Riwayat Pesawat Kepresidenan Indonesia dari Soekarno hingga Prabowo, Mana Lebih Canggih?
Pesawat Kepresidenan Indonesia memiliki sejarah panjang hingga modernisasi spesifikasi dan bentuk.

Pesawat Kepresidenan A-001 berubah warna dan corak. Perubahan livery dan warna cat yang berbeda dari Pesawat Kepresidenan itu pertama kali terlihat saat terparkir di samping pesawat kepresidenan PK-GRD, yang saat ini digunakan oleh Presiden Prabowo Subianto, di Pangkalan Udara TNI AU (Lanud) Halim Perdanakusuma, Jakarta (14/4).
Pesawat Kepresidenan A-001, yang pada periode sebelumnya digunakan oleh Presiden Ke-7 Joko Widodo, semula memiliki corak mayoritas berwarna merah di bagian moncong kemudian blok warna merah itu semakin menipis hingga bagian ekor.
Di sisi pesawat, tulisan 'Republik Indonesia' dibuat berwarna putih hingga terlihat kontras dengan latar merah pesawat.
Namun, pesawat kepresidenan itu saat ini memiliki corak yang mirip dengan PK-GRD, yaitu dengan mayoritas warna putih di seluruh badan pesawat, dengan aksen garis merah yang memanjang di bagian atas dan bawah jendela. Di bagian atas, aksen garis dibuat lebih tebal dibandingkan dengan di bagian bawah. Sementara itu, tulisan 'Republik Indonesia' juga dibuat berwarna hitam, dengan jenis font yang berbeda dari desain sebelumnya.
Penjelasan Istana
Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO) Hasan Nasbi menjelaskan pesawat kepresidenan Republik Indonesia A-001 dicat dan diganti coraknya (livery) untuk perawatan dan pemeliharaan rutin.
Walaupun demikian, Hasan melanjutkan dia akan mencari informasi lebih lanjut untuk mengetahui alasan persisnya di balik pergantian tersebut, berikut biaya pengecatan pesawat kepresidenan.
Oleh karena itu, Hasan meminta perubahan tersebut tidak begitu dibesar-besarkan dan dicari-cari alasannya. Menurut dia, pergantian warna, corak/desain merupakan hal yang lumrah, terlebih tujuan utamanya untuk perawatan dan mengurangi risiko korosi, oksidasi, dan risiko akibat tumpahan bahan bakar atau pun faktor lingkungan lainnya.
"Terus terang, saya harus cek dulu soal kenapa pesawat kepresidenan ganti warna. Tetapi begini teman-teman, kalau kendaraan, pesawat, kapal, itu ada pemeliharaan rutin, maintenance rutin. Ya salah satu pemeliharaannya juga ganti desain, ganti warna,” kata Hasan Nasbi menjawab pertanyaan wartawan saat acara diskusi di Jakarta, Sabtu (17/5).
Sejarah Pesawat Kepresiden Indonesia
Perubahan warna dan corak pesawat kepresidenan bukan kali ini dilakukan pemerintah. Tercatat, ada beberapa perubahan dilakukan untuk pesawat kepresidenan. Jenis pesawat digunakan presiden Indonesia juga kerap berganti. Sejak era Presiden Soekarno hingga Presiden Joko Widodo, armada kepresidenan mengalami evolusi yang signifikan.
Keberadaan pesawat kepresidenan menandai perjalanan tongkat estafet kepemimpinan Indonesia dari masa ke masa. Keberadaan pesawat kepresidenan sangat vital sebagai armada mengantar para pemimpin negara dari satu tempat ke tempat lain, baik dalam negeri maupun mancanegara.
Dari pesawat legendaris seperti Lockheed C-140 Jetstar dan Ilyushin Il-18 yang digunakan Presiden Soekarno untuk perjalanan domestik, hingga Boeing 737-800 Boeing Business Jet 2 (BBJ2) atau Indonesia One yang menjadi andalan Presiden Joko Widodo (Jokowi), perubahan pesawat digunakan pemimpin Indonesia menunjukkan bagaimana teknologi dan kebutuhan penerbangan kepresidenan terus berkembang seiring waktu. Lantas mana yang lebih canggih?
