Mobil Rush Pengangkut BMM di Kupang Terbakar dan Tabrak Pagar Pos Polisi

Sebuah mobil toyota rush yang mengangkut bahan bakar minyak (BBM) sebanyak 12 jeriken berukuran 35 liter, hangus terbakar di Jalan Frans Seda, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Jumat (24/5) dini hari.

Mobil naas yang dikendarai oleh AB (44) itu sempat menabrak pagar pos polisi El Tari setelah terbakar. Akibatnya, AB mengalami luka bakar di sekujur tubuhnya.

Kapolresta Kupang Kota, Kombes Pol Aldinan R.J.H Manurung mengatakan, saat itu korban AB mengangkut BBM jenis pertalite sebanyak 420 Liter, yang diisi ke dalam 12 jeriken berukuran 35 Liter.

Saat melintas di jalan Frans Seda dari arah kantor Konsulat Timor Leste menuju Jalan El Tari, tiba-tiba keluar api yang langsung membesar.

Walaupun sempat melompat keluar untuk menyelamatkan diri, namun tubuhnya ikut terbakar.

"Api muncul korban juga sempat melompat sehingga mobil berjalan sendiri, dan akhirnya menabrak pagar belakang Pos Polisi Lalu Lintas Bundaran El Tari," jelas Aldinan Manurung, Sabtu (25/5).

Menurutnya, kebakaran itu terjadi akibat di dalam mobil yang dikemudikan AB terdapat muatan BBM. Sehingga terjadi kebakaran hebat, saat sedang melaju.

"Berdasarkan keterangan korban tiba-tiba ada api yang dengan cepat membesar dalam kabin mobil, karena ada muatan BBM yang sangat mudah terbakar," ungkap Aldinan Manurung.

"Api terus membesar menghanguskan seluruh bagian mobil dan sebagian garasi mobil Pos Polisi Satlantas," tambahnya.

Akibat kejadian itu, tubuh bagian belakang korban mengalami luka bakar. Kedua tangan, bagian depan kedua kaki, paha, sebagian wajah dan rambut juga mengalami luka bakar.

"Korban alami luka bakar yang sangat serius, kini sedang dirawat oleh tim medis Rumah Sakit Bhayangkara Titus Ully Kupang," jelas Aldinan Manurung.

Akibat peristiwa itu, korban mengalami kerugian mencapai ratusan juta rupiah. Korban juga belum dimintai keterangan, karena sedang dirawat intensif di rumah sakit.

"Korban masih dilakukan perawatan, jika sudah sadar akan diminta keterangan terkait lokasi atau terakhir korban mengisi bbm, dan untuk keperluan apa BBM tersebut dibeli dalam jumlah yang cukup banyak itu," tutup Aldinan Manurung.