Miris, Harga Air di Gaza Naik 100 Persen Akibat Agresi Militer Israel
Kondisi tersebut tidak lain akibat dari tindakan Israel yang menghentikan pengiriman bantuan ke daerah tersebut.
Kondisi tersebut tidak lain akibat dari tindakan Israel yang menghentikan pengiriman bantuan ke daerah tersebut.
Di tengah gempuran serangan militer Israel, warga Gaza masih harus dihadapi dengan melonjaknya harga makanan.
Badan Pusat Statistik Palestina menilai lonjakan harga makanan di Gaza sebagai fenomena yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Mengutip Al Jazeera, ribuan warga Gaza terlihat berkerumun di kedai-kedai yang ada di Pasar Nuseirat, di Gaza Pusat.
Mengingat sejak Jumat (24/11) Hamas dan Israel sepakat melakukan gencatan senjata hingga Senin (27/11).
Badan Statistik Palestina mengatakan, pada Oktober, harga makanan dan minuman naik 10 persen.
Sedangkan sayur mayur dan tepung gandum naik 32 dan 65 persen. Yang lebih mengerikan, harga air naik 100 persen.
Ini terjadi sejak konflik pecah pada tanggal 7 Oktober.
Israel membatasi pasokan bahan bakar. Bahkan toko roti di Gaza tidak dapat berjualan karena kekurangan tepung terigu, air dan bahan bakar.
Tidak hanya itu, PBB mengatakan warga Gaza yang mengungsi berpotensi mengalami tragedi kelaparan akibat kelangkaan pangan.
Demi bertahan hidup, warga Gaza yang mengungsi melewatkan atau mengurangi waktu makan.
Setelah adanya kesepakatan gencatan senjata antara Hamas dan Israel, kondisi tersebut memungkinkan bagi PBB untuk meningkatkan pengiriman makanan, air dan obat-obatan dalam jumlah yang sangat besar.
Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS) juga mengatakan bahwa pihaknya telah mengirimkan 61 truk yang membawa bantuan ke Kota Gaza dan Gaza Utara.
Dua lokasi itu merupakan tempat warga Gaza mengungsi.
Hingga Sabtu lalu, tercatat sudah ada 137 truk bantuan memasuki Gaza.
Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) mengatakan 129.000 liter atau sekitar 34.000 galon bahan bakar, telah disalurkan ke Gaza.
OCHA juga mengirimkan empat truk yang membawa gas untuk memasak.
merdeka.com
Tercatat sudah lebih dari 44.000 kasus diare dan 70.000 kasus infeksi pernafasan telah dilaporkan.
MBS juga menyerukan "kejahatan brutal" Israel di Gaza dihentikan.
Baca SelengkapnyaMenurut PBB, sedikitnya 42 persen unit perumahan di Jalur Gaza hancur atau rusak dihantam bom Israel.
Baca SelengkapnyaSerangan pasukan penjajah Israel menargetkan tempat tinggal warga sipil di Jalur Gaza, menyebabkan ratusan warga kehilangan tempat tinggal.
Baca SelengkapnyaMereka tampak dikelilingi oleh tentara pendudukan Israel yang bersenjata lengkap, sementara teriakan perintah terdengar menggema.
Baca SelengkapnyaPada Jumat pagi militer Israel mengirimkan perintah evakuasi langsung kepada ratusan ribu warga sipil di Kota Gaza.
Baca SelengkapnyaMiliter Israel terakhir melaporkan serangan udara mereka mengenai sekitar 12.000 target di Gaza dengan menggunakan serangkaian bom AS.
Baca SelengkapnyaSejak agresinya di Gaza pada 7 Oktober, Israel memutus pasokan air, listrik, makanan, dan bahan bakar.
Baca SelengkapnyaHingga kini nasib sekitar 150 orang warga Israel yang diculik dan ditawan ke Jalur Gaza ketika terjadi serangan Hamas Sabtu lalu masih belum jelas.
Baca SelengkapnyaAnak dan perempuan menjadi pihak rentan sekaligus sasaran utama Israel dalam agresinya.
Baca Selengkapnya