Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

7 Cerpen Persahabatan Lucu, Menghibur Sekaligus Mengandung Nasihat

7 Cerpen Persahabatan Lucu, Menghibur Sekaligus Mengandung Nasihat<br>

7 Cerpen Persahabatan Lucu, Menghibur Sekaligus Mengandung Nasihat

Kisah dalam cerpen persahabatan kerap dirasa relate dengan pengalaman bersama para sahabat di kehidupan nyata.

Di dunia sastra, cerpen atau cerita pendek seringkali menjadi wadah yang sempurna untuk menjelajahi dinamika hubungan persahabatan dengan cara yang menghibur dan menginspirasi. Cerita pendek tentang persahabatan yang lucu tidak hanya mengundang tawa, tetapi juga mengangkat nilai-nilai keakraban, kejujuran, dan saling pengertian di antara karakter-karakternya.

Dengan sentuhan humor yang khas, cerita-cerita ini mampu merangkum momen-momen kehidupan sehari-hari yang penuh warna dalam hubungan persahabatan.

Cerpen persahabatan lucu menampilkan kejenakaan dan keceriaan dalam setiap halaman. Karakter-karakter yang unik dan situasi-situasi kocak menjadi kunci utama dalam mempersembahkan kehangatan dan keakraban di antara sahabat-sahabat yang ada dalam cerita. Namun, di balik kelucuan dan kekonyolan yang disajikan, cerita-cerita pendek tentang persahabatan juga menyelipkan pesan-pesan akan pentingnya saling mendukung, menghibur, dan berbagi dalam menjalani kehidupan bersama.

Berikut ini adalah beberapa contoh cerpen persahabatan lucu yang telah merdeka.com rangkum dari berbagai sumber.

<b>Kumpulan Cerpen Persahabatan Lucu</b>

Kumpulan Cerpen Persahabatan Lucu

1. Sahabat Sejati

Aku masih ingat jelas saat pertama kali bertemu dengan Rina. Kami duduk sebangku di kelas 1 SD. Kami sama-sama pemalu dan agak sulit memulai percakapan. Namun, lambat laun kami mulai akrab dan menjadi teman baik.

Setiap hari, kami selalu berangkat ke sekolah bersama. Kami saling berbagi cerita dan bermain bersama. Kami selalu menjadi pasangan untuk setiap proyek kelompok dan tugas sekolah. Kami juga sering menghabiskan waktu bersama di luar sekolah, bermain di taman atau sekedar duduk-duduk di teras rumah.

Kami tumbuh bersama dan mengalami banyak hal bersama-sama. Saat kami masuk SMP, kami berbeda kelas namun tetap saling mendukung dan bertukar kabar. Kami bahkan menjadi saksi pernikahan satu sama lain saat kami dewasa.

Namun, ketika aku lulus dari SMA, aku harus pindah ke kota lain untuk kuliah. Kami harus berpisah dan menjalani kehidupan yang berbeda. Kami masih berkomunikasi melalui telepon atau pesan singkat. Namun tetap saja, persahabatan kami rasanya sudah tidak seperti dulu lagi. Tapi tak apa, akan aku buktikan bahwa jarak bukan halangan berarti untuk persahabatanku dan Rina, karena kami sahabat sejati.

2. Berbagi Kasih dengan Sahabat

Namaku Riko, seorang siswa SMP kelas IX asal Bogor. Aku memiliki sahabat bernama Andre, yang merupakan teman setia dan sekelas sejak di bangku sekolah dasar.

Hari ini adalah hari Sabtu, di mana mata pelajaran hanya tiga mapel. Pada mapel terakhir, yakni Bahasa Inggris, semua berjalan seperti biasa. Hari telah menunjukkan pukul 13.20, tandanya sebentar lagi akan pulang.

Tiba-tiba pintu kelas diketok oleh seseorang. Ketika Bu Guru membukanya, ternyata yang datang adalah Pak Imron, pamannya Andre, adek kandung dari ibunya.

