Kebiasaan Buruk Anak Muda Penyebab Terkena Penyakit Stroke, Sering Diabaikan
Stroke bukan hanya masalah orang tua, faktor risiko pada usia muda seringkali diabaikan dan perlu diwaspadai.

Stroke, suatu kondisi medis serius, kini semakin sering menyerang generasi muda. Meskipun penyakit ini lebih umum terjadi pada lansia, data menunjukkan peningkatan signifikan kasus stroke pada individu berusia 30 hingga 40 tahun di Indonesia.
"Faktor yang berkontribusi terhadap peningkatan risiko stroke pada usia muda adalah gaya hidup yang kurang sehat," kata Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Neurologi Indonesia (Perdosni), Dodik Tugasworo.
Banyak faktor risiko yang sering diabaikan oleh kalangan muda, mulai dari kebiasaan sehari-hari hingga kondisi medis yang tidak terdiagnosis. Pola makan yang tidak sehat, kurangnya aktivitas fisik, dan kebiasaan merokok adalah beberapa di antaranya.
Sementara itu, stres yang tinggi akibat tuntutan hidup juga berperan dalam meningkatkan risiko stroke.
Mengidentifikasi dan memahami faktor-faktor ini sangat penting untuk pencegahan dini. Dengan pemeriksaan kesehatan secara teratur, individu dapat mendeteksi dan mengelola risiko stroke sebelum terlambat.
Faktor Gaya Hidup yang Meningkatkan Risiko Stroke

Pola hidup yang tidak sehat adalah salah satu penyebab utama meningkatnya risiko stroke di kalangan usia muda. Beberapa faktor gaya hidup yang perlu diperhatikan meliputi:
- Pola Makan Tidak Sehat: Konsumsi makanan tinggi lemak jenuh, kolesterol, dan garam secara berlebihan dapat meningkatkan risiko stroke. Kurangnya asupan serat dan nutrisi penting juga berkontribusi terhadap masalah ini.
- Kurangnya Aktivitas Fisik: Gaya hidup sedentari meningkatkan risiko obesitas, hipertensi, dan diabetes. Kebiasaan ini sering diabaikan, dianggap sebagai masalah estetika, bukan ancaman kesehatan serius.
- Merokok: Kebiasaan merokok merusak pembuluh darah dan meningkatkan risiko pembekuan darah. Meskipun banyak yang mengetahui bahaya merokok, dampaknya terhadap stroke seringkali diremehkan.
Selain itu, konsumsi alkohol yang berlebihan dapat meningkatkan tekanan darah dan kadar trigliserida, berkontribusi pada risiko stroke. Stres kronis, yang sering dianggap sebagai bagian normal dari kehidupan, juga dapat memicu peningkatan tekanan darah dan memicu serangan stroke. Penggunaan obat-obatan terlarang, seperti amfetamin dan kokain, secara signifikan meningkatkan risiko stroke, seringkali tidak disadari oleh pengguna.
Faktor Kondisi Medis yang Perlu Diwaspadai
Selain gaya hidup, beberapa kondisi medis juga menjadi faktor risiko stroke yang sering kali tidak terdiagnosis. Di antara faktor-faktor ini adalah:
- Hipertensi: Merupakan faktor risiko utama stroke, bahkan pada usia muda. Seringkali tidak bergejala, sehingga banyak yang tidak menyadari mereka menderita hipertensi.
- Dislipidemia: Kolesterol tinggi dapat menyumbat arteri dan menghambat aliran darah ke otak. Penumpukan kolesterol sering dianggap sepele, padahal dapat berakibat fatal.
- Diabetes Melitus: Kadar gula darah yang tidak terkontrol merusak pembuluh darah dan meningkatkan risiko stroke secara signifikan.
Penyakit jantung, seperti penyakit katup jantung dan gangguan irama jantung, juga meningkatkan risiko stroke. Selain itu, kondisi seperti kelainan pembekuan darah dapat menyebabkan darah lebih mudah menggumpal dan menyumbat pembuluh darah di otak.
Migrain dengan aura merupakan faktor risiko yang perlu diperhatikan, karena dapat meningkatkan risiko stroke iskemik.
Faktor Unik yang Meningkatkan Risiko Stroke di Usia Muda

Beberapa faktor unik juga berkontribusi terhadap meningkatnya risiko stroke pada usia muda. Di antaranya adalah:
- Patens Foramen Ovale (PFO): Suatu lubang kecil di antara serambi jantung yang dapat memungkinkan pembekuan darah masuk ke otak.
- Kehamilan dan Masa Nifas: Meningkatkan risiko stroke sumbatan, terutama pada trimester ketiga hingga 6 minggu pasca persalinan. Penggunaan kontrasepsi hormonal juga berpotensi meningkatkan risiko.
- Penyakit Genetik: Beberapa kelainan genetik, seperti penyakit Fabry dan sindrom Marfan, dapat meningkatkan risiko stroke. Riwayat keluarga dengan stroke juga menjadi faktor yang signifikan.
"Tren stroke pada usia muda cenderung meningkat di banyak negara, termasuk Indonesia," menurut Dodik,
Hal ini menunjukkan pentingnya kesadaran akan faktor risiko yang ada, dan perlunya tindakan pencegahan yang lebih proaktif.
Pentingnya Deteksi Dini dan Pencegahan Stroke
Deteksi dini dan pengelolaan faktor risiko stroke sangat penting, terutama pada usia muda. Pemeriksaan kesehatan secara teratur dapat membantu individu mendeteksi risiko yang mungkin tidak disadari.
Jangan mengabaikan gejala-gejala yang mungkin mengindikasikan stroke, seperti kelemahan pada satu sisi tubuh, kesulitan berbicara, atau gangguan penglihatan.
Semakin cepat stroke dideteksi dan ditangani, semakin besar kemungkinan pemulihan yang baik. Sebagai langkah pencegahan, perubahan gaya hidup yang sehat, seperti pola makan seimbang, olahraga teratur, dan pengelolaan stres, sangat dianjurkan.