Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

1 September 1923: Gempa Besar Kanto Tewaskan 100 Ribu Penduduk Jepang

<b>1 September 1923: Gempa Besar Kanto Tewaskan 100 Ribu Penduduk Jepang</b>

1 September 1923: Gempa Besar Kanto Tewaskan 100 Ribu Penduduk Jepang

Gempa berkekuatan 7,9 SR di Kanto menjadi salah satu gempa terbesar dalam sejarah Jepang.

Gempa bumi Kanto tahun 1923 yang mengguncang wilayah sekitar Tokyo adalah salah satu gempa terbesar yang melanda Jepang. Gempa bumi Kanto yang berkekuatan 7,9 Skala Richter membuat sebagian besar wilayah Tokyo menjadi puing-puing, dan ketika para pengungsi mencoba pergi, badai api melanda kota tersebut. Lebih dari 100.000 orang tewas selama gempa Kanto dan setelahnya.

Gempa bumi Kanto tahun 1923 yang mengguncang wilayah sekitar Tokyo adalah salah satu gempa terbesar yang melanda Jepang. Gempa bumi Kanto yang berkekuatan 7,9 Skala Richter membuat sebagian besar wilayah Tokyo menjadi puing-puing, dan ketika para pengungsi mencoba pergi, badai api melanda kota tersebut. Lebih dari 100.000 orang tewas selama gempa Kanto dan setelahnya.

Gempa bumi Besar Kanto melanda Dataran Kanto di pulau utama Honshu Jepang pada pukul 11:58:44 JST pada Sabtu, 1 September 1923. Berbagai catatan menunjukkan durasi gempa terjadi antara empat dan sepuluh menit. Badai api yang luas dan bahkan pusaran api yang terjadi setelahnya menambah jumlah korban tewas akibat bencana ini.

Gempa tersebut berkekuatan 7,9 skala magnitudo, dengan titik fokusnya berada jauh di bawah Pulau Izu Oshima di Teluk Sagami. Penyebabnya adalah pecahnya sebagian batas konvergen tempat Lempeng Laut Filipina menunjam ke bawah Lempeng Okhotsk sepanjang garis Palung Sagami.

Tahun 2023 ini, Gempa Besar Kanto memperingati 100 tahun kejadiannya. Berikut kisahnya.

Gempa Besar Kanto<b>, 1 September 1923</b>

Gempa Besar Kanto, 1 September 1923

Tanggalnya adalah 1 September 1923, dan peristiwa yang terjadi adalah Gempa Besar Kanto, yang pada saat itu dianggap sebagai bencana alam terburuk yang pernah melanda Jepang

Guncangan awal gempa disusul beberapa menit kemudian oleh tsunami setinggi 40 kaki. Rentetan ombak yang menjulang tinggi menyapu ribuan orang. Lalu muncullah api yang berkobar di rumah-rumah kayu di Yokohama dan ibu kota Tokyo, membakar semua yang menghalangi jalannya. Pada peristiwa ini, korban tewas mencapai sekitar 140.000 orang, termasuk 44.000 orang yang mencari perlindungan di dekat Sungai Sumida, Tokyo.

Dalam beberapa jam setelahnya, orang-orang yang berniat untuk berlindung di sekitar sungai dilalap oleh tiang api aneh yang dikenal sebagai “dragon twist.”

Gempa Besar Kanto menghancurkan dua kota terbesar di Jepang dan menimbulkan trauma pada negara tersebut. Hal ini juga memicu semangat nasionalis dan rasis. Terjadinya gempa mungkin telah menguatkan kekuatan sayap kanan pada saat negara tersebut berada dalam kondisi antara ekspansi militer dan penerapan demokrasi Barat, 18 tahun sebelum Jepang memasuki Perang Dunia II.

Sejak 1960, setiap 1 September ditetapkan oleh pemerintah Jepang sebagai Hari Pencegahan Bencana (防災の日, Bōsai no hi), atau hari untuk memperingati dan mempersiapkan bencana alam besar termasuk tsunami dan topan.

