Penyebab Tersembunyi Kolesterol Tinggi dan Cara Cerdas Mengatasinya
Kolestrol memang dibutuhkan tubuh untuk membangun sel yang sehat. Tetapi, kolestrol yang tinggi dapat menimbulkan berbagai risiko kesehatan yang serius.
Kolesterol adalah jenis lipid atau lemak yang ditemukan dalam setiap sel tubuh. Tubuh membutuhkan kolesterol untuk membangun sel-sel yang sehat dan memproduksi hormon tertentu. Kolesterol terbagi menjadi dua jenis utama, yaitu low-density lipoprotein (LDL) yang sering disebut sebagai "kolesterol jahat," dan high-density lipoprotein (HDL), yang dikenal sebagai "kolesterol baik." LDL dapat menumpuk di dinding arteri, menyebabkan aterosklerosis, sedangkan HDL membantu mengangkut kolesterol jahat keluar dari arteri untuk dikeluarkan oleh tubuh.
Kolesterol tinggi telah menjadi salah satu masalah kesehatan global paling umum. Sebagai komponen penting dalam tubuh, kolesterol memiliki peran dalam pembentukan hormon, vitamin D, dan komponen struktural pada sel-sel tubuh. Namun, kadar kolesterol yang tinggi dapat menimbulkan berbagai risiko kesehatan yang serius, terutama penyakit jantung dan stroke.
-
Bagaimana kolesterol tinggi bisa diatasi? Untuk mencoba menstabilkannya, Anda bisa coba membuat minuman alami ini. Berikut beberapa minuman alami yang bisa bantu turunkan kolesterol dilansir dari berbagai sumber, Selasa (11/6/2024):
-
Bagaimana mengatasi kolesterol tinggi? Penting untuk mengenali gejala ini. Oleh karena itu, untuk mengatasi atau mencegah kolesterol tinggi, perhatikan pola makan yang sehat dan lakukan olahraga secara rutin minimal 2-3 kali seminggu.
-
Bagaimana kolesterol tinggi diatasi? Upaya mengadopsi gaya hidup sehat dapat membantu mengurangi tekanan darah dan kadar kolesterol. Diet berbasis Mediterania yang kaya dengan buah-buahan, sayuran, ikan, kacang-kacangan, dan lemak tak jenuh seperti minyak zaitun, dapat mengurangi risiko serangan jantung atau stroke.
-
Apa yang menyebabkan kolesterol tinggi? Kolesterol, sebagai lemak yang beredar dalam tubuh, menjadi elemen yang dibawa oleh protein dalam darah, yang dikenal sebagai lipoprotein. Meskipun diperlukan dalam jumlah yang sesuai untuk mendukung fungsi tubuh, kelebihan kolesterol dapat menjadi ancaman serius, mengakibatkan berbagai penyakit dan komplikasi.
-
Bagaimana cara mengatasi kolesterol? Berikut beberapa cara mengendalikan kadar kolesterol dilansir dari Mayo Clinic:Mengonsumsi makanan yang rendah akan garam, dan mengonsumsi lebih banyak buah-buahan dan sayuran.Menjaga berat badan tetap ideal karena obesitas merupakan salah satu faktor risiko hiperkolesterolemia terbesar.Berhenti merokok, karena merokok membuat kolesterol jahat menjadi lebih mudah menempel pada dinding arteri.Berolahraga secara rutin setidaknya selama 30 menit.Membatasi konsumsi minuman beralkohol, karena alkohol meningkatkan trigliserida dan kolesterol dalam darah.
-
Bagaimana menurunkan kolesterol tinggi? Berikut adalah beberapa cara untuk menurunkan kadar kolesterol tinggi yang dihimpun oleh Liputan6.com dari berbagai sumber pada Senin (7/10/2024). Konsumsi Makanan Bergizi Mengadopsi pola makan yang sehat merupakan langkah awal yang krusial untuk mengurangi kadar kolesterol tinggi.