"Tok..tok..tok.." suara ketukan pintu berbunyi.

"Iya, silakan masuk..." sambut Bu Guru.

"Permisi bu, saya izin menjemput Andre untuk membawanya pulang..." ucap Pak Imron.

"Ada persoalan apa ya Pak…?" Tanya Bu guru.

"Begini bu, keluarga Andre baru saja mengalami musibah, rumahnya kebakaran dan semuanya habis dimakan api. Untungnya tidak ada korban jiwa sedikit pun..." sambung Pak Imron.

Tiba-tiba seisi kelas panik bercampur sedih, dan aku melihat wajah Andre tampak kesedihan yang begitu mendalam. Kemudian Bu Guru mengizinkan Andre untuk pulang.

Ketika bel pulang berbunyi, aku mengimbau seluruh teman sekelas untuk jangan pulang dulu. Aku mengajak mereka semua untuk melakukan penggalangan dana kepada seluruh lapisan guru dan siswa/i di sekolah mulai besok.

Sepulang dari sekolah besok, aku juga mengajak mereka untuk melakukan penggalangan di tepi jalan raya. Tanpa pikir panjang, semua teman sekelas setuju.

Setelah penggalangan di sekolah dan tepi jalan raya selesai, aku dan teman-teman sangat bersyukur karena dana yang terkumpul cukup banyak, yakni 16 juta rupiah. Aku dan teman-teman langsung menuju kediaman Andre dan keluarganya.

Sesampainya di sana, aku melihat kesedihan Andre dan keluarganya begitu mengiris hati, mengingat semua isi rumah habis dilalap api.

"Assalamualaikum Bu, Pak, Ndre, aku dan teman-teman mengucapkan bela sungkawa yang sedalam-dalamnya atas musibah yang kalian hadapi. Ini, ada sedikit bantuan dari teman-teman dan saudara, semoga bisa meringankan beban kamu dan keluarga ya, Ndre..." ucapku.

Andre tampak sedikit senang dan kemudian langsung memeluk kami semua, seraya berkata…

"Terima kasih banyak teman-teman atas bantuannya. Terima kasih juga atas kehadiran dan ucapan belasungkawanya. Semoga Allah Swt. membalas semua kebaikan kalian dan para penyumbang..." tuntas Andre.

Kami pun berkumpul dan mencoba menghibur Andre dan keluarganya hingga menjelang sore.

7 Cerpen Persahabatan Lucu, Menghibur Sekaligus Mengandung Nasihat

3. Perjalanan Menuju Sekolah

Pagi itu, cuaca amat cerah, sinar surya menampar jendela kaca kamarku, cahayanya menepis pelupuk mata hingga memaksaku untuk membukanya. Kulihat jam dinding menunjukkan pukul 06.00.

Perlahan berdiri menuju kamar mandi, kulihat ibu sedang menyiapkan perbekalan yang akan aku bawa ke sekolah.

Selesai mandi dan mempersiapkan diri, tidak lupa berpamitan dengan ibu, bapak dan adik, sembari meminta doa agar diberi keselamatan serta kelancaran hingga kembali ke rumah. Terakhir kuucapkan salam setelah mencium kedua tangan mereka.

Aku menuju rumah Tika, seorang teman baikku yang telah berbagi sejuta kisah denganku sejak kecil. Jarak antara rumahku dan rumahnya hanya puluhan meter, kulihat dia telah siap dan kami pun berangkat bersama dengan berjalan kaki.

Sedangkan jarak rumahku dengan sekolah hanya sekitar 200 meter, tapi karena beberapa hari terakhir turun hujan yang amat deras, jalanan, dan trotoar dipenuhi genangan air dan becek sehingga perjalanan sedikit terhambat karena harus berhati-hati.