<b>Detik-Detik Gempa</b>

Detik-Detik Gempa

Kapten SS Dongola melaporkan kejadian gempa saat dia berlabuh di pelabuhan bagian dalam Yokohama.

Dilansir dari Ship Fact Sheet Dongola 1905, dilaporkan bahwa pada pukul 11.55 kapal mulai bergetar dan bergoyang hebat dan ketika melihat ke arah pantai terlihat sedang terjadi gempa dahsyat, bangunan-bangunan runtuh ke segala arah dan dalam beberapa menit tidak terlihat apa-apa selain awan debu. Ketika api sudah padam, api terlihat mulai menyebar ke berbagai arah dan dalam waktu setengah jam seluruh kota terbakar.

Gempa bumi ini meluluhlantahkan Tokyo, kota pelabuhan Yokohama, dan prefektur di sekitarnya yaitu Chiba, Kanagawa, dan Shizuoka, serta menyebabkan kerusakan yang luas di seluruh wilayah Kanto.

Karena gempa ini terjadi saat kebanyakan masyarakat sedang memasak, banyak korban jiwa akibat kebakaran besar yang terjadi. Beberapa kebakaran berkembang menjadi badai api yang melanda seluruh kota. Banyak orang meninggal karena kaki mereka tersangkut aspal yang mencair. Korban jiwa terbesar disebabkan oleh pusaran api yang melanda Rikugun Honjo Hifukusho (sebelumnya Depot Pakaian Tentara) di pusat kota Tokyo, di mana sekitar 38.000 orang terbakar setelah berlindung di sana setelah gempa bumi. Gempa bumi tersebut merusak saluran air di seluruh kota, dan pemadaman api memakan waktu hampir dua hari penuh hingga dini hari 3 September. Topan kuat yang berpusat di lepas pantai Semenanjung Noto di Prefektur Ishikawa juga membawa angin kencang ke Teluk Tokyo pada waktu yang hampir bersamaan dengan gempa bumi. Angin ini menyebabkan api menyebar dengan cepat.

Kekuatan gempa begitu besar sehingga di Kamakura, lebih dari 60 km (37 mil) dari pusat gempa, patung Buddha Besar, yang beratnya sekitar 121 ton, tergeser hampir 60 centimeter. Perkiraan korban berjumlah sekitar 142.800 kematian, termasuk sekitar 40.000 orang hilang dan diperkirakan tewas. Menurut laporan konklusif perusahaan konstruksi Jepang Kajima Kobori Research pada September 2004, 105.385 kematian dipastikan terjadi pada gempa 1923 ini.

Kerusakan akibat bencana alam ini merupakan salah satu kerusakan terbesar yang dialami Kekaisaran Jepang. "Hari Pencegahan Bencana" tahunan pun ditetapkan pada tahun 1960, di mana latihan serta acara promosi pengetahuan mengenai bencana alam dilakukan secara nasional sekaligus upacara penghargaan bagi orang-orang yang berjasa pada saat itu.

<b>Rekonstruksi Pasca Gempa</b>

Rekonstruksi Pasca Gempa

Setelah kehancuran akibat gempa bumi, beberapa pejabat di pemerintahan mempertimbangkan kemungkinan untuk memindahkan ibu kota ke tempat lain.

Para komentator Jepang menafsirkan bencana tersebut sebagai hukuman Tuhan untuk menegur masyarakat Jepang karena gaya hidup mereka yang egois, tidak bermoral, dan boros. Dalam jangka panjang, respons terhadap bencana ini merupakan perasaan kuat bahwa Jepang telah diberi kesempatan yang tak tertandingi untuk membangun kembali kota dan membangun kembali nilai-nilai Jepang.

Dalam membangun kembali kota, bangsa, dan masyarakat Jepang, gempa bumi menumbuhkan budaya bencana dan rekonstruksi yang memperkuat wacana kemerosotan moral dan renovasi nasional di Jepang pada masa pasca perang.

