Doa Buka Puasa Ayyamul Bidh Lengkap, Ketahui Keutamaannya
Ayyamul bidh bulan Rajab 1445 H jatuh pada 25 hingga 28 Januari 2024.
Ayyamul bidh bulan Rajab 1445 H jatuh pada 25 hingga 28 Januari 2024.
Doa Buka Puasa Ayyamul Bidh Lengkap, Ketahui Keutamaannya
Puasa adalah amalan umum yang dilakukan di bulan Rajab. Menurut Imam Al-Ghazali dalam kitab Ihya Ulumuddin, puasa di bulan Rajab sebaiknya dilakukan pada hari-hari utamanya berpuasa. Salah satu waktu yang diutamakan berpuasa di bulan Rajab adalah Ayyamul Bidh.
Ayyamul bidh artinya hari-hari cerah, yaitu hari yang malamnya disinari bulan purnama. Hari-hari tersebut jatuh pada tanggal 13, 14, dan 15 di setiap bulan Hijriyah. Di bulan Rajab 1445 H ini, ayyamul bidh jatuh pada Kamis 25 Januari hingga Sabtu 28 Januari 2024.
“Diriwayatkan dari Qatadah bin Milhan ra, ia berkata: ‘Rasulullah saw telah memerintahkan untuk berpuasa pada hari-hari yang malamnya cerah, yaitu tanggal 13, 14, dan 15’.” (HR Abu Dawud). (An-Nawawi, Riyâdhus Shâlihîn, juz II, h. 81).
Berdasarkan hadis yang diriwayatkan Ibnu Abbas, puasa di ayyamul bidh dihukumi sunnah muakkad, sebuah amalan yang sangat dianjurkan.
"Diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra, ia berkata: 'Rasulullah saw sering tidak makan (berpuasa) pada hari-hari yang malamnya cerah (ayyamul bidh) baik di rumah maupun dalam bepergian'." (HR an-Nasa'i dengan sanad hasan).
Lantas, seperti apa bacaan niat hingga doa buka puasa ayyamul bidh? Mengutip NU Online dan Liputan6, berikut penjelasan lengkap mengenai puasa ayyamul bidh yang dapat Anda pelajari.
-
Bagaimana tata cara puasa Ayyamul Bidh? Pelaksanaannya pun sama seperti ibadah puasa wajib, yaitu dengan membaca niat sebelum menjalankan puasa, dan menahan diri pada hal-hal yang dapat membatalkan ibadah puasa.
-
Bagaimana bacaan doa buka puasa yang benar? Ketika hendak berbuka, Anda bisa mengamalkan doa buka puasa sesuai sunnah yang berasal dari hadist yang disebutkan oleh Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma, di mana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika berbuka beliau membaca doa berikut ini, Dzahabadh zhoma’u wabtallatil ‘uruqu wa tsabatal ajru insya Allah
-
Apa yang dimaksud dengan Doa Berbuka Puasa? Umat Islam sangat dianjurkan untuk mengetahui bacaan doa-doa. Termasuk doa berbuka.
-
Bagaimana cara melaksanakan puasa Ayyamul Bidh? Cara pelaksanaan puasa Ayyamul Bidh sama seperti ibadah puasa lainnya, yaitu dengan niat, sahur terlebih dulu, dan menahan diri dari haus dan lapar serta hawa nafsu.
-
Bagaimana cara berpuasa Ayyamul Bidh? ● Membaca niat puasa Ayyamul Bidh. ● Makan sahur dianjurkan untuk dilakukan ketika sudah mendekati waktu Subuh sebelum imsak. ● Melaksanakan puasa dan menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa seperti makan, minum, dan lainnya. ● Menjaga diri dari segala perilaku yang membatalkan puasa. ● Menyegerakan berbuka puasa ketika waktu Maghrib tiba dan membaca doa buka puasa.
-
Bagaimana cara membaca Doa Berbuka Puasa? 'Dzahabaz zhama’u wabtallatil ‘urûqu wa tsabatal ajru, insyâ Allah'
Mengenal Puasa Ayyamul Bidh
Puasa Ayyamul Bidh adalah ibadah sunah yang dilakukan setiap tanggal 13, 14, dan 15 bulan Hijriyah. Puasa ini dikerjakan di hari-hari yang malamnya cerah, dan oleh karenanya disebut Ayyamul Bidh.
