10 Hari Operasi Modifikasi Cuaca, Bagaimana Kondisi Curah Hujan di Jabar Jelang Arus Mudik?
Periode 11-20 Maret, total 100 ton garam telah disemai menggunakan tiga pesawat dari Lanud Husein Sastranegara.

Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) yang dilakukan dalam kurun kurun waktu 11 - 20 Maret berhasil menurunkan curah hujan secara signifikan. Tim Gabungan yang terdiri dari BMKG, BPBD, TNI AU telah menyemai 100 ton garam khusus menggunakan tiga pesawat dari Lanud Husein Sastranegara.
Menurut Plt Kepala Pelaksana BPBD Jabar Anne Hermadiane Adnan mengatakan pesawat telah melakukan 111 misi (sortie) dengan total jam terbang selama 198 jam 43 menit. Selama pelaksanaan OMC curah hujan dalam kategori lebat - sangat lebat - ekstrem menurun signifikan 47 persen - 96 persen, jika dibandingkan periode sebelum OMC.
Berdasarkan perbandingan terhadap prakiraan hujan harian, maka terindikasi bahwa curah hujan aktual selama OMC berlangsung di menurun 40 persen. Prakiraan curah hujan di dasarian III Maret 2025 untuk wilayah Jawa Barat cenderung berada dalam kategori menengah - tinggi atau dalam rentang 50 — 300 mm/10 hari.
Sebagian area yang masih berada dalam prakiraan curah hujan tinggi ada di sebagian timur seperti Majalengka, Sumedang, Kuningan dan sebagian Kabupaten Cirebon. Kondisi tersebut menurun dibandingkan kondisi selama dasarian I dan II Maret 2025.
Anne mengingatkan, OMC merupakan solusi jangka pendek. "Tapi reliable dalam konteks penanggulangan bencana hidrometeorologi," pungkasnya.
Modifikasi Cuaca Turunkan Potensi Bencana
Terpisah, Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengatakan, OMC telah berakhir pada Kamis (20/3) kemarin. Selama periode OMC yang lebih dulu dilakukan BNPN pada tanggal 4-20 Maret, tim OMC BNPB mencatat total penerbangan pesawat penabur carravan PK-SNM sebanyak 56 sorti dengan 113 jam dan 48 menit waktu terbang.
"Total bahan semai yang yang digunakan selama operasi terdiri dari 4.000 kg kalsium oksida (CaO) dan 52.000 kg natrium klorida (NaCl)," katanya.
Meskipun dalam masa pelaksanaan modifikasi cuaca beberapa wilayah Jabodetabek tetap diguyur hujan, namun potensi risiko dampak bencana dikatakannya dapat dikurangi.
Mengacu catatan BPBD Provinsi Daerah Khusus Jakarta, OMC telah menurunkan dampak bencana dari sebanyak 10.626 jiwa terdampak pada dasarian pertama Maret 2025, menjadi 721 jiwa terdampak pada dasarian kedua Maret 2025 walaupun jumlah kejadian bencana karena cuaca ekstrem meningkat 57%.
"Berdasarkan prakiraan cuaca BMKG, prospek cuaca pada dasarian ketiga Maret 2025 untuk wilayah Provinsi Daerah Khusus Jakarta dan Jawa Barat terpantau potensi hujan ringan hingga sedang," ungkapnya.
BNPB mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi basah dengan melakukan pembersihan drainase, perbaikan dan pemeliharaan tanggul.
Selanjutnya, mempersiapkan tas siaga bencana, melakukan evakuasi ke tempat yang lebih aman ketika terjadi hujan deras lebih dari satu jam dan jarak pandang (feasibility) kurang dari 100 meter.
"Waspadai potensi gempa susulan, ikuti informasi yang dapat dipertanggungjawabkan dan instruksi dari pihak berwenang," pungkasnya.