Benar saja. Di tengah perjalanan, mobil angkutan umum melintas dan berpapasan dengan kami. Tiba-tiba mobil tersebut melindas genangan air yang letaknya antara kami dan mobil. Posisiku yang mengarah ke jalan akhirnya menjadi korban lindasan air dan membasahi seragamku sebelah kanan.

Sontak aku dan Tika kaget, kulihat jam menunjukkan pukul 06.45, artinya tidak lama lagi bel masuk kelas akan berbunyi sehingga tidak memungkinkan kembali ke rumah untuk mengganti seragam. Aku sedih, begitu juga dengan Tika saat melihatku.

Namun, tiba-tiba saja, Tika mengeluarkan selembar kain dari dalam tasnya, dan memberikannya kepadaku.

"Nih, kamu pakai kain ini aja buat lap-in baju kamu, gapapa kok, pakai aja, biar baju kamu kering dan bersih lagi," ujar Tika dengan senyumnya.

Akhirnya kain tersebut aku pakai, hingga bersihlah seragamku, tapi kain yang diberikan Tika menjadi kotor. Aku merasa sangat bersalah dan benar-benar memberatkan dia.

Apalagi kain bersih tersebut akan digunakan untuk menutupi mulutnya karena ternyata dia dalam keadaan batuk dan flu.

"Makasih banyak ya, Ka, kamu memang teman terbaik yang pernah aku kenal, aku gak bakal ngelupain semua kebaikanmu. Semoga kita tetap bersahabat sampai kapan pun," ujarku sambil menatapnya.

"Udahlah Rin, kamu sahabat baikku sejak kecil, kita telah melalui semuanya bersamaan, enggak mungkin dong aku biarin kamu ke sekolah dengan pakaian kotor seperti tadi. Yuk, berangkat lagi," ujarnya sambil tersenyum.

Setelah selesai mengobrol, aku dan Tika melanjutkan perjalanan dengan lebih hati-hati lagi.

4. Persahabatan Abadi

Saat ini aku berada di kelas 9 SMP, setiap hari kujalani bersama dengan ketiga sahabatku, Aris, Andri, dan Ana. Kami berempat sudah bersahabat sejak kecil.

Suatu saat kami menulis surat perjanjian persahabatan di sobekan kertas yang dimasukkan ke dalam sebuah botol, kemudian botol tersebut dikubur di bawah pohon yang nantinya surat tersebut akan kami buka saat kami menerima hasil ujian kelulusan.

Hari yang kami berempat tunggu akhirnya tiba, kami pun menerima hasil ujian dan hasilnya kita berempat lulus semua.

Kami serentak langsung pergi berlari ke bawah pohon yang pernah kami datangi dan menggali tepat di mana botol yang dahulu dikubur berada.

Kemudian, kami berempat membuka botol tersebut dan membaca tulisan yang dulu pernah kami tulis. Kertas tersebut bertuliskan "Kami berjanji akan selalu bersama untuk selamanya".

Keesokan hari, Aris berencana untuk merayakan kelulusan kami berempat.

Malamnya kami berempat pergi bersama ke suatu tempat dan di situlah saat-saat yang tidak bisa aku lupakan karena Aris berencana untuk menyatakan perasannya kepadaku. Akhirnya aku dan Aris berpacaran.

Begitu juga dengan Andri, dia pun berpacaran dengan Ana. Malam itu sungguh malam yang istimewa untuk kami berempat. Kami pun bergegas untuk pulang.

Ketika perjalanan pulang, entah mengapa perasaanku tidak enak.

"Perasaanku enggak enak banget ya?", ucapku penuh cemas.

“Udahlah, Ndi, santai aja, kita enggak bakalan kenapa-kenapa," jawab Andri dengan santai.

Tidak lama setelah itu, hal yang dikhawatirkan Nindi terjadi.

"Arissss awasss! di depan ada jurang!," teriak Nindi.

"Aaaaaaaaaa!!!"

