Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Menjaga Warna-warni Kultur Betawi di Balai Budaya Condet

Menjaga Warna-warni Kultur Betawi di Balai Budaya Condet

Menjaga Warna-warni Kultur Betawi di Balai Budaya Condet

Sudah hampir tiga dekade Balai Budaya Condet berdiri

Sudah hampir tiga dekade Balai Budaya Condet berdiri. Sejak awal pendiriannya, balai budaya ini sempat berganti nama. Kini, Balai Budaya Condet menjadi tempat kongko-kongko para seniman lokal yang memamerkan karya dan pertunjukan Betawinya kepada masyarakat luas.

Cecep Saefudin, Kepala Pengelola Balai Budaya Condet menguraikan tentang asal muasal terbentuknya gedung ini. Cecep menyebut, sejak tahun 1990-an bernama Laboratorium Tari dan Karawitan Condet, laboratorium ini diciptakan sebagai jawaban dari usaha pelestarian budaya Betawi dari pemerintah daerah kala itu.

"Sebenarnya didirikan tahun 90an, dulu namanya itu gedung laboratorium tari dan karawitan condet, fungsinya itu dulu untuk menciptakan kesenian dan tradisi, semacam bengkelnya seni budaya di sini. Kita buat laboratorium karya tari, karya musik itu di sini," beber Cecep saat ditemui merdeka.com, Rabu (25/10).

Menjaga Warna-warni Kultur Betawi di Balai Budaya Condet

Merdeka.com mengamati balai kongko-kongko seniman lokal itu. Hasilnya, sedang ada renovasi masif yang dilakukan Dinas Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta, dahulu dipegang Dinas Pariwisata. Antara lain; melebarkan lahan terbuka di depan balai, merenovasi bangunan, penambahan ornamen khas Betawi, hingga pengecatan ulang balai.

Menjaga Warna-warni Kultur Betawi di Balai Budaya Condet
Menjaga Warna-warni Kultur Betawi di Balai Budaya Condet

Upaya renovasi ini dilakukan demi memberi sentuhan relik-relik kehidupan budaya Betawi di tengah gerusan zaman.

Dahulu, Gedung Laboratorium Tari dan Karawitan ada di bawah unit pengelola (UP) Gedung Pertunjukan DKI Jakarta yang masing-masing membawahi empat gedung, Gedung Kesenian Jakarta, Gedung Wayang Orang Bharata, Gedung Miss Tjitjih, dan Gedung Taman Benyamin Sueb.

Menjaga Warna-warni Kultur Betawi di Balai Budaya Condet

"Gedung ini sebelum berubah nama sebenarnya fungsinya melayani seluruh kegiatan masyarakat yang ingin beraktivitas di gedung ini. Tapi karena tahun 2019-2020 pandemi, itu tetap kita layani untuk teman-teman seniman dengan mengurangi kerumunan," ujar Cecep.

Menjaga Warna-warni Kultur Betawi di Balai Budaya Condet

Dengan nama Gedung Laboratorium Tari dan Karawitan Condet, sebenarnya tidak ada sinergi dengan lingkungan. lanjut Cecep, ketika dia berbincang dengan tokoh masyarakat setempat, mereka mengatakan nama laboratorium cenderung asing, atas hal itu pihak pengelola dan masyarakat sepakat mengubah nama gedung tersebut.

"Gedungnya sudah agak asing dan itu langsung kita ubah namanya dengan kesepakatan warga. Diputuskanlah namanya Gedung Balai Budaya Condet. Semua warga, semua aktivitas berkesenian di sini," paparnya.


Cecep menerangkan, kegiatan pembenahan sedari bulan Agustus 2023 ini dilakukan untuk mempercantik area kawasan kampung budaya Condet. Kata dia, melestarikan budaya Betawi merupakan suatu kewajiban, keberadaan balai ini memang dikhususkan untuk seniman-seniman yang bernafas Betawi.

Menjaga Warna-warni Kultur Betawi di Balai Budaya Condet

"Kami selalu mempertahankan dan mengembangkan budaya Betawi, karena itu amanah dari Perda. Sementara, keberadaannya itu sekarang sangat terpinggirkan. Mungkin bagi sebagian orang menganggap kebudayaan Betawi terpinggirkan, tapi kami enggak seperti itu. Budaya Betawi itu udah melekat di sini, budaya Betawi masih eksis," terangnya.

Bangunan yang memiliki luas 1.200 meter persegi itu memiliki sejumlah ruangan, di aula utama digunakan untuk pelbagai latihan kesenian yang memiliki waktu terbatas. Kalau ruangan di belakang gedung dipakai untuk menyimpan alat-alat kesenian, di area berundak depan untuk kegiatan yang sifatnya bisa digunakan pada malam hari.

Menjaga Warna-warni Kultur Betawi di Balai Budaya Condet

Sebelum direnovasi, masyarakat sekitar sering memakai balai tersebut untuk kegiatan musik, teater, atau tari. Salah satu latihan musik yang masih aktif di sini yakni musik arumba.

Wajah Baru Balai Budaya Condet

Pusat kebudayaan Betawi Balai Budaya Condet tengah merenovasi sejumlah bangunan. Kegiatan renovasi tersebut berkat kolaborasi antara Dinas Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta dengan PT ICI Paints Indonesia (Dulux).

Dilaksanakan pada bulan Agustus 2023 lalu, PT ICI Paints Indonesia menggarap proyek pembenahan gedung kesenian yang telah berusia tiga dekade itu. Dulux Indonesia bekerja sama dengan berbagai pihak terkait upaya melestarikan budaya di Jakarta melalui program Let's Colour. Dipilihlah Balai Budaya Condet Jakarta.

Cecep menyambut baik adanya kolaborasi dari pihak Dulux Indonesia, sebab gedung kesenian menjadi prioritasnya. Cecep mengaku bangga dengan proyek kolaborasi yang sangat memperhatikan Balai Budaya Condet Jakarta.

Menjaga Warna-warni Kultur Betawi di Balai Budaya Condet

"Ini menjadi kebanggaan bagi kami ya dengan adanya kolaborasi seperti ini, ternyata perusahaan yang udah punya 'nama' sangat memperhatikan kesenian-kesenian seperti ini, salah satunya kita di balai budaya ini mendapat perhatian. Salah satunya dipandu untuk pengecatan ini," papar Cecep.

Menjaga Warna-warni Kultur Betawi di Balai Budaya Condet

Cecep menerangkan, program kolaborasi dua instansi tersebut didorong oleh tokoh lakon Betawi, Maudy Koesnaedi. Penjajakan kolaborasi akhirnya berhasil, dan langsung eksekusi di tempat.

"Dari pihak Dulux datang ke sini. Kami sempet kaget, kok Dulux tahu kita lagi merenovasi ini, ternyata disitu ada kerja sama dengan seniman Betawi, siapa namanya itu pacarnya si Doel... Maudy Koesnaedi," katanya.

Adapun, Dulux Indonesia menyumbangkan catnya untuk bangunan di luar gedung seperti tembok pagar. Di dalam gedung Dulux juga berkontribusi memberikan cat terbaiknya.

"Pokoknya yang ngecat ini semua Dulux, dari mulai pagar, bangunan luar gedung, sampai dalamnya juga Dulux yang ngecat," ucap Cecep.

Warga Kecamatan Balekambang, Condet, Dimas (27) menyambut baik renovasi bangunan yang melahirkan banyak seniman Betawi itu, menurutnya hal itu diperlukan demi menjaga nama baik Betawi di mata nasional. Kata dia, kesenian mesti dijaga eksistensinya hingga kapanpun.

Menjaga Warna-warni Kultur Betawi di Balai Budaya Condet
Menjaga Warna-warni Kultur Betawi di Balai Budaya Condet

"Bagus banget sih, menurut saya ini langkah yang emang mestinya dilakukan dinas terkait untuk bantu pelestarian budaya Betawi," kata Dimas.

Cecep menjelaskan, biasanya tradisi Betawi di Condet, ketika ada kegiatan, pihaknya selalu mengundang dan melibatkan warga. Karena di setiap kegiatan selalu mengadakan selamatan atau kendurian.

Pihaknya menyebut, Balai Budaya Condet akan dilaunching kembali pada tanggal 11 November mendatang, di antaranya akan mengundang Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (wamenparekraf) Angela Tanoesoedibjo dan petinggi PT ICI Paints Indonesia.

"Launching kira-kira tanggal 11 November, Insyaallah dari pihak kementerian pariwisata dan ekonomi kreatif (kemenparekraf) akan datang, ibu wakil menteri parekraf akan datang," sebut Cecep.

Reporter magang: Fandra Hardiyon

Kiai NU: Mahfud MD Kader NU Kultural, Tak Diragukan Lagi
Kiai NU: Mahfud MD Kader NU Kultural, Tak Diragukan Lagi

Mahfud MD sempat gagal jadi cawapres karena dianggap tidak mewakili NU.

Baca Selengkapnya
Berawal dari Pengalaman Kultural, Ini Cerita Asal Mula Terciptanya Wayang Papua
Berawal dari Pengalaman Kultural, Ini Cerita Asal Mula Terciptanya Wayang Papua

Untuk cerita sendiri, Lejar mengambil cerita yang mengangkat nilai-nilai budaya Papua.

Baca Selengkapnya
Menkumham: Tinggalkan Kultur Feodal dalam Pelayanan Publik
Menkumham: Tinggalkan Kultur Feodal dalam Pelayanan Publik

Yasonna meminta budaya feodal dalam melayani masyarakat agar ditinggalkan.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Hasil Akulturasi Budaya, Ini Kisah Batik Lasem yang Terancam Punah
Hasil Akulturasi Budaya, Ini Kisah Batik Lasem yang Terancam Punah

Anak muda zaman sekarang cenderung tidak tertarik untuk menjadi seorang pembatik

Baca Selengkapnya
Kronologi 3 Warga Tewas Ditembak KKB Jelang HUT RI Ke-78
Kronologi 3 Warga Tewas Ditembak KKB Jelang HUT RI Ke-78

Sebelum ditembak, ketiga korban diduga disiksa oleh KKB

Baca Selengkapnya
Babak Baru Gugatan Batas Usia Capres Cawapres, Hakim MK: Kepentingan Siapa?
Babak Baru Gugatan Batas Usia Capres Cawapres, Hakim MK: Kepentingan Siapa?

Uji materil ini dilayangkan mahasiswa Unusia bernama Brahma Aryana

Baca Selengkapnya
Kajari Bondowoso Ditetapkan Tersangka dan Diduga Terima Suap Rp475 Juta Penanganan Proyek Holtikultura
Kajari Bondowoso Ditetapkan Tersangka dan Diduga Terima Suap Rp475 Juta Penanganan Proyek Holtikultura

KPK tetapkan empat tersangka terkait OTT di Bondowoso

Baca Selengkapnya
Kata Gen Z soal Kriteria Idaman Presiden 2024
Kata Gen Z soal Kriteria Idaman Presiden 2024

Generasi Z atau Gen Z mendominasi dalam pemilu tahun depan, namun ada beberapa kriteria pemimpin yang menjadi catatan mereka.

Baca Selengkapnya
LSI: Prabowo-Gibran Didukung NU Kultural dan Anak Muda
LSI: Prabowo-Gibran Didukung NU Kultural dan Anak Muda

"Pasangan Prabowo dan Gibran hingga saat ini masih mendapat dukungan dari NU kultural dan generasi muda," kata Hanggoro Doso.

Baca Selengkapnya