Bicara PR Kesehatan, Ganjar Siapkan Program Satu Desa, Satu Puskesmas
Ganjar akan mengusung program Satu Desa Satu Puskesmas dan Satu Dokter.
Masalah kesehatan menjadi perhatian serius Ganjar Pranowo.
Bicara PR Kesehatan, Ganjar Siapkan Program Satu Desa, Satu Puskesmas
Masalah kesehatan menjadi perhatian serius Capres 2024, Ganjar Pranowo. Untuk itu, salah satu program yang akan diusungnya dalam pertarungan Pilpres 2024 adalah mewujudkan Satu Desa Satu Puskesmas dan Satu Dokter.
Hal itu disampaikan Ganjar saat mengisi kuliah kebangsaan di FISIP Universitas Indonesia, Senin (18/9). Di hadapan para dosen dan mahasiswa UI, Ganjar memaparkan ide dan gagasannya mewujudkan Indonesia Emas, salah satunya sektor kesehatan.
"Untuk menuju Indonesia