Bruuukkk. Mobil yang kami kendarai masuk ke dalam jurang. Aku tak kuasa menahan air mata yang terus mengalir sampai aku tidak sadarkan diri.

Perlahan aku buka mataku sedikit demi sedikit dan aku melihat ibu berada di sampingku.

"Nindi... kamu sudah sadar, Nak?" tanya Ibuku.

"Ibu.. aku di mana? Di mana Ana, Andri, dan Aris?" tanyaku.

"Kamu di rumah sakit, Nak. Kamu yang sabar ya, Andri dan Aris tidak tertolong di lokasi kecelakaan," jawab ibu sambil menitikkan air mata.

Aku terdiam mendengar ucapan ibu dan air mataku menetes, tangisku tiada henti mendengar pernyataan ibu.

"Aris, mengapa kamu tinggalkan aku, padahal aku sayang banget ke kamu, aku cinta kamu, tapi kamu ninggalin aku begitu cepat, semua pergi ninggalin aku," batinku berkata.

Lantas, dua hari berlalu dan aku berkunjung ke makam mereka, aku berharap kami bisa menghabiskan waktu bersama sampai tua. Namun, sekarang semua itu hanya angan-angan. Aku berjanji akan selalu mengenang kalian.

5. Sahabatku Iri Hati

Namaku Sinta Putri, aku sangat senang dengan pelajaran bahasa Indonesia dan Biologi. Aku mempunyai sahabat yang unik bernama Aulia, dan aku bingung dengannya.

Dikarenakan sahabatku orang yang sangat sensitif. Menurut dia, aku tidak boleh suka dengan kedua pelajaran tersebut. Padahal, itu hakku.

Suatu waktu saat pelajaran bahasa Inggris, tidak tahu mengapa tiba-tiba aku suka dengan pelajaran tersebut. Mungkin karena guru yang mengajarkan mempunyai cara penyampaian yang baik. Otomatis aku juga mulai aktif di kelas saat pelajaran Bahasa Inggris.

Teng teng teng, bunyi bel sekolah, waktu istirahat tiba.

Saat itu aku langsung menghampiri Aulia untuk mengajaknya ke kantin.

"Aul, ke kantin yuk?" ajakku.

"Enggak, aku enggak mau lagi sahabatan sama kamu!" jawabnya sembari buang muka.

Awalnya kejadian seperti itu hanya sekali dan kita berdua balikan seperti semula. Namun, lama-kelamaan terjadi hal yang serupa. Sangat aneh.

Aulia bukannya mengerti perasaanku, justru bikin aku kesal. Ceritanya begini, waktu Ujian Tengah Semester (UTS) dia kesusahan menjawab soal pelajaran Biologi, saat itu dia melihat ke arahku. Aku dan Aulia tidak satu bangku, Aulia tepat di depan tempat aku duduk.

"Sin, kamu tahu enggak nomor 5 essay? minta jawabannya dong satu aja!" tanya Aulia sembari memohon.

"Udah si, ini kan bukan ulangan biasa!" jawabku.

"Yah, kamu.." sembari jengkel.

Aku cuek saja akan hal itu dan berharap bahwa dia akan instropeksi. Coba bayangkan, dia sudah membuatku sakit hati dan dia ingin meminta jawaban UTS.

Beberapa hari kemudian hasil nilai UTS Biologi dibagikan dan diumumkan. Aku mendapat nilai 90 sedangkan Aulia mendapat nilai 75.

Aku bisa melihat tatapan iri di sahabatku itu, dan aku sadar bahwa bersahabat dengan orang yang suka iri hati adalah hal yang susah.

6. Kepergian Sahabatku

Dia sering mengajakku ke rumahnya, dan aku pun sering mengajaknya ke rumahku. Ia bernama Dinda dan aku bernama Dita. Aku suka bercerita tentang hidupku kepadanya, itu karena ia bisa memberiku nasihat dan membuatku semangat, biarpun diejek teman-temanku.