Setelah gempa bumi, Goto Shinpei, Wali Kota Tokyo saat itu, menyusun rencana rekonstruksi Tokyo dengan jaringan jalan modern, kereta api, dan layanan publik. Taman ditempatkan di seluruh Tokyo sebagai tempat perlindungan, dan bangunan umum dibangun dengan standar yang lebih ketat dibandingkan bangunan pribadi untuk menampung pengungsi.

3 September: Peringatan Hari Palang Merah Indonesia, Berikut Sejarah dan Tujuannya
3 September: Peringatan Hari Palang Merah Indonesia, Berikut Sejarah dan Tujuannya

Setiap tanggal 3 September masyarakat Indonesia selalu memperingati Hari Palang Merah Indonesia.

Baca Selengkapnya
24 September 2023 Peringatan Hari Sungai Sedunia, Ketahui Sejarah dan Tema Tahun Ini
24 September 2023 Peringatan Hari Sungai Sedunia, Ketahui Sejarah dan Tema Tahun Ini

Untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya sungai, maka ditetapkan Hari Sungai Sedunia yang dirayakan setiap hari minggu di pekan keempat bulan September.

Baca Selengkapnya
2 September: Peringati Hari Jenggot Sedunia, Ketahui Sejarah dan Fakta Menariknya
2 September: Peringati Hari Jenggot Sedunia, Ketahui Sejarah dan Fakta Menariknya

Jenggot sudah menjadi bagian dari tren penampilan di masyarakat.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Sosok Soekitman, Polisi Saksi Sejarah Kelam Penculikan Jenderal TNI saat G30S 1965
Sosok Soekitman, Polisi Saksi Sejarah Kelam Penculikan Jenderal TNI saat G30S 1965

Indonesia tengah memperingati peristiwa kelam Gerakan 30 September oleh PKI.

Baca Selengkapnya
17 September: Hari Keselamatan Pasien Sedunia, Ketahui Sejarah dan Tujuannya
17 September: Hari Keselamatan Pasien Sedunia, Ketahui Sejarah dan Tujuannya

Keselamatan pasien masih rendah di negara berkembang.

Baca Selengkapnya
Jelang Usia 3 Tahun, ini 10 Potret Terbaru Saka Anak Kelima Ussy dan Andhika Pratama yang Makin Gemesin!
Jelang Usia 3 Tahun, ini 10 Potret Terbaru Saka Anak Kelima Ussy dan Andhika Pratama yang Makin Gemesin!

Sakalingga Ibra Pratama akan menginjak usia 3 tahun pada 1 September mendatang.

Baca Selengkapnya
Saking Tingginya Gunungan Sampah, Api di TPA Pemalang Belum juga Padam Padahal Sudah 2 Pekan
Saking Tingginya Gunungan Sampah, Api di TPA Pemalang Belum juga Padam Padahal Sudah 2 Pekan

Api berkobar sejak 1 September 2023 lalu hingga kini upaya pemadaman masih dilakukan.

Baca Selengkapnya
KPK Cegah 2 Pejabat BUMN ke Luar Negeri Terkait Dugaan Korupsi Pengadaan Lahan HGU di PTPN XI
KPK Cegah 2 Pejabat BUMN ke Luar Negeri Terkait Dugaan Korupsi Pengadaan Lahan HGU di PTPN XI

Ali mengatakan, pencegahan ke luar negeri dilakukan selama enam bulan ke depan hingga Desember 2023.

Baca Selengkapnya
3 Rangkaian KRL Impor Baru dari Jepang Bakal Datang ke Indonesia Akhir 2024
3 Rangkaian KRL Impor Baru dari Jepang Bakal Datang ke Indonesia Akhir 2024

Tanda tangan kontrak antara KAI Commuter dan pihak dari Jepang ditarget akan berlangsung pada Agustus-September tahun ini.

Baca Selengkapnya