Hukum mengamalkan puasa Ayyamul Bidh adalah sunah. Kesunnahan ini berdasarkan dari anjuran nabi yang disebutkan dalam hadis, di antaranya dari Ibnu Milhan Al Qoisiy, bahwa dari ayahnya ia berkata,
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَأْمُرُنَا أَنْ نَصُومَ الْبِيضَ ثَلاَثَ عَشْرَةَ وَأَرْبَعَ عَشْرَةَ وَخَمْسَ عَشْرَةَ . وَقَالَ هُنَّ كَهَيْئَةِ الدَّهْرِ
Artinya: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa memerintahkan pada kami untuk berpuasa pada ayyamul bidh yaitu 13, 14 dan 15 (dari bulan Hijriyah). Dan beliau bersabda, ‘Puasa ayyamul bidh itu seperti puasa setahun." (HR. Abu Daud no. 2449 dan An Nasai no. 2434. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih
Dalam Ihya Ulumuddin, Imam Al Ghozali memasukkan tanggal 13, 14, dan 15 bulan Hijriyah (Ayyamul Bidh) sebagai hari yang diutamakan berpuasa di bulan Rajab. Oleh karenanya, puasa Ayyamul Bidh Rajab memiliki keutamaan ganda bagi yang mengerjakannya.
Dalil Tentang Puasa Ayyamul Bidh
Puasa ayyamul bidh didasarkan pada beberapa hadis Nabi SAW berikut ini:
Hadis Riwayat Imam Bukhari
“Kekasihku (yaitu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam) mewasiatkan padaku tiga nasehat yang aku tidak meninggalkannya hingga aku mati: berpuasa tiga hari setiap bulannya, mengerjakan shalat Dhuha, mengerjakan shalat witir sebelum tidur." (HR. Bukhari)
Hadis Riwayat An-Nasa'i
Dari Ibnu ‘Abbas ra yang mengatakan bahwa: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berpuasa pada ayyamul bidh ketika tidak bepergian maupun ketika bersafar." (HR. An-Nasai)
Hadis Riwayat Tirmidzi dan Ibnu Majah
Mu’adzah bertanya pada Aisyah, "Apakah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa tiga hari setiap bulannya?” ‘Aisyah menjawab, “Iya. “Mu’adzah lalu bertanya, “Pada hari apa beliau melakukan puasa tersebut?” ‘Aisyah menjawab, “Beliau tidak peduli pada hari apa beliau puasa (artinya semau beliau)." (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah)
Niat dan Doa Buka Puasa Ayyamul Bidh
Berikut bacaan niat puasa Ayyamul Bidh Rajab yang bisa Anda lafalkan;
نَوَيْتُ صَوْمَ أَيَّامِ الْبِيْضِ لِلّٰهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ayyâmil bîdl lilâhi ta’âlâ.
Artinya: “Saya niat puasa Ayyamul Bidh (hari-hari yang malamnya cerah), karena Allah ta’âlâ.”
Sebagaimana puasa sunah pada umumnya, waktu niat puasa Ayyamul Bidh sejak malam hari sampai sebelum masuk waktu zawal, posisi matahari condong ke barat.
Sementara itu, doa buka puasa ayyamul bidh memiliki beberapa versi. Masing-masingnya adalah sebagai berikut;
1. Imam Bukhari dan Muslim
Allahumma laka shumtu wa bika amantu wa 'ala rizqika afthartu, birrahmatika yaa arhamar rahimin
Artinya: "Ya Allah, untukMu aku berpuasa, dan kepadaMu aku beriman, dan dengan rezekiMu aku berbuka. Dengan rahmatMu wahai yang Maha Pengasih dan Penyayang."
2. Riwayat sahabat Mu'adz bin Zuhrah
اللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُ، وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُAllahumma laka shumtu wa 'ala rizqika afthartu
"Ya Allah hanya untuk-Mu kami berpuasa dan atas rezeki yang Engkau berikan kami berbuka."
3. Riwayat Sahabat Abdullah bin 'Umar
ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتِ الْعُرُوقُ، وَثَبَتَ الأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللهُ
Dzahabadzh dzhama-u wabtallatil-'uruqu wa tsabatal-ajru insyaa-Allah
"Telah hilang rasa haus dan urat-urat telah basah serta pahala tetap, insyaallah."
4. Kitab Fathul Mu'in
Dalam Kitab Fathul Mu'in juz 2 halaman 279 dijelaskan, ketentuan doa berbuka puasa yang baik adalah membaca doa sesuai dengan lafal doa dalam hadits riwayat Mu'adz bin Zuhrah. Berikut penjelasannya:
وَيُسَنُّ أَنْ يَقُوْلَ عَقِبَ الْفِطْرِ: اللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُ، وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ وَيَزِيْدُ - مَنْ أَفْطَرَ بِالْمَاءِ -: ذَهَبَ الظَّمَأُ، وَابْتَلَّتِ الْعُرُوْقُ، وَثَبَتَ الْأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللهُ تَعَالَى.
