Kemdikti Saintek Tak Mengubah Tradisi Baik di Sekolah Garuda Transformasi
Sebanyak 12 sekolah telah resmi ditetapkan sebagai Sekolah Garuda Transformasi dan akan mulai berjalan pada tahun ajaran 2025/2026.

Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamendikti Saintek) Stella Christie mengatakan program Sekolah Garuda Transformasi tidak akan mengubah kulture atau tradisi dari program sekolah sudah ada. Menurut Stella, tidak akan ada perubahan kurikulum dan kehidupan belajar mengajar yang sudah berjalan selama ini di sekolah.
"Kemdikti Saintek sama sekali tidak akan bersampur tangan terhadap segala sesuatu yang sudah dilakukan oleh sekolah, baik dari kurikulum, kehidupan berasrama, dan segala hal baik yang sudah dilakukan," kata Stella kepada wartawan usai mengunjungi sekolah Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Insan Cendekia, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan, Selasa (20/5).
Sebanyak 12 sekolah telah resmi ditetapkan sebagai Sekolah Garuda Transformasi dan akan mulai berjalan pada tahun ajaran 2025/2026. Salah satunya yaitu MAN Insan Cendekia OKI.
Tujuan Sekolah Garuda Transformasi
Stella menegaskan, Sekolah Garuda Transformasi pemerintah hanya akan melakukan asistensi dan pembinaan terhadap sekolah untuk dapat memaksimalkan potensinya.
Beberapa hal yang dilakukan antara lain berupa peningkatan kualitas tenaga ajar dengan beasiswa, pembinaan potensi siswa kelas XI dan XII, hingga penguatan jejaring dengan kampus terkemuka di dalam dan luar negeri.
Stella juga memastikan pembentukan Sekolah Garuda Transformasi tidak akan menitikberatkan kepada pembuatan sekolah dengan kualitas tinggi pada bidang yang sama di berbagai daerah. Melainkan, lebih kepada fasilitasi sekolah-sekolah yang memang memiliki potensi unik untuk dapat memaksimalkan potensi tersebut.
"Saya rasa tujuan untuk membuat kualitas yang sama itu bukanlah suatu tujuan. Kita harus bisa melihat, kita harus bekerja sama untuk bisa membangun potensi dari masing-masing sekolah. Jadi kalau dari pendapat saya ini bukan persamaan tetapi pembangunan potensi yang paling maksimal dan paling optimal," ujar Stella.
Stella mencontohkan MAN Insan Cendekia OKI yang memiliki ciri khusus berupa prestasi di berbagai riset robotik dan mekatronik. Apalagi telah berhasil mengharumkan nama negara di kancah global. Nantinya potensi seperti MAN Insan Cendekia itu akan dimaksimalkan agar optimal.
"(Pembinaannya ke arah) bagaimana budaya riset ini bisa diketahui oleh universitas top yang akan menerima siswanya. Kalau di sekolah lain yang belum ada budaya riset itu mungkin bisa, bahkan mengikuti apa yang sudah dilakukan di seluruh MAN Insan Cendekia OKI," ujar Stella.