Kini Ratusan Murid SMKN 1 Depok Gagal Ikut SNBP karena Sekolah Telat 1 Menit Input Data, Guru cuma Minta Maaf
Pihak sekolah malah melampar penyebab keterlambatan itu karena pihak operator. Sekolah mengklaim sudah mnta maaf.

Sebanyak 137 siswa SMKN 1 Depok gagal dalam Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) karena sekolah terlambat menginput data siswa ke Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS). Data tersebut digunakan sebagai acuan dalam proses seleksi masuk perguruan tinggi negeri (PTN).
Siswa menggelar aksi demo karena kecewa dengan kelalaian sekolah. Ratuwan siswa itu melakukan orasi dan membawa spanduk. Mereka memaksa masuk ke ruang guru namun dihadang sehingga terjadi kekisruhan.
“Nggak cukup minta maaf, nggak cukup,” kata salah seorang siswi, Kamis(6/2).
Terkait hal tersebut, Kepala SMKN 1 Depok, Lusi Triana mengakui adanya keterlambatan dari operator sekolah dalam input data. Hal itu yang menyebabkan siswa dengan nilai eligible tidak bisa ikut SNBP.
“Jadi sebetulnya ini bermula dari SMPTN. Jadi kami memang untuk anak-anak yang eligible ternyata mereka tidak bisa untuk masuk ke dalam seleksi tersebut. Jadi kendalanya itu karena keterlambatan sebetulnya. Jadi terlambat, operator kami terlambat dalam memasukkan data ke sistem tersebut gitu kurang lebih seperti itu,” katanya.
Sayangnya pihak sekolah tidak menjelaskan keterlambatan yang dimaksud. Lusi hanya mengatakan persoalan tersebut sudah disampaikan kepada wali murid.
“Kalau untuk teknisnya sih mungkin bisa disampaikan oleh yang bersangkutan. Yang jelas dari sekolah pun sudah menjelaskan kepada wali murid dan meminta maaf atas keterlambatan tersebut,” akunya.
Kendati demikian, sekolah masih tetap mengupayakan agar proses siswa agar bisa ikut SNBP. Pihak sekolah melakukan berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait. Kondisi ini baru terjadi tahun ini. Sebelumnya tidak ada kejadian seperti ini.
“Kami juga sudah mendapatkan beberapa jawaban, tetapi pada prinsipnya sampai saat ini kami masih melihat beberapa kemungkinan untuk siswa-siswi kita bisa masuk ke dalam SMPTN tersebut. Belum ya, kalau tahun kemarin seingat saya sih belum,” tukasnya.
Lusi mengatakan sekolah masih berusaha agar ada jalan keluar dari persoalan tersebut. Informasi yang didapat, pendaftaran diperpanjang hingga 5 Februari 2025.
“Ya itu yang sedang kita upayakan sebetulnya. Terakhir sih kita masih belum mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai hal tersebut. Tapi yang jelas kami tetap berkoordinasi dan mengupayakan supaya siswa-siswa kami bisa mengikuti SMPTN,” pungkasnya.