Tidak hanya BYD, pabrik VinFast juga Pernah Diganggu Preman dari Ormas
Pembangunan pabrik BYD di Subang, Jawa Barat terhambat oleh tindakan premanisme yang dilakukan oleh oknum dari organisasi masyarakat.

Pembangunan pabrik BYD di Subang, Jawa Barat mengalami kendala akibat tindakan premanisme yang dilakukan oleh segelintir oknum dari organisasi masyarakat (Ormas). Berbagai pihak telah melaporkan hal ini, termasuk Wakil Ketua MPR RI, Eddy Soeparno.
Ketua Umum Periklindo, Moeldoko, menyatakan bahwa masalah premanisme ini tidak hanya menimpa perusahaan asal China tersebut, tetapi juga terjadi pada merek asal Vietnam, VinFast.
"Bukan hanya BYD, saya juga pernah mendapat laporan dari VinFast mengenai gangguan-gangguan saat pembangunan pabriknya. Saya sudah bantu komunikasikan langsung ke wilayah setempat," ungkap mantan Panglima TNI ini saat ditemui di Kemayoran, Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu.
Moeldoko menambahkan bahwa dalam kondisi ekonomi saat ini, baik di Indonesia maupun secara global, sangat penting bagi semua pihak untuk menciptakan suasana investasi yang kondusif bagi para investor yang beroperasi di Tanah Air.
"Semua masyarakat Indonesia harus menciptakan iklim investasi yang baik, jangan sampai pengangguran makin banyak," tegas Moeldoko.
Selain itu, mantan Kepala Staf Kepresidenan Joko Widodo ini juga menekankan bahwa jika investor memilih untuk meninggalkan Indonesia karena kurangnya jaminan keamanan dari tindakan premanisme, maka angka pengangguran berpotensi meningkat.
"Di satu sisi kan ironis, kita perlu peluang untuk bekerja, ada orang (investor) datang memberikan peluang, diganggu sama yang lain," pungkasnya.
Penyerapan tenaga kerja
Pabrik VinFast yang berlokasi di Subang diprediksi akan membutuhkan antara 1.000 hingga 3.000 pekerja secara langsung. Jumlah tersebut belum mencakup lapangan kerja tidak langsung yang akan muncul di industri pendukung, seperti pemasok komponen, logistik, dan infrastruktur.
Dengan target produksi mencapai 50.000 unit setiap tahunnya, kebutuhan akan tenaga kerja terampil di bidang manufaktur dan teknologi dipastikan akan mengalami peningkatan yang signifikan.
Hal ini tentunya akan memberikan dampak positif terhadap penurunan angka pengangguran di Indonesia.
Selain itu, VinFast juga memiliki rencana untuk membangun antara 30.000 hingga 100.000 stasiun pengisian daya di seluruh Indonesia.
Proyek ini berpotensi membuka peluang kerja baru di sektor energi terbarukan serta infrastruktur yang mendukung kendaraan listrik.
Investasi yang besar ini diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi lokal dan menciptakan ekosistem industri otomotif yang lebih komprehensif.
Dengan demikian, kehadiran VinFast di Indonesia tidak hanya akan menciptakan lapangan kerja, tetapi juga memperkuat sektor industri yang ada.
Infografis Menyambut Era Mobil Listrik di Indonesia
