Kebutuhan Garam Nasional Terus Meningkat, Begini Teknologi Bisa Genjot Produksi Petani
Program pengenalan cuaca merupakan peningkatan kapasitas petani garam untuk melakukan pemantauan awan agar dapat melakukan prediksi cuaca secara mandiri.
Program pengenalan cuaca merupakan peningkatan kapasitas petani garam untuk melakukan pemantauan awan agar dapat melakukan prediksi cuaca secara mandiri.
Produksi garam di Indonesia kian menurun. Sementara jumlah kebutuhan garam setiap tahunnya selalu meningkat.
Produksi garam di Kabupaten Bangkalan saja hanya 740 ton dari target yang ditetapkan yakni 4.000 ton atau hanya 18,5 persen dari target Kabupaten Bangkalan.
Melihat fakta ini, perusahaan migas PHE WMO mengembangkan inovasi Salt Centre Terintegrasi untuk mempersiapkan petani garam bertahan di tengah ketidakpastian cuaca. Teknologi yang dikembangkan berupa pengenalan cuaca, teknologi ulir filter (TUF) dan kristalisasi garam berbahan bakar briket rakyat (Pengembangan Siram Berbakat).
Program pengenalan cuaca merupakan peningkatan kapasitas petani garam untuk melakukan pemantauan awan agar dapat melakukan prediksi cuaca secara mandiri. Kelompok penerima manfaat dilatih untuk mengakses data cuaca pemerintah sebagai data sekunder dan membuat laporan harian pengamatan cuaca.
merdeka.com
Jika dengan menggunakan metode konvensional proses kristalisasi air tua membutuhkan waktu 21-28 hari, dengan adanya teknologi ulir filter mampu mempercepat proses kristalisasi mencapai 14 hari. Teknologi Ulir Filter ini juga memanfaatkan limbah padat Non B3 PHE WMO berupa pipa sebanyak 0,34785 ton.
Salt Centre Terintegrasi juga mengusung inovasi Pengembangan Siram Berbakat untuk menyelesaikan permasalahan sampah di pesisir baik organik dan juga anorganik.
Desa Banyusangka memiliki kawasan TPI terbesar di Kabupaten Bangkalan, di sisi lain kesadaran masyarakat dalam pengelolaan lingkungan juga masih rendah dan seringkali membuang sampah sembarangan.
Banyusangka yang berada di kawasan pesisir juga mendapatkan banyak sampah kiriman dari arus laut, bahkan kondisi ini juga menyebabkan banjir di Desa Banyusangka.
Pada 2022, PHE WMO telah melakukan inovasi rumah garam portable dan alat cuci garam untuk meningkatkan produksi dan kualitas garam, di mana capaian produksi yakni sebesar 32 ton. Kualitas garam rakyat juga meningkat dengan indikator pengukuran kadar NaCl dari sebelumnya 56,12 persen menjadi 94,07 yang telah memenuhi standar garam konsumsi/ garam meja.
GM Zona 11, Muzwir Wiratama menjelaskan, Indonesia sebagai negara kepulauan, usaha garam rakyat sangat potensial sebagai penopang pertumbuhan ekonomi nasional dan kesejahteraan rakyat.
PHE WMO berupaya mendukung produksi garam nasional dengan memberdayakan petani garam di Desa Banyusangka, Kecamatan Tanjungbumi, Kabupaten Bangkalan melalui inovasi dan pengembangan teknologi sehingga usaha garam rakyat semakin efisien, berkualitas dan menjadi komoditi strategis yang dapat meningkatkan kesejahteraan petambak garam dan masyarakat.
"Kami ingin keberadaan kami membawa nilai manfaat kepada pemangku kepentingan, khususnya masyarakat di sekitar wilayah operasi. Ini sejalan dengan komitmen perusahaan untuk mendukung kinerja keberlanjutan melalui program Environmental, Social & Governance (ESG) dan mendukung pemerintah mencapai target agenda internasional khususnya Sustainable Development Goals, dimana program ini utamanya berkontribusi pada tujuan no. 8 Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi,” ujarnya.
Dengan inovasi ini dilakukan pengelolaan sampah yang bekerjasama dengan Rumah Daur Ulang (RDU) Kabupaten Bangkalan. Sampah yang telah dikumpulkan oleh kelompok selanjutnya ditukar dengan briket, yang dimanfaatkan sebagai bahan bakar untuk proses kristalisasi garam.
Garam yang diproses dengan evaporasi dengan memanfaatkan briket ini juga memiliki hasil yang lebih putih dan halus. Inovasi ini juga mampu meningkatkan kapasitas produksi mencapai 50kg per hari.
Field Manager PHE WMO, Markus Pramudito menjelaskan untuk menjaga stabilitas harga berupa pengembangan HUB 'Jaringan Kerjasama Petani Garam Rakyat'. Melalui inovasi ini, petani garam tidak hanya dari Desa Banyusangka tetapi desa sekitar lainnya seperti Desa Tlangoh juga bekerjasama dengan BUMDes Wijaya Kusuma dalam proses distribusi garam.
Ganjar meyakini, petani milenial akan banyak yang lahir jika dibarengi dengan keseriusan pemerintah dalam memberikan mendampingi.
Baca SelengkapnyaTeknologi ini meningkatkan produktivitas dan penghidupan petani, serta memperkuat ketahanan petani terhadap perubahan iklim.
Baca SelengkapnyaPasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD bertekad mempercepat penguasaan sains dan teknologi melalui percepatan riset dan inovasi berdikari.
Baca SelengkapnyaMeski banyak perusahaan memanfaatkan AI untuk konten kreatif mereka, tawaran pekerjaan untuk menulis tetaplah tinggi.
Baca SelengkapnyaBerikut teknologi yang disebut-sebut bisa pantau efisiensi energi di pabrik.
Baca SelengkapnyaGanjar dinilai sebagai pemimpin yang menyadari pentingnya inovasi dan teknologi. Dan itu merupakan salah satu kebutuhan anak muda zaman sekarang.
Baca SelengkapnyaDi dalam pipa airnya terdapat lapisan berteknologi foodgrade, kemudian air yang melewati pipa-pipa tersebut tidak akan terkontaminasi.
Baca SelengkapnyaPemanfaatan teknologi secara otomatis dapat memerangi praktik joki.
Baca SelengkapnyaPerkembangan teknologi merujuk pada kemajuan bidang ilmu pengetahuan dan rekayasa yang menghasilkan penemuan baru, aplikasi yang lebih baik, dan kemajuan.
Baca Selengkapnya