Pilu Warga Karawang Tak Bisa Mandi hingga Cuci Beras karena Air Bendungan Tercemar Limbah, Warna Berubah Hitam Pekat dan Berbau
Bendungan ini menjadi tumpuan utama warga Jatisari dan sekitarnya. Sehari-hari, air dimanfaatkan untuk keperluan mandi, mencuci bahkan memasak

Air Bendungan Barugbug di Desa Situdam, Kecamatan Jatisari, Kabupaten Karawang, Jawa Barat tampak memprihatinkan. Kondisinya hitam pekat dan mengeluarkan bau tidak sedap karena tercemar.
Padahal, bendungan ini menjadi tumpuan utama masyarakat di Jatisari dan sekitarnya. Sehari-hari, warga menggunakan air ini untuk keperluan mandi, mencuci, memasak nasi, bahkan minum.
“Ya kecewa, airnya jadi bau seperti ini,” kata seorang warga bernama Cicih, mengutip Youtube Liputan6, Rabu (4/9).
Diduga dari Pabrik di Subang dan Purwakarta

Cicih bersama warga lain menduga bahwa cemaran air berwarna hitam pekat itu berasal dari sebuah pabrik kertas di Kabupaten Subang.
Air buangan dari pabrik tersebut diduga dialirkan ke sungai yang bermuara ke Bendungan Barugbug. Lambat laun, limbah membuat warna air berubah dan kondisinya tak layak dimanfaatkan.
“Ini airnya dari Subang, pabrik kertas yang bahannya dari bambu itu,” terang Cicih.
Air Dimanfaatkan Banyak Warga

Akibat pencemaran, aktivitas rumah tangga seperti mencuci, mandi, dan memasak tidak bisa lagi dilakukan.
Warga tak berani menggunakannya air karena khawatir berpengaruh terhadap kesehatan.
“Pencemaran ini sudah berbulan-bulan, ini baunya nyengat sekali sampai ke hidung, jadi tidak bisa dipakai nyuci beras, nyuci, mandi,” kata dia.
Dijadikan Sumber Pengairan Pertanian
Selain kebutuhan warga, air juga digunakan penuh untuk kebutuhan pertanian di sawah. Jika dipaksakan menggunakan air tercemar, dampak buruk terhadap hasil panen bisa terjadi.
Salah seorang petani menyebut bahwa sawahnya kini rentan mati, lantaran sumber air untuk perawatan berwarna hitam dan berbau.
“Kalau ke padi bikin panennya tidak sehat, akhirnya terpaksa beli, apalagi sekarang tidak ada air (kemarau),” kata seorang petani di Situdam, Hasan.
Warga Berharap ada Tindakan dari Pemerintah
Cicih, Hasan dan warga Jatisari lainnya berharap agar Pemerintah Kabupaten Karawang bertindak dan mengatasi permasalahan pencemaran ini. Sebab, kejadian limbah dari pabrik sudah berlangsung lama dan belum ada tanda-tanda berhenti.
Warga juga sebelumnya sudah melakukan protes, namun belum ada tindakan lanjutan untuk mengatasi pencemaran.