Mengenal Daun Kratom, Benarkah Miliki Manfaat atau Sepenuhnya Bahaya Seperti Narkotika?
Daun kratom tengah menjadi pembicaraan karena disebut memiliki efek menenangkan.


Mengenal Daun Kratom, Benarkah Miliki Manfaat atau Sepenuhnya Bahaya Seperti Narkotika?
Beberapa waktu ini, tanaman Kratom kembali diperbincangkan. Hal ini tak lain karena terdapat sejumlah ekspor dari tanaman ini padahal BNN menggolongkannya sebagai tanaman yang memiliki kandungan narkotika.

Dilansir dari Live Science, Drug Enforcement Administration (DEA) Amerika Serikat juga telah melarang persebaran daun ini walau penggunanya mengaku bahwa konsumsi daun ini bermanfaat. Kratom diketahui bisa menjadi pengganti opium untuk mengatasi rasa sakit. Walau begitu, Badan Narkotika Nasional (BNN) mencatat efek tanaman kratom lebih berbahaya dari ganja bahkan kokain. Deputi Bidang Rehabilitasi BNN Yunis Farida Oktoris Triana mengatakan, efek kratom bisa 10 kali lebih bahaya dari ganja.
"Memang bahaya dari pada kokain dan lebih bahaya 10 kali lipat dari ganja. Kebetulan kami mengikuti diskusi dengan Kementerian Kesehatan terkait tanaman kratom. Kratom memang membahayakan bila mana disalahgunakan," kata Farida.
Efek Kesehatan Kratom
Salah satu alasan seseorang mengonsumsi kratom adalah sebagai pereda rasa sakit. Marc Swogger, profesor psikiatri dari University of Rochester Medical Center, New York, mengungkap bahwa kratom memiliki efek yang baik sebagai analgesik dan penghilang rasa sakit.

Swogger mengungkap bahnyak orang yang mengonsumsi kratom untuk membantu berhenti konsumsi obat-obatan jenis lain terutama candu. Berdasar penelitian yang dilakukannya dikatakan bahwa dari banyak orang yang mengonsumsi daun ini, banyak yang berhasil berhenti dari menggunakan candu.
Selain karena kecanduan, Swogger mengungkap bahwa bahwa orang menggunakan kratom untuk mengatasi post-traumatic stress disorder (PTSD). Masalah lain yang bisa diatasi adalah kecemasan sosial.
Apa Dampak Kratom pada Tubuh?
"Walau bukan merupakan candu, namun daun ini mengikat reseptor candu," terang Swogger.
Berbeda dengan candu yang memiliki efek penenang, kratom bisa menstimulasi efek yang sama dengan dosis lebih rendah. Di sisi lain, efek menenangkan yang dimilikinya dalam dosis tinggi. Pada pengguna daun ini, disebut bahwa tanaman ini menenangkan rasa sakit namun tak membuat mereka menjadi mabuk.

Risiko dari Konsumsi Kratom
Efek samping yang umum dari kratom sama seperti pada candu seperti sakit perut, muntah, gatal, serta munculnya ketenangan. Walau begitu, efek yang muncul tidak terlalu besar seperti pada candu.
Walau bisa berdampak kematian, namun tidak ada kematian seketika akibat konsumsi tumbuhan ini. Selain itu terdapat juga laporan mengenai masalah hati pada pengguna kratom.
Apakah Kratom Bikin Kecanduan?
Menurut DEA, kratom memiliki kandungan yang bisa membuat seseorang menjadi kecanduan. Beberapa orang mengalami sakau ketika mereka mulai berhenti menggunakan tanaman ini.

Sekitar 1 dari 10 orang pada penelitian tersebut bisa mengalami gejala sakau setelah menggunakannya dalam jumlah besar lalu berhenti setidaknya satu hari. Kondisi kecanduan ini bisa membuatmu mengalami masalah lebih lanjut dari konsumsi tanaman kratom ini.
Belum Ada Izin Ekspor Kratom di Indonesia
Sebelumnya, Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan, Didi Sumedi menyatakan, pihaknya belum menerbitkan surat persetujuan ekspor (SPE) atas kratom. Diketahui, Badan Narkotika Nasional (BNN) mengelompokkan kratom sebagai tanaman yang memiliki kandungan narkotika layaknya ganja.
Didi menyebut, pihaknya masih menunggu kajian lebih lanjut yang dilakukan oleh BNN, Kementerian Kesehatan, dan kementerian terkait atas nasib kratom. Kratom sendiri berpotensi menjadi sumber baru devisa negara. Hal ini tak lepas karena adanya ekspor Kratom yang tecatat.