itu juga diatur jenis komoditas yang dijual. Pasar Welteverden (Pasar Senen) untuk jenis sayur-mayur dan keperluan sehari-hari. Sedangkan Pasar Tanah Abang menjual tekstil, kelontong dan sedikit sayuran.

Sejarah Kelam Pasar Tanah Abang, Wujud Impian Pejabat Kaya VOC
Sejarah Kelam Pasar Tanah Abang, Wujud Impian Pejabat Kaya VOC

Di 5 tahun pertama, aktivitas di pasar Vinck cukup ramai. Namun, ujian melanda. Pasar Tanah Abang diserang dari kelompok Gubernur Jenderal Gustaaf Willem Baron Von Imhoff pada 8 Oktober 1740.

Serangan itu merupakan respons atas perilaku agresif orang-orang keturunan China di Tanah Abang terhadap pos jaga VOC.

Sejarah Kelam Pasar Tanah Abang, Wujud Impian Pejabat Kaya VOC

Seperti diketahui, di Pasar Tanah Abang saat itu banyak orang keturunan China tinggal di sekitar kawasan Pasar Tanah Abang dan menjadi pedagang di sana.

Konflik antara warga keturunan China dan pihak VOC mereda.

Bahkan, warga keturunan China mendapatkan kepercayaan dan kekuasaan untuk memungut cukai pasar secara borongan.

Memasuki tahun 1800-an hari buka pasar tidak lagi cuma pada Sabtu melainkan pada hari Rabu. 

Seiring ramainya aktivitas di Pasar Tanah Abang, pemerintah kolonial memutuskan untuk merenovasi pasar karena bangunan cenderung rapuh dan kumuh.

Pada tahun 1942, memasuki masa pendudukan Jepang. Pasar Tanah Abang kembali terusik. Kios-kios di Pasar Tanah Abang kosong. Namun, kebangkitan Pasar Tanah Abang kembali diraih.

Sejarah Kelam Pasar Tanah Abang, Wujud Impian Pejabat Kaya VOC

Tahun 1973 Pasar Tanah Abang menjadi bangunan tingkat 3 akan tetapi harga sewa menjadi lebih mahal. Banyak pedagang yang tidak mampu membayar akhirnya memilih berdagang di pinggir jalan.

Kondisi itu membuat arus lalu lintas semrawut. Pemerintah berupaya menertibkan mereka tetapi mereka memperoleh perlindungan dari para jagoan di Tanah Abang.

Dalam catatan sejarah juga menunjukan, geliat Pasar Tanah Abang sangat besar. Perputaran uang di pasar Tanah Abang pada tahun 90-an mencapai Rp8 miliar hingga Rp10 miliar per hari.

Di sini pula para preman dari berbagai etnis dan wilayah berkonflik karena berebut kendali atas pasar Tanah Abang.

Pada Desember tahun 1996 sempat terjadi bentrok antar preman di Pasar Tanah Abang hingga merenggut korban jiwa. Aktivitas Pasar Tanah Abang kembali berhenti, pedagang dan pembeli menghindari kawasan ini.

Kawasan Tanah Abang kembali dihindari oleh para masyarakat usai kerusuhan Mei tahun 1998. Transaksi di sana kembali berhenti total.

Pada tahun 2003, kebakaran besar sempat melanda Pasar Tanah Abang. Namun, lagi-lagi Pasar Tanah Abang tetap bangkit hingga saat ini.

Sejarah Kelam Pasar Tanah Abang, Wujud Impian Pejabat Kaya VOC

Artikel ini ditulis oleh
Idris Rusadi Putra

Editor Idris Rusadi Putra

Kawasan Tanah Abang kembali dihindari oleh para masyarakat usai kerusuhan Mei tahun 1998.

Reporter
  • Yunita Amalia

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Sejarah Kebun Teh Kemuning, Sisa Kejayaan Mangkunegaran di Lereng Gunung Lawu

Sejarah Kebun Teh Kemuning, Sisa Kejayaan Mangkunegaran di Lereng Gunung Lawu

Kebun teh ini telah berganti kepemilikan berkali-kali seiring zaman.

Baca Selengkapnya icon-hand
Ternyata Ini Biang Kerok Sepinya Pasar Tanah Abang

Ternyata Ini Biang Kerok Sepinya Pasar Tanah Abang

Sepinya pembeli pedagang Pasar Tanah Abang jadi perhatian pemerintah.

Baca Selengkapnya icon-hand
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Sejoli Nekat Mesum di Air Terjun Jember Padahal Sudah Ada Larangan, Ini Cerita di Baliknya

Sejoli Nekat Mesum di Air Terjun Jember Padahal Sudah Ada Larangan, Ini Cerita di Baliknya

Sejoli di Jember kedapatan berbuat mesum saat berwisata ke air terjun Klungkung Jember. Pengelola geram.

Baca Selengkapnya icon-hand
Sejarah Rumah Potong Jagalan di Solo, Peninggalan Pakubuwono X

Sejarah Rumah Potong Jagalan di Solo, Peninggalan Pakubuwono X

Keberadaan rumah potong hewan ini tak bisa lepas keberadaannya dari sejarah Kota Surakarta.

Baca Selengkapnya icon-hand
Nasib Pedagang Pasar Tanah Abang: Jualan Seharian Cuma Dapat Rp110.000

Nasib Pedagang Pasar Tanah Abang: Jualan Seharian Cuma Dapat Rp110.000

Sepinya pembeli di Pasar Tanah Abang sudah mulai terasa usai Lebaran 2023, dan terus mengalami penurunan pengunjung hingga saat ini.

Baca Selengkapnya icon-hand
Jadi Bagian dari Pendukung Kemerdekaan RI, Ini Kisah Surat Kabar yang Terbit Pertama Kali di Tanah Deli

Jadi Bagian dari Pendukung Kemerdekaan RI, Ini Kisah Surat Kabar yang Terbit Pertama Kali di Tanah Deli

Artikel dan tulisan yang dimuat di harian Waspada menjadi senjata utama untuk melawan Belanda.

Baca Selengkapnya icon-hand
Ingat! Kendaraan Tak Lolos Uji Emisi di Jakarta Kini Bayar Parkir Lebih Mahal

Ingat! Kendaraan Tak Lolos Uji Emisi di Jakarta Kini Bayar Parkir Lebih Mahal

Setiap kendaraan yang sudah, belum, ataupun tidak lulus uji emisi akan terdeteksi di sepuluh lokasi parkir milik Pemprov DKI melalui pelat kendaraan.

Baca Selengkapnya icon-hand