Tanpa Penggunaan Obat Kimia, Pria Bantul Ini Sukses Ternak Ikan Gurami di Lahan Sempit
Sudah sejak tahun 2008 Sunarto mengajak warga di kampungnya untuk mengembangkan budi daya gurami.

Sudah sejak tahun 2008 Sunarto melakukan budi daya ikan gurami di kampungnya. Ia mengajak masyarakat setempat untuk ikut membudidaya ikan gurami. Berkat usahanya itu, kini sudah ada lebih dari 35 orang yang ikut melakukan budi daya gurami.
Sunarto tinggal di Dusun Kergan, Kalurahan Tirtomulyo, Kapanewon Kretek, Kabupaten Bantul. Karena merasa sudah banyak warga di dusunnya yang membudidayakan ikan gurami, Sunarto dengan berani menjuluki kampungnya sebagai Kampung Gurami.
“Di sini kita menghasilkan benih dan gurami konsumsi. Seiring waktu makin banyak masyarakat di sini yang mengembangkan budi daya gurami,” kata Sunarto dikutip dari kanal YouTube Agrotek.
Berikut selengkapnya:
Gunakan Kolam Bioflok

Budi daya gurami yang dikembangkan Sunarto dan 35 warga di Dusun Kergan tergolong unik. Hampir 98 persen dari mereka mengembangkan budi daya itu menggunakan kolam terpal atau kolam bioflok. Di Dusun Kergan sudah ada 235 kolam bioflok yang masing-masing kolam memiliki diameter 3 meter. Penggunaan kolam bioflok ini dinilai efektif karena masing-masing warga hanya memiliki lahan yang sempit untuk budi daya ikan sehingga tidak memungkinkan membangun kolam yang besar
“Kata orang-orang budi daya gurami yang paling gampang ya di sini. Karena yang kita lakukan adalah mengembangkan gurami dengan potensi yang kita miliki. Apalagi kita di sini tidak punya cukup air untuk mengairi kolam-kolam. Makanya kami mengembangkan kolam model bioflok ini,” kata Sunarto dikutip dari kanal YouTube Agrotek.
Peluang Besar

Sunarto mengatakan, di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta, pasokan ikan gurami cenderung masih kekurangan. Maka dari itu, ia melihat peluang untuk masuk di bisnis perikanan tersebut. Peluang itu kemudian ia tawarkan ke warga-warga desa yang lain.
“Di sini banyak inovasi yang kita lakukan, tidak hanya di perikanan. Nanti perikanan ini kami gabungkan dengan kebun. Jadi di situ ada kolam, ada kandang, dan ada kebun. Artinya komplet. Selain itu kita juga ada bimbingan dari Dinas Perikanan Kabupaten Bantul dan UGM. Inilah kunci semangat kita,” kata Sunarto.
Anti Penggunaan Obat-Obatan Kimia

Dari berbagai bimbingan itu, Sunarto jadi mendapatkan ilmu bagaimana cara melakukan budi daya ikan gurami dan menghasilkan kualitas produk yang bagus. Salah satu cara menjaga kualitas produk ikan yang dihasilkan itu adalah dengan tidak menggunakan obat-obatan kimia.
“Jadi kita semuanya kita kelola secara organik. Kalau ada yang kena penyakit, itu nggak pernak kami menggunakan obat-obatan kimia, kita hanya mengandalkan alam. Semua sistem budi daya di sini juga kita serasikan dengan alam. Artinya 99 persen kolam di sini ada tanamannya,” imbuh Sunarto.