Era Presiden Soekarno: Pesawat Legendaris dan Sewaan
Presiden Soekarno, sebagai pemimpin pertama Indonesia, menggunakan berbagai jenis pesawat, baik untuk perjalanan domestik maupun internasional. Untuk penerbangan dalam negeri, beliau mengandalkan Lockheed C-140 Jetstar dan Ilyushin Il-18. Nama-nama pesawat pun menjadi bagian dari sejarah, seperti Seulawah (DC-3 Dakota) dan Dolok Martimbang (Ilyushin Il-18).
Sementara itu, untuk perjalanan internasional, Presiden Soekarno sering menggunakan pesawat sewaan, seperti Convair 990 dan DC-8. Pemilihan jenis pesawat ini mencerminkan kebutuhan akan jangkauan penerbangan yang lebih jauh dan kapasitas yang lebih besar untuk rombongan kepresidenan.
Penggunaan pesawat sewaan menunjukkan keterbatasan armada kepresidenan pada masa itu. Namun, pilihan pesawat yang digunakan tetap mencerminkan status dan kebutuhan seorang pemimpin negara dalam menjalankan tugas diplomasi dan kenegaraan.
Masa Soeharto: Boeing 737 hingga Hercules C-130
Pada masa kepemimpinan Presiden Soeharto, jenis pesawat yang digunakan mengalami diversifikasi. Untuk perjalanan domestik, digunakan Boeing 737 Classic, Airbus A300, dan DC-9. Sementara untuk perjalanan internasional, pilihan jatuh pada DC-8 dan MD-11, yang menawarkan jangkauan dan kapasitas yang lebih besar.
Menariknya, Presiden Soeharto juga menggunakan Hercules C-130 TNI-AU untuk mencapai daerah-daerah dengan keterbatasan fasilitas bandara. Hal ini menunjukkan fleksibilitas dan adaptasi dalam memilih pesawat sesuai dengan kondisi geografis Indonesia.
Penggunaan BAE 146-200 juga menjadi bagian dari armada kepresidenan pada masa ini, menunjukkan upaya untuk memiliki pesawat yang lebih efisien dan sesuai untuk berbagai kebutuhan perjalanan.

Presiden Habibie, Gus Dur, dan Megawati: Dominasi Garuda Indonesia dan TNI AU
Masa kepemimpinan Presiden B.J. Habibie, Abdurrahman Wahid (Gus Dur), dan Megawati Soekarnoputri menandai era di mana pesawat dari Garuda Indonesia, Pelita Air Service, atau TNI AU lebih sering digunakan. Meskipun ada beberapa jenis pesawat spesifik yang digunakan, seperti Avro RJ-85 (Habibie), Garuda Indonesia MD-11, Boeing 707, dan Aerospatiale AS 332L-1 Super Puma (Gus Dur dan Megawati), fleksibilitas dan ketergantungan pada maskapai dan TNI AU menjadi ciri khas periode ini.
Hal ini mungkin disebabkan oleh keterbatasan armada kepresidenan khusus atau pertimbangan efisiensi anggaran. Namun, penggunaan pesawat dari berbagai sumber tetap menjamin kelancaran perjalanan para pemimpin negara dalam menjalankan tugasnya.
Era SBY dan Jokowi: Modernisasi Armada Kepresidenan
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menandai era modernisasi armada kepresidenan. Beliau menggunakan Boeing 737-800 untuk penerbangan domestik dan internasional jarak pendek, serta Airbus A330-300 untuk perjalanan internasional jarak jauh. BAE 146-200 tetap digunakan untuk daerah dengan fasilitas bandara terbatas.
Menjelang akhir masa jabatannya, SBY juga memperkenalkan Boeing 737-800 Boeing Business Jet 2 (BBJ2), yang kemudian dikenal sebagai Indonesia One. Pesawat ini menjadi simbol modernisasi dan peningkatan kualitas armada kepresidenan.
Presiden Joko Widodo melanjutkan penggunaan Boeing 737-800 Boeing Business Jet 2 (BBJ2) atau Indonesia One untuk perjalanan domestik dan internasional. Pesawat ini mencerminkan komitmen pemerintah untuk menyediakan fasilitas terbaik bagi pemimpin negara dalam menjalankan tugasnya.
Dari pesawat-pesawat yang digunakan para presiden, terlihat jelas evolusi teknologi dan kebutuhan dalam mendukung tugas kenegaraan.