Penyebab Kolestrol Tinggi
Pola Makan yang Tidak Sehat
Konsumsi makanan tinggi lemak jenuh dan lemak trans, seperti daging berlemak, makanan cepat saji, dan produk olahan susu, dapat meningkatkan kadar LDL dalam tubuh. Studi yang dipublikasikan dalam Journal of Nutrition (2016) menunjukkan bahwa konsumsi makanan yang kaya akan lemak jenuh, seperti daging merah, produk susu tinggi lemak, dan makanan olahan, dapat meningkatkan kadar kolesterol LDL. Selain itu, lemak trans, yang banyak ditemukan dalam makanan yang dipanggang dan makanan cepat saji, juga berperan dalam meningkatkan kadar kolesterol jahat dan menurunkan kolesterol HDL (kolesterol "baik").
Kurangnya Aktivitas Fisik
Gaya hidup yang tidak aktif atau kurang berolahraga dapat menyebabkan penurunan kadar HDL (kolesterol baik) dan peningkatan LDL. Menurut sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of the American Heart Association (2017), aktivitas fisik yang teratur dapat membantu meningkatkan kadar kolesterol HDL, yang berfungsi untuk mengangkut kolesterol dari pembuluh darah kembali ke hati untuk diproses dan dikeluarkan dari tubuh. Kurangnya aktivitas fisik tidak hanya membuat kadar kolesterol HDL turun, tetapi juga meningkatkan risiko peningkatan kolesterol LDL.
Faktor Genetik
Selain faktor gaya hidup, kolesterol tinggi juga bisa disebabkan oleh faktor genetik. Menurut penelitian yang diterbitkan dalam The Lancet (2019), hiperkolesterolemia familial adalah kondisi genetik yang menyebabkan peningkatan kadar kolesterol LDL (kolesterol "jahat") sejak usia muda. Kondisi ini disebabkan oleh mutasi gen yang mempengaruhi kemampuan tubuh untuk mengelola kolesterol secara efisien, sehingga kadar kolesterol dalam darah tetap tinggi meskipun pola makan dan gaya hidup sudah dijaga. Orang dengan kondisi seperti ini akan memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit jantung sejak usia muda.
Obesitas
Obesitas atau kelebihan berat badan merupakan salah satu faktor risiko utama kolesterol tinggi. Sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Lipid Research (2018) menunjukkan bahwa obesitas mempunyai hubungan yang erat dengan peningkatan kadar kolesterol LDL dan trigliserida, serta penurunan kolesterol HDL. Kelebihan lemak tubuh, terutama di area perut, dapat menyebabkan resistensi insulin, yang dapat memengaruhi metabolisme lipid dan menyebabkan peningkatan kadar kolesterol. Lemak viseral atau lemak yang menumpuk di sekitar organ dalam tubuh menghasilkan hormon dan senyawa inflamasi yang dapat memengaruhi fungsi hati dalam mengelola kolesterol.
Merokok
Merokok dan konsumsi alkohol dalam jumlah berlebihan dapat merusak dinding pembuluh darah, meningkatkan risiko penumpukan plak di arteri, serta menurunkan kadar HDL. Penelitian yang dipublikasikan dalam American Journal of Public Health (2019) menunjukkan bahwa nikotin dan zat kimia lainnya yang terdapat dalam rokok merusak dinding pembuluh darah, membuatnya lebih rentan terhadap penumpukan plak aterosklerosis, yang sebagian besar terdiri dari kolesterol LDL.
Risiko Kolestrol Tinggi
Penyakit Jantung Koroner
Kolesterol tinggi, terutama kolesterol LDL, adalah salah satu faktor risiko utama untuk penyakit jantung koroner. Menurut penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of the American Heart Association (2020), peningkatan kadar LDL dalam darah dapat menyebabkan pembentukan plak aterosklerotik di arteri. Plak ini dapat membuat arteri menyempit dan mengeras, suatu kondisi yang disebut aterosklerosis, yang menghalangi aliran darah ke jantung. Penyumbatan ini dapat menyebabkan angina (nyeri dada) atau bahkan serangan jantung. Menurut data dari World Health Organization (WHO), penyakit jantung koroner adalah penyebab utama kematian di dunia, dengan kolesterol tinggi menjadi salah satu faktor risiko utama.