"Disunnahkan membaca doa setelah selesai berbuka 'Allahumma laka shumtu wa 'ala rizqika aftharthu' dan bagi orang yang berbuka dengan air ditambahkan doa: 'Dzahabadzh dzhama-u wabtallatil-'uruqu wa tsabatal-ajru insyaa-Allah'."
5. Sulaiman Bujairimi dalam Hasyiyah Iqna
Dalam kitab ini, dijelaskan juga doa berbuka puasa sebagaimana berbunyi:
اللّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ، وَبِكَ آمَنْتُ، وَبِكَ وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ. ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتِ العُرُوقُ وَثَبَتَ الأَجْرُ إِنْ شاءَ اللهُ. يا وَاسِعَ الفَضْلِ اِغْفِرْ لِي الحَمْدُ لِلهِ الَّذِي هَدَانِي فَصُمْتُ، وَرَزَقَنِي فَأَفْطَرْتُ
Allahumma laka shumtu wa 'ala rizqika afthartu, wa bika amantu, wa bika 'alaika tawakkalatu, dzahabadzh dzhama-u wabtalatil-'uruqu wa tsabatal-ajru insyaa-Allah. Ya wasi'al-fadhli ighfirli alhamdulillahilladzi hadani fashumtu, wa razaqani fa-afthartu
"Ya Allah, hanya untuk-Mu aku berpuasa. Dengan rezeki-Mu aku membatalkannya. Kepada-Mu aku berpasrah. Dahaga telah pergi. Urat-urat telah basah dan Insyaallah pahala sudah tetap. Wahai Dzat Yang Luas Karunia, ampuni aku. Segala puji bagi Tuhan yang memberi petunjuk padaku, lalu aku berpuasa. Dan segala puji Tuhan yang memberiku rezeki, lalu aku membatalkannya."
Keutamaan Puasa Ayyamul Bidh
Menjalankan ibadah puasa Ayyamul Bidh memiliki keutamaan yang besar. Di antara keutamaannya adalah sebagai berikut:
1. Seakan Berpuasa Sepanjang Tahun
Keutamaan puasa Ayyamul Bidh yang pertama adalah berpahala seperti puasa sepanjang tahun. Hal ini berdasarkan keterangan hadis riwayat Imam Bukharii.
“Puasa pada tiga hari setiap bulannya adalah seperti puasa sepanjang tahun.” (HR. Bukhari)
2. Dijamin Surga Ar-Rayan
Bagi umat Muslim yang berpuasa akan masuk melalui pintu Ar-Rayyan,
“Sesungguhnya di surga ada satu pintu yang namanya ‘Ar-Rayyan,’ yang akan di masuki oleh orang-orang yang sering berpuasa kelak pada hari kiamat, tidak akan masuk dari pintu itu kecuali orang yang suka berpuasa. Di katakan : Manakah orang-orang yang suka berpuasa? maka mereka pun berdiri dan tidak masuk lewat pintu itu kecuali mereka, jika mereka telah masuk, maka pintu itu di tutup sehingga tidak seorang pun masuk melaluinya lagi.” (HR Bukhari dan Muslim)
3. Balasan Langsung dari Allah
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Rasulullah SAW bersabda:
"Allah 'Azzawajalla berfirman (dalam hadits qudsi): "Semua amal perbuatan anak Adam itu adalah untuknya, melainkan berpuasa, karena sesungguhnya puasa itu adalah untuk-Ku dan Aku yang akan memberikan balasan dengannya. Puasa adalah sebagai perisai -dari kemaksiatan serta dari neraka. Maka dari itu, apabila pada hari seseorang diantara engkau semua itu berpuasa, janganlah ia bercakap-cakap yang kotor dan jangan pula bertengkar.-
Apabila ia dimaki-maki oleh seorang atau dilawan dengan bermusuhan, maka hendaklah ia berkata: "Sesungguhnya saya sedang berpuasa.”
4. Mendapat Kebahagiaan
Dalam hadis riwayat Imam Muslim:
"Orang yang berpuasa itu meninggalkan kesyahwatannya, juga makanannya semata-mata karena ketaatannya pada perintahKu. Seorang yang berpuasa itu mempunyai dua macam kegembiraan, sekali kegembiraan di waktu berbukanya dan sekali lagi kegembiraan di waktu menemui Tuhannya.”
5. Terlindungi dari Api Neraka
Menjalankan puasa sunnah termasuk Ayyamul Bidh akan menjadi amalan yang melindungi pelakunya dari siksa api neraka.
6. Senantiasa dalam Kebaikan Selama Berbuka
Dari Sahal bin Saad radhiyallahu 'anhu, bahwa Rasulullah SAW, bersabda: “Orang-orang itu senantiasa dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka.” (HR Muslim)