Dinda adalah tipe orang yang ceria. Ia selalu ceria walapun ada yang nakal kepadanya maupun jail. Tidak seperti aku diejek sudah merasa… eeeeehhhhmmmm.

Pada suatu hari, Dinda mengajakku jalan-jalan ke tempat bermain, aku sangat senang. Kami bermain sepuasnya, semua permainan kami coba, dari komedi putar hingga roller coaster. Sampai-sampai kami lupa waktu.

Sekarang sudah sore, akhirnya kami pulang ke rumah masing-masing. Selama aku tetap bersamanya, hidupku akan terasa senang dan bahagia biar diejek teman-temanku karena ada Dinda yang selalu menghiburku.

Namun, suatu hari ia tak masuk sekolah. Pulang sekolah aku ke rumahnya, tapi kosong. Aku sangat bingung, kenapa hari ini Dinda tak ada, biasanya kalau ia mau pergi ia selalu memberi tahuku, tapi kali ini tidak. Aku bingung sekali.

Besok harinya, di sekolah Dinda masih tidak hadir. Aku pun kembali lagi ke rumahnya dan masih tidak ada orang-nya. Besok harinya lagi ia tetap tidak masuk sekolah.

Setiap hari aku menunggunya di sekolah tapi ia tak kunjung hadir. Setiap hari aku juga ke rumahnya dan masih tak ada orang. Akhirnya, hari-hariku ku lewati sendirian, tidak lagi bersamanya. Hari-hari pun berjalan dengan buruk. Tak ada yang mau menjadi temanku, mungkin… karena hidupku yang miskin.

7. Persahabatan di Masa SMA

Kita semua pasti memiliki teman dekat atau disebut sahabat, di mana waktu kita banyak dihabiskan bersama. Dalam proses menjalani kehidupan, terkadang ada sahabat yang datang dan pergi. Namun, yang namanya sahabat biasanya memiliki jangka waktu hubungan yang lebih panjang, lebih awet dari jenis hubungan lain seperti teman biasa atau pacar.

Bicara tentang sahabat yang masih awet, saya memiliki beberapa orang sahabat saat masih memakai seragam putih abu-abu.

Mereka adalah Riana, Lulu dan saya sendiri Chairil, di mana kami selalu ke mana-mana bersama. Persahabatan, cinta, dan cita-cita. Ketiga tema itulah yang selalu mewarnai hari-hari kami, yang ketika mulai membicarakan tema tersebut, seakan waktu menjadi berlalu begitu cepat.

Pertama kali memasuki dunia putih abu-abu, di SMAN 5 Pontianak, secara tidak sengaja kami berada di kelas yang sama. Duduklah kami sebangku dari saat itu selama setahun.

Di kelas ini, saya mulai mengenal Riana, ia adalah seorang wanita yang tegap bila pertama kali orang melihatnya, pasti bisa merasa jiwa kepemimpinannya.

Aktif di Paskibra, dan dia dipercaya menjadi ketua kelas kami. Orangnya tegas dan tidak neko-neko, agak sedikit kaku setiap sekali bertemu dengan pria yang dicintainya. Hehehe…

Ketika kami membicarakan cinta, bahasannya seakan tiada habisnya. Dari tiga orang, sebenarnya masing-masing dari kami mempunyai seseorang yang kami sukai secara diam-diam. Namun, hanya dua orang yang berani menyatakannya.

Lainnya beralasan tidak dibolehkan orang tua, hingga tidak diperjuangkan, walau di situ sebenarnya ada unsur tidak berani mengungkapkan. Hehe..

Saya masih ingat, saat salah seorang dari kami sampai membuat kode di plat nomor motornya, yang membentuk sebuah tanggal, tanggal spesial mengenai dia dan orang yang dia sukai.