Stroke
Kolesterol tinggi juga merupakan faktor risiko utama untuk stroke iskemik, yang terjadi ketika aliran darah ke otak terganggu. Kadar kolesterol LDL yang tinggi berkontribusi terhadap pembentukan plak di pembuluh darah otak. Ketika plak ini pecah, maka gumpalan darahnya akan menyumbat aliran darah ke otak, sehingga menyebabkan stroke. Sebuah studi dalam Journal of the American College of Cardiology menunjukkan bahwa individu dengan kolesterol tinggi memiliki risiko dua kali lebih besar terkena stroke iskemik dibandingkan dengan mereka yang memiliki kadar kolesterol normal.
Aterosklerosis
Aterosklerosis adalah pembentukan plak di arteri akibat penumpukan lemak, kolesterol, dan zat lain di dinding arteri. Plak ini dapat menyebabkan penyempitan arteri, yang mengurangi aliran darah ke organ penting seperti jantung, otak, dan ekstremitas. Menurut European Heart Journal (2021), aterosklerosis sering kali merupakan hasil dari kadar kolesterol yang tinggi, terutama LDL, yang menyebabkan penumpukan lemak di dinding pembuluh darah. Jika tidak ditangani, kondisi ini dapat menyebabkan berbagai komplikasi serius, termasuk serangan jantung dan stroke.
Cara Mengatasi Kolestrol Tinggi
Mengubah Pola Makan
Mengurangi konsumsi makanan tinggi lemak jenuh dan trans, serta meningkatkan asupan serat larut dari buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian, dapat membantu menurunkan kadar LDL. Studi dalam The Journal of Nutrition (2015) menunjukkan bahwa peningkatan asupan serat larut dapat menurunkan kadar kolesterol LDL hingga 5-10%.
Olahraga Teratur
Melakukan aktivitas fisik minimal 30 menit sehari, seperti berjalan cepat, berlari, atau bersepeda, dapat membantu meningkatkan kadar HDL dan menurunkan LDL. Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam British Journal of Sports Medicine menemukan bahwa olahraga aerobik dapat menurunkan kadar kolesterol total dan LDL secara signifikan pada individu dengan kadar kolesterol tinggi.
Berhenti Merokok
Merokok tidak hanya meningkatkan risiko berbagai penyakit kronis tetapi juga memperburuk profil kolesterol. Menurut penelitian yang dipublikasikan dalam American Journal of Preventive Medicine (2019), merokok menurunkan kadar HDL dan meningkatkan risiko oksidasi LDL, yang merupakan faktor utama dalam pembentukan plak pada dinding arteri. Sebuah studi yang diterbitkan dalam The New England Journal of Medicine menemukan bahwa setelah berhenti merokok, kadar HDL seseorang dapat meningkat hingga 30% dalam beberapa bulan.
Mengelola Berat Badan
Penelitian yang diterbitkan dalam Circulation (2016) menemukan bahwa penurunan 5-10% berat badan dapat menurunkan kadar LDL dan trigliserida secara signifikan, serta meningkatkan kadar HDL. Pengurangan berat badan, terutama yang dicapai melalui kombinasi diet sehat dan olahraga teratur, telah terbukti efektif dalam mengurangi risiko penyakit kardiovaskular.
Kolesterol tinggi merupakan kondisi yang mempunyai risiko serius terhadap kesehatan, terutama jika tidak diatasi dengan tepat. Dengan mengenali faktor-faktor penyebabnya dan melakukan perubahan gaya hidup seperti pola makan sehat, olahraga, serta berhenti merokok, risiko komplikasi jangka panjang dapat dikurangi. Dengan penanganan yang tepat, individu dapat menjalani hidup yang lebih sehat tanpa takut ancaman penyakit kardiovaskular.