Nia Ramadhani Berduka, Hanna Louise Poluan Sang Nenek Tercinta Meninggal Dunia
Nia Ramadhani berbagi momen-momen berharga bersama neneknya, mulai dari pengalaman casting hingga persiapan menjelang akhir hayatnya.

Nia Ramadhani dan Ardi Bakrie sedang mengalami kesedihan yang mendalam setelah kehilangan nenek tercinta, Hanna Louise Poluan, pada hari Jumat (24/1). Nia mengingat betapa pentingnya peran neneknya dalam hidupnya, terutama saat ia memulai karier sebagai seorang aktris.
"Pertama kali casting, ditemenin Oma, pakai mobil Oma. Sampai syuting Bidadari juga pakai mobil Oma," ungkap Nia Ramadhani saat ditemui di Rumah Duka Sentosa, Jakarta Pusat, pada hari Sabtu (25/1).
Kehilangan yang dialami Nia dan Ardi bukan hanya sekadar kehilangan seorang nenek, tetapi juga kehilangan sosok yang penuh kasih sayang dan dukungan. Neneknya selalu ada di setiap langkah penting dalam hidupnya, termasuk saat pertama kali menjalani audisi.
Kenangan indah tersebut akan selalu terpatri dalam ingatannya, menjadikan neneknya sebagai salah satu pilar utama dalam perjalanan kariernya di dunia hiburan.
Bersyukur Bisa Membahagiakan Sang Nenek
Nia sangat bersyukur karena dapat memberikan yang terbaik untuk neneknya di penghujung hidupnya. Meskipun ia merasa yang dilakukannya tidak sebanding dengan pengorbanan nenek, Nia tetap berusaha untuk meringankan beban neneknya selama masa sakit.
"Tapi Alhamdulillah, sekarang walaupun nggak bisa sebanding, tapi saat Oma sakit, insya Allah kita bisa meringankan beban Oma," tambahnya.
Sosok Teladan Keluarga
Ardi Bakrie mengungkapkan Hanna Louise Poluan merupakan sosok panutan dalam keluarga. Ia menekankan nenek Nia selalu menunjukkan perhatian yang besar, tidak hanya kepada anggota keluarga, tetapi juga kepada teman-temannya.
"Beliau adalah wanita yang sangat baik, sangat perhatian sama cucu-cucunya, anak-anaknya, dan teman-temannya. Itu selalu jadi contoh buat kita semua," ungkap Ardi.
Sangat Dekat dengan Sang Nenek
Kedekatan Nia dengan neneknya merupakan salah satu alasan mengapa kepergian nenek tersebut sangat menyentuh hatinya. Ardi menjelaskan Nia selalu berada di sisi neneknya, mulai dari masa sakit hingga saat-saat terakhir kehidupannya.
“Saya melihat Nia sangat bersedih karena dia dari dulu sama Omanya terus. Pas sakit juga, kita selalu bersama di Jakarta untuk terus mendampingi,” tutur Ardi.
Pesan Peti Mati Sendiri
Sebelum meninggalkan dunia ini, Hanna Louise Poluan telah melakukan berbagai persiapan untuk kepergiannya. Nia mengungkapkan hal ini dengan penuh rasa haru. Neneknya bahkan telah memesan pakaian, peti mati, serta mengatur semua rincian prosesi pemakaman yang akan dilaksanakan.
"Pokoknya nanti kalau dia meninggal, dia udah beli baju bahan sendiri dan itu kita udah jahit, terus kita cobain revisi segala macam. Kita yang bikinin, kita yang nangis, dianya mah enggak," ungkap Nia sambil berusaha menahan tangisnya.
Persiapan yang begitu matang menunjukkan betapa seriusnya Hanna dalam menghadapi kepergiannya, dan betapa besar cinta yang dimiliki Nia untuk neneknya.
Susun Rincian Pemakaman Sendiri
Selain itu, nenek juga mengambil keputusan mengenai lokasi rumah duka dan tempat pemakaman secara mandiri. Ia bahkan telah merencanakan setiap detail prosesi pemakaman, mulai dari siapa yang akan memegang foto hingga urutan barisan cucu dan cicitnya.
“Petinya mau yang ini yaudah dibeli juga, rumah dukanya mau yang ini, kuburannya mau di mana. Besok jalan ke kuburan ada barisannya ya, ada yang pegang fotonya siapa, cucu-cucu cicit-cicitnya udah diatur,” tambah Nia.
Permintaan Terakhir Sang Nenek
Walaupun Nia dan neneknya memiliki keyakinan yang berbeda, Nia tidak merasa ada kesulitan untuk memenuhi permintaan neneknya. Salah satu permintaan tersebut agar keluarga menyanyikan lagu tertentu saat acara pemakaman.
"Kita juga walaupun beragama beda, tapi saya tidak keberatan dengan apa yang Oma minta. Kita disuruh hapalin lagu buat besok dinyanyiin," ungkap Nia.
Sosok Sang Nenek Bagi Nia
Bagi Nia, neneknya merupakan figur yang sangat mandiri dan tidak pernah menjadi beban bagi orang lain. Ketika tinggal di Belanda, neneknya menjalani kehidupannya dengan sepenuh hati dan kemandirian yang luar biasa.
"Sama sekali nggak pernah nyusahin, apalagi pas dia tinggal di Belanda, dia semuanya serba sendiri," kenang Nia.
Kepergian Hanna Louise Poluan menyisakan banyak pelajaran berharga bagi keluarganya. Kemandirian, kebaikan hati, serta perhatian yang diberikan oleh sang nenek kepada banyak orang menjadi sumber inspirasi yang besar bagi Nia dan anggota keluarganya.
"Banyak yang dipelajari dari Oma. Semoga semua dimudahkan," tutur Nia.