Suatu waktu kami menonton film berjudul, 'Catatan Akhir Sekolah', yang mengisahkan seorang yang membuat film dokumenter mengenai kegiatan di sekolahnya.

Film itu sangat menginspirasi kami, kebetulan saat malam lepas pisah kami diminta untuk menampilkan profil masing-masing kelas, dan kami menjadikan film ini sebagai acuan untuk membuat profil kelas berbentuk sebuah video. Tema yang kami angkat adalah tentang persahabatan, cinta, dan cita-cita.

Tiap ada pertemuan, pasti ada perpisahan. Usai lulus SMA masing-masing dari kami sudah mempunyai rencana sendiri mengenai masa depan kami, yaitu melanjutkan studi di bangku kuliah.

Selalu Akur dari SMA hingga Sudah Punya Suami dan Anak, Kisah Persahabatan Para Wanita Ini Tuai Pujian Warganet
Selalu Akur dari SMA hingga Sudah Punya Suami dan Anak, Kisah Persahabatan Para Wanita Ini Tuai Pujian Warganet

Persahabatan mereka terjalin sejak 2011 hingga kini.

Baca Selengkapnya
Mengenal Terebang Gebes, Seni Tetabuhan Rebana Khas Tasik yang Bikin Pendengarnya Hilang Kesadaran
Mengenal Terebang Gebes, Seni Tetabuhan Rebana Khas Tasik yang Bikin Pendengarnya Hilang Kesadaran

Pendengar kesenian ini konon bisa hilang kesadaran dan ikut menari.

Baca Selengkapnya
6 Cerita Pengalaman Lucu Bahasa Jawa Singkat, Kocak dan Bikin Ngakak
6 Cerita Pengalaman Lucu Bahasa Jawa Singkat, Kocak dan Bikin Ngakak

Menyimak cerita lucu memang menjadi hiburan tersendiri di waktu senggang.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Penemuan Jasad Lelaki Tergantung dengan Tangan Terikat ke Belakang
Penemuan Jasad Lelaki Tergantung dengan Tangan Terikat ke Belakang

Korban sempat cekcok dengan istrinya hingga sang istri meninggalkannya.

Baca Selengkapnya
'The Real Sahabat Sejati' Kisah Pilu Pria Ditinggal Ortu Meninggal & Hidup Sebatang Kara, Kini Dirangkul Tinggal di Rumah Sobatnya
'The Real Sahabat Sejati' Kisah Pilu Pria Ditinggal Ortu Meninggal & Hidup Sebatang Kara, Kini Dirangkul Tinggal di Rumah Sobatnya

Kisah persahabatan ini kian menyentuh hati para warganet. Seperti apa kisah selengkapnya?

Baca Selengkapnya
6 Cerita Pengalaman Lucu, Menghibur dan Bikin Ngakak
6 Cerita Pengalaman Lucu, Menghibur dan Bikin Ngakak

Cerita pengalaman lucu memiliki pentingnya dalam memperkaya kehidupan sehari-hari dengan elemen keceriaan dan humor.

Baca Selengkapnya
5 Cara yang Terbukti Ilmiah Bisa Membuat Lebih Sehat di Akhir Pekan
5 Cara yang Terbukti Ilmiah Bisa Membuat Lebih Sehat di Akhir Pekan

Untuk menghabiskan akhir pekan secara lebih sehat, terdapat beberapa cara yang terbukti secara ilmiah bisa kita lakukan.

Baca Selengkapnya
Menikmati Masa Pensiun Kegiatan Jenderal Dudung Lihat Burung dan Olahraga 'Usai Salat Subuh Tidur Lagi'
Menikmati Masa Pensiun Kegiatan Jenderal Dudung Lihat Burung dan Olahraga 'Usai Salat Subuh Tidur Lagi'

Jenderal TNI (Purn) Dudung Abdurachman memasuki masa pensiun dan menikmati hari-harinya dengan bertani dan beternak.

Baca Selengkapnya