Ada Kasus Pneumonia, Sandiaga Uno Bakal Evaluasi Turis China yang Masuk Indonesia
"Kami memonitor dan melakukan koordinasi dengan Kementerian Kesehatan soal infeksi saluran pernapasan ini. Kami amati dari berita-berita dan akan terus didalami. Per hari ini, koordinasi kami belum mengarah pada perubahan regulasi karena ini masih sangat awal, namun tentunya akan terus kami pantau," kata Sandiaga di Jakarta, dikutip Antara, Kamis (30/11).
Merdeka.com
Untuk itu, dia mengingatkan kepada masyarakat Indonesia yang tengah bepergian ke luar negeri agar tetap berhati-hati.
"Seperti sebelumnya, kami menyampaikan bahwa untuk wisatawan Indonesia apalagi yang sedang berwisata ke luar negeri, agar berhati-hati. Kalau di Indonesia, semua dalam keadaan terkendali dan tidak ada yang perlu dikhawatirkan," tegas dia.
Selain itu, pihaknya juga akan mempelajari dan mengevaluasi tingkat kunjungan wisatawan asal China ke Indonesia. Menurut dia, dari sebanyak total 11 juta wisatawan mancanegara yang datang ke Indonesia tahun ini, China telah mencatatkan angka di bawah 200 ribu wisatawan.
"Jadi kalau dilihat di bawah angka 10 persen ini menunjukkan bahwa 2 persen ini bukan angka signifikan. Tetapi, terus akan kami pelajari data-data terakhir karena kami harus mengambil kebijakan berbasis data. Dari pariwisata Tiongkok sendiri memang belum pulih seperti sebelum pandemi. Ekonomi mereka masih lambat dan ada regulasi domestik yang belum mendorong wisatawan untuk ke luar negeri," papar Sandi.
berita untuk kamu.
Meski demikian, Sandiaga tetap optimis bahwa target kunjungan wisatawan asal China akan tetap tercapai.
"Kami yakin target kunjungan wisatawan China ini tercapai dan pada tahun depan peningkatannya akan kami ukur sesuai dengan data terakhir," kata Sandiaga.
Sebelumnya, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan, Imran Pambudi mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak panik.
Dia menjelaskan, pneumonia yang saat ini merebak di China pada prinsipnya disebabkan oleh infeksi bakteri Mycoplasma pneumoniae.
Bakteri tersebut diketahui memiliki masa inkubasi panjang sehingga penyebarannya tidak secepat virus penyebab pandemi COVID-19 dengan tingkat fatalitas rendah.
- Siti Nur Azzura
Penyakit pneumonia meningkat di China. Penyebab utamanya adalah mycoplasma.
Baca SelengkapnyaSejak pertengahan Oktober 2023, WHO telah memantau data dari sistem pengawasan Tiongkok, terkait pneumonia misterius yang melanda anak-anak di China utara.
Baca SelengkapnyaFenomena yang sedang menjadi perbincangan adalah peningkatan kasus pneumonia misterius pada anak-anak di China bagian utara. Ini gejala yang harus diwaspadai.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Mycoplasma merupakan bakteri penyebab utama pneumonia misterius di China.
Baca SelengkapnyaTemuan sementara, penyebab utama pneumonia misterius di China adalah mycoplasma.
Baca SelengkapnyaKemenkes meminta masyarakat untuk tidak panik dengan adanya pneumonia misterius yang tengah merebak di China dan Eropa.
Baca SelengkapnyaPenyakit ini sudah merebak di Beijing dan Liaoning utara, China.
Baca SelengkapnyaNamun, penemuan pneumonia merupakan kasus lama yang terjadi pada Oktober dan November
Baca SelengkapnyaKasus pneumonia tengah melonjak di China sejak pertama kali dilaporkan pada 13 November 2023.
Baca Selengkapnya