Duduk Perkara Guru Diketapel Orang Tua Murid hingga Mata Buta
Korban dianiaya orang tua murid usai menegur siswa merokok di lingkungan sekolah.
Korban dianiaya orang tua murid usai menegur siswa merokok di lingkungan sekolah.
Nasib tragis dialami Zaharman (58), seorang guru SMAN 7 Rejang Lebong, Bengkulu. Zaharman korban dianiaya orang tua murid hingga mata nyaris buta. Penganiayaan itu dipicu korban menegur siswa merokok di lingkungan sekolah. Orang tua murid yang mendapat laporan dari anaknya lantas mendatangi sekolah dan menganiaya guru olahraga tersebut. "Penyebabnya guru tersebut mendapati seorang siswanya merokok di dalam lingkungan sekolah, kemudian menindak murid yang merokok ini dan selanjutnya pulang ke rumah dan memanggil orang tuanya," kata Kapolsek Padang Ulak Tanding (PUT) Iptu Hengky Noprianto di Mapolres Rejang Lebong, Kamis (3/8).
Kronologi penganiayaan itu berawal ketika orang tua murid berinisial AJ datang ke SMAN 7 Rejang Lebong dan berkata petugas satpam jika anaknya dipukul oleh korban. Kemudian satpam berupaya melerai pelaku yang saat itu mengeluarkan pisau dan ketapel langsung masuk ke dalam sekolah. Pelaku AJ yang merupakan orang tua dari murid PDM (16) ini bertemu dengan korban Zaharman langsung mengarahkan ketapel ke arah korban dan mengenai mata korban. Pelaku yang melihat korban berdarah selanjutnya langsung lari keluar sekolah.
"Saat ini guru yang menjadi korban penganiayaan itu sedang menjalani perawatan dan rencananya akan menjalani operasi di rumah sakit AR Bunda Kota Lubuklinggau, Sumsel. Guru ini mengalami luka akibat terkena lemparan batu dari sejenis ketapel," kata Hengky.
Kasus penganiayaan itu kemudian diusut polisi. Sejumlah saksi telah diperiksa dan akan memintai keterangan korban untuk menangkap terduga pelaku penganiayaan. Berdasarkan informasi yang diterima polisi dari lapangan, jika PDM (16) siswa SMAN 7 Rejang Lebong yang kedapatan merokok di sekolah itu sudah sering melakukan kesalahan sehingga mendapatkan teguran dari pihak sekolah.
Dikbud Bengkulu memberikan pendampingan terhadap guru SMA Negeri 7 Kabupaten Rejang Lebong yang diduga menjadi korban penganiayaan orang tua murid, Zaharman (58). Kepala Dikbud Bengkulu Saidirman usai menjenguk Zaharman (58) mengatakan, aktivitas belajar mengajar di sekolah itu untuk sementara waktu diliburkan. "Trauma akibat kejadian ini bukan hanya dialami oleh guru yang menjadi korban tetapi juga guru-guru lainnya yang ada di sekolah itu. Kita sudah menyiapkan beberapa langkah untuk membantu mengatasi trauma korban dan para guru tersebut," kata dia.
Disbud Bengkulu sudah menyiapkan beberapa langkah untuk membantu mengatasi trauma korban dan para guru tersebut. Disbud Bengkulu memberikan pendampingan kepada korban dan para guru lainnya serta akan melakukan rapat koordinasi dengan para orang tua atau wali murid di SMAN 7 Rejang Lebong yang terletak di Jalan Lintas Curup-Lubuklinggau, tepatnya di Desa Simpang Beliti, Kecamatan Binduriang itu. Dengan adanya rapat koordinasi ini dia berharap nantinya bisa menciptakan rasa aman dan nyaman terhadap guru-guru di SMAN 7 Rejang Lebong sehingga aktivitas belajar mengajar kembali bisa berjalan seperti sebelumnya.
Ketua PGRI Provinsi Bengkulu Haryadi yang ikut membesuk korban menyampaikan duka atas kejadian yang dialami korban sehingga membuat mata bagian sebelah kanannya menjadi cacat permanen. PGRI Bengkulu sudah berkoordinasi dengan Kapolda Bengkulu dan polisi dapat mengusutnya hingga tuntas serta menangkap pelakunya. Dia berharap kejadian serupa tidak terjadi lagi, dan keberadaan guru di mana saja hendaknya diberikan perlindungan kepada mereka yang dengan tulus mengabdi untuk kualitas hidup masyarakat.
Tak mau sekolah, bocah tersebut justru tak mempan dinasehati orangtua hingga guru. Buntutnya, prajurit TNI turun tangan.
Baca SelengkapnyaHeru langsung bertanya kepada anak-anak kenapa berada di luar sekolah saat jam pelajaran sambil membagikan pensil warna.
Baca SelengkapnyaMenurut Ganjar, pendidikan merupakan hal yang utama untuk masyarakat lebih maju.
Baca SelengkapnyaBukannya naik darah, sang guru pun justru 'memandori'. Sosok si guru tersebut malah jadi sorotan publik.
Baca SelengkapnyaSeorang siswa sekolah menengah pertama di Luwu Utara (Lutra) memukul guru dan temannya karena tak terima ditegur.
Baca SelengkapnyaPungutan atau infak pembangunan musala itu dilakukan pada tahun 2022. Dari total 534 siswa, 460 di antaranya sudah membayar.
Baca SelengkapnyaTak hanya siswa, para guru yang datang terlambat juga tidak diizinkan masuk ke sekolah.
Baca SelengkapnyaPara siswa SD di Kota Padang, Sumatera Barat bahu-membahu bersama guru menjemur buku yang basah akibat banjir yang melanda sekolah mereka.
Baca SelengkapnyaSaat ini, kepolisian sudah berkoordinasi ke Bapas, Dinas Sosial, juga Perlindungan Perempuan dan Anak dan ke psikolog untuk tahu latar belakang pelaku.
Baca Selengkapnya