Terkenal Anggun, Ratu Prancis & Spanyol ini Ternyata Nyaris Tak Pernah Mandi Seumur Hidupnya
Mitos tentang ratu yang tidak pernah mandi perlu diklarifikasi, terutama terkait kebiasaan mandi di Eropa pada masa lalu.

Di tengah banyaknya mitos dan legenda yang menyelimuti sejarah, terdapat satu cerita yang menarik perhatian: ratu yang tidak pernah mandi.
Meskipun terdengar mengejutkan, penting untuk memahami bahwa tidak ada ratu yang secara harfiah tidak pernah mandi. Beberapa sumber sejarah menunjukkan bahwa beberapa ratu, khususnya di Eropa pada masa lalu, jarang mandi.
Salah satu contoh paling terkenal adalah Ratu Marie Antoinette dari Prancis. Simak ulasannya dilansir dari berbagai sumber, Kamis (13/2/2025).
Kebiasaan Mandi Ratu Spanyol Isabel I & Ratu Prancis Marie Antoinette

Ratu Spanyol Isabel I merupakan salah satu ratu di Eropa abad pertengahan yang jaran sekali mandi. Bahkan, dia mengaku mandi hanya 2 kali seumur hidupnya, saat ia lahir, dan saat ia sudah menikah.
Sementara itu, Marie Antoinette, yang dikenal dengan keanggunan dan kemewahannya, dilaporkan jarang mandi dan mengganti pakaian. Demikian dikutip dari buku "The Dirt on Clean: An Unsanitized History" oleh Katherine Ashenburg.
Meskipun ia berasal dari kalangan aristokrat, dia jarang sekali mandi. Untuk mengatasi masalah bau badan, ia menggunakan parfum dalam jumlah banyak, yang menjadi salah satu cara untuk menyamarkan bau yang tidak sedap.
Penting untuk dicatat bahwa ini bukan berarti ia tidak pernah mandi. Frekuensi mandi yang rendah mencerminkan norma sosial dan praktik kebersihan pada zamannya.
Dalam banyak kasus, masyarakat pada masa itu memiliki pandangan yang berbeda tentang kebersihan dibandingkan dengan standar saat ini. Ratu dan bangsawan lainnya sering kali lebih memperhatikan penampilan luar, seperti pakaian dan aksesori, ketimbang kebersihan tubuh secara langsung.
Praktik Kebersihan di Eropa Abad Pertengahan
Di Eropa pada abad pertengahan, istana sering kali dianggap sebagai tempat yang jorok dan bau. Kebersihan umum di kalangan bangsawan tidak seideal yang dibayangkan.
Banyak istana tidak memiliki sistem pembuangan yang baik, dan limbah sering kali dibuang sembarangan. Hal ini menyebabkan kondisi yang tidak sehat dan menciptakan lingkungan yang tidak nyaman.
Dalam konteks ini, mandi dianggap berisiko bagi kesehatan. Beberapa dokter dan ahli medis saat itu berpendapat bahwa mandi dapat membuka pori-pori dan membuat tubuh lebih rentan terhadap penyakit.
Keyakinan ini mengarah pada praktik di mana mandi menjadi aktivitas yang jarang dilakukan, bahkan oleh kalangan bangsawan. Sebagai alternatif, mereka lebih memilih untuk menggunakan parfum dan salep untuk menutupi bau badan.
Istana Bau Busuk karena Pakaian Tak Pernah Dicuci

Pakaian menjadi salah satu aspek yang berkontribusi pada bau busuk di istana. Pakaian luar yang tebal, yang biasanya terbuat dari bahan yang sulit dicuci, jarang dibersihkan.
Sejarawan mengungkap istana Versailes, milik Raja Louis XIV, memiliki bau tak sedap akibat ratusan pakaian yang tak pernah dicuci dan berada di dalam satu ruangan tak berpentilasi.
Rupanya, hal itu tak hanya terjadi di Versailes. Banyak istana-istana megah di Eropa yang juga memiliki bau tak sedap dan menjadi biang kerok penyebaran wabah yang mematikan di Eropa.
Hal ini menyebabkan bau busuk dari pakaian yang tidak bersih menumpuk dan menyebar di dalam istana. Masyarakat pada masa itu menganggap bahwa pakaian yang bersih tidak selalu diperlukan, terutama jika tidak ada acara penting yang mengharuskan mereka untuk tampil baik.
Selain itu, seringkali pakaian hanya dibersihkan ketika terdapat noda yang terlihat, dan bukan karena kebutuhan untuk menjaga kebersihan. Akibatnya, bau tak sedap menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari di istana, menciptakan suasana yang tidak nyaman bagi penghuni dan tamu yang berkunjung.
BAB Sembarangan di Dalam Istana

Selain itu, salah satu masalah utama yang dihadapi istana-istana di Eropa pada Abad Pertengahan adalah kurangnya fasilitas sanitasi yang memadai. Sebagian besar istana tidak dilengkapi dengan kamar mandi atau sistem pembuangan limbah yang efektif.
Hal ini menyebabkan kotoran dan urin ada di lorong-lorong istana, dibuang sembarangan. Banyak anggota istana buang air kecil dan besar sembarangan di tangga, lorong, atau perapian Istana.
Dalam laporan yang diterima pada tahun 1675, di Istana Louvre, Prancis, hampir di setiap tangga besar dan di belakang pintu, hampir ada banyak kotoran manusia yang berakibat pada bau busuk yang menyeruak.
Selain itu, kotoran manusia dan hewan sering dibuang sembarangan, bahkan dari jendela, menyebabkan penumpukan kotoran di sekitar istana. Bau busuk yang ditimbulkan oleh tumpukan kotoran dan sampah organik menjadi masalah umum yang tidak dapat dihindari.
Masalah ini diperparah oleh kenyataan bahwa banyak istana dibangun di lokasi yang tidak memiliki akses mudah ke sumber air bersih. Hal ini membuat penghuni istana kesulitan untuk menjaga kebersihan diri dan lingkungan mereka.
Selain itu, kebiasaan masyarakat pada masa itu yang menganggap mandi sebagai hal yang tidak perlu juga berkontribusi pada kondisi yang semakin buruk.