Ganjar soal Isu Matahari Kembar: Dalam Pemerintahan Hanya Satu Presiden
Ganjar menegaskan, tidak boleh ada matahari kembar dalam suatu pemerintahan.

Ketua DPP PDIP, Ganjar Pranowo ikut menanggapi isu matahari kembar setelah sejumlah menteri Presiden Prabowo sowan ke kediaman Presiden ke-7 RI Joko Widodo di momen Lebaran Idulfitri 2025. Menurutnya, kunjungan itu adalah hal yang biasa saja.
Dia juga menyebut, pernyataan Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Sakti Wahyu Trenggono dan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin yang menyebut kunjungan tersebut karena Jokowi masih 'bosnya' hanyalah kelakar.
"Kalau kemudian konteksnya kemarin orang datang bersilaturahmi, biasa saja, orang menyebut bos ya, saya kira itu kelakar karena pengusaha yang menyebut itu. Terbiasa seperti itu," kata Ganjar di kantor DPP PDIP, Jakarta Pusat, Sabtu (26/4).
Ganjar tidak ingin mempersoalkan silaturahmi para menteri Prabowo ke rumah Jokowi. Dia hanya menekankan perlunya kehadiran seorang pemimpin untuk mengendalikan negara.
“Pasti presiden harus segera mengendalikan bahwa siapapun yang ada di republik ini," ucapnya.
Tidak Boleh Ada Matahari Kembar
Mantan Gubernur Jawa Tengah ini menegaskan, tidak boleh ada matahari kembar dalam suatu pemerintahan. Pemerintahan hanya dikendalikan satu pemimpin.
"Dalam pemerintah hanya satu presiden itu. Maka kembar-kembar itu nggak boleh ada, toh asumsi-asumsi atau nasir-nasir ada saya kira segera harus diambil alih," ucap dia.
Menteri Prabowo Sebut Jokowi Bos
Sebelumnya, Menkes Budi Gunadi Sadikin dan Menteri KKP Sakti Wahyu Trenggono menemui Jokowi di kediamannya di Jalan Kutai Utara 1, Kelurahan Sumber, Kecamatan Banjarsari, Kota Solo, Jumat (11/4).
"Ini silahturahmi, karena Pak Jokowi kan bosnya saya. Jadi saya sama ibu mau silahturahmi mohon maaf lahir dan batin," kata Budi.
Dalam kunjungan tersebut, Budi mendoakan kesehatan dan umur panjang untuk Jokowi dan Iriana.
"Juga mendoakan supaya Pak Presiden dan Ibu itu sehat, karena masih jadi Menteri Kesehatan kan. Kalau Pak Jokowi sehat kayak gini kita senang, apalagi kalau Pak Jokowi umurnya sampai 80, 90, 100 insya Allah, kita lebih senang lagi. Artinya Menteri Kesehatannya berhasil, sukses," sambungnya.
Budi juga mengaku mendapat sejumlah masukan dari Jokowi, terutama soal pentingnya menjaga kesehatan seluruh rakyat Indonesia.
"Pak Jokowi titipnya itu kesehatan rakyat jangan dilupakan, jangan hanya presidennya saja yang dijagain. Jadi 280 juta masyarakat Indonesia itu mesti dijaga kesehatannya, kebetulan ada cek kesehatan gratis," jelasnya.
Senada dengan Budi, Menteri Sakti Wahyu Trenggono juga menyebut Jokowi masih sebagai bosnya. Dia menegaskan kunjungannya hanya untuk silaturahmi.
"Silaturahmi sama bekas bos saya, sekarang masih bos saya," ungkap Trenggono.
Trenggono juga menyampaikan bahwa dalam pertemuan itu dia banyak membahas persoalan kesehatan dan menerima arahan dari Jokowi.