Bahaya Menonton Video Pendek di Media Sosial: Ancaman terhadap Attention Span dan Konsentrasi Kita
Tren video pendek di TikTok dan Reels mengancam rentang perhatian, terutama pada anak-anak, yang berdampak pada kemampuan konsentrasi dan proses belajar.

Di era digital yang serba cepat ini, kita dibanjiri oleh konten-konten video pendek. Platform seperti TikTok dan Instagram Reels menawarkan hiburan instan dengan durasi singkat, umumnya antara 15 detik hingga 1 menit. Namun, di balik kemudahan akses dan kepuasan sesaat, terdapat ancaman yang mengintai: penurunan rentang perhatian (attention span) kita. Fenomena ini tidak hanya memengaruhi produktivitas, tetapi juga kesehatan mental, terutama pada anak-anak yang otaknya masih dalam tahap perkembangan.
Bagaimana video pendek dapat memengaruhi attention span? Sederhananya, otak kita beradaptasi dengan pola rangsangan cepat yang ditawarkan video-video tersebut. Kita terbiasa dengan informasi yang disajikan secara singkat, padat, dan langsung. Algoritma platform media sosial juga dirancang untuk membuat kita terus menonton, menciptakan siklus konsumsi konten yang sulit dihentikan. Akibatnya, kemampuan kita untuk fokus pada tugas yang membutuhkan konsentrasi jangka panjang, seperti membaca buku atau menyelesaikan pekerjaan kompleks, menjadi terganggu. Kita menjadi lebih mudah teralihkan dan kehilangan fokus.
Dampaknya meluas, tidak hanya pada kemampuan konsentrasi, tetapi juga pada kemampuan mengingat dan memproses informasi yang lebih kompleks. Sebuah studi yang dipublikasikan di jurnal Journal of the American Medical Association (JAMA) (tahun dan judul studi harus dilengkapi) menemukan bahwa waktu yang dihabiskan untuk menonton video pendek berkorelasi dengan penurunan skor pada tes kognitif. Ini menunjukkan bahwa kebiasaan menonton video pendek secara berlebihan dapat memengaruhi kemampuan kognitif kita secara signifikan. Anak-anak, yang otaknya masih berkembang, menjadi kelompok yang paling rentan terhadap dampak negatif ini.
Ancaman Terhadap Konsentrasi dan Proses Belajar
Dokter spesialis jiwa dari Rumah Sakit Hermina Bitung, dr. Julian Raymond Irwen SpKJ, mengungkapkan kekhawatirannya tentang dampak negatif video pendek terhadap perkembangan anak. Beliau menuturkan, "Durasi singkat dan perubahan visual yang cepat pada video pendek menyebabkan hyperstimulasi pada anak. Kondisi ini mengganggu kemampuan fokus mereka, yang sangat krusial dalam proses pembelajaran." Anak yang terbiasa dengan stimulasi tinggi akan kesulitan berkonsentrasi pada satu objek dalam waktu lama, seperti saat mengikuti pelajaran di sekolah atau membaca buku. Mereka mungkin tampak sering menoleh ke kanan dan kiri saat diajak bicara, menunjukkan kurangnya fokus.
Lebih lanjut, dr. Irwen menjelaskan bahwa kebiasaan menonton video pendek dapat menyebabkan anak mengalami kesulitan dalam mengatur emosi dan perilaku. Mereka mungkin menjadi lebih impulsif, mudah frustrasi, dan sulit mengikuti instruksi. Hal ini tentu saja akan berdampak negatif pada prestasi akademik mereka dan juga perkembangan sosial-emosional mereka secara keseluruhan. Tidak hanya itu, penelitian lain menunjukkan bahwa paparan berlebihan terhadap video pendek dapat mengganggu tidur anak, yang pada gilirannya dapat memengaruhi konsentrasi dan kemampuan belajar mereka.
Kesimpulannya, video pendek dapat menjadi ancaman serius bagi minat belajar anak. Orang tua perlu berperan aktif dalam mengawasi dan membatasi waktu penggunaan gadget anak, serta memilih konten yang sesuai usia dan edukatif. Komunikasi dan edukasi yang baik antara orang tua dan anak tentang penggunaan media sosial juga sangat penting.

Dampak terhadap Produktivitas dan Kesehatan Mental
Tidak hanya anak-anak, orang dewasa pun rentan terhadap dampak negatif video pendek. Mengutip Better Up (14 Februari 2025), kemampuan untuk berkonsentrasi pada tugas yang sedang dikerjakan sangat penting untuk meningkatkan performa kerja. Namun, dengan popularitas aplikasi media sosial dan smartphone, banyak orang yang mengalami short attention span. Notifikasi yang terus-menerus lebih menarik perhatian kita, sampai melupakan aktivitas yang penting.
Selain mengganggu konsentrasi, attention span yang semakin pendek juga dapat memengaruhi kesehatan mental. Kita mungkin merasa kesepian atau panik jika tidak bisa segera membalas pesan atau mengecek gawai. Ini menunjukkan betapa ketergantungan kita pada rangsangan instan dari video pendek telah menciptakan siklus yang sulit diputus dan berdampak negatif pada kesejahteraan mental kita.
Lebih lanjut, penelitian menunjukkan bahwa kebiasaan menonton video pendek yang berlebihan dapat menyebabkan gangguan tidur, kelelahan, dan bahkan depresi. Hal ini dikarenakan otak kita terus-menerus dibombardir dengan rangsangan visual dan informasi yang cepat berganti, sehingga sulit untuk rileks dan mendapatkan istirahat yang cukup. Kurangnya istirahat yang cukup dapat menurunkan produktivitas dan kemampuan konsentrasi kita.
Mencari Keseimbangan: Tips Mengelola Konsumsi Video Pendek
Meskipun video pendek dapat memberikan dampak negatif, bukan berarti kita harus menghindari sepenuhnya. Kuncinya adalah keseimbangan. Berikut beberapa tips untuk mengelola konsumsi video pendek agar tidak mengganggu attention span dan produktivitas:
Dengan manajemen waktu yang baik dan kesadaran akan dampaknya, kita dapat menikmati hiburan dari video pendek tanpa mengorbankan kemampuan konsentrasi dan produktivitas kita. Ingatlah bahwa keseimbangan adalah kunci untuk hidup sehat dan produktif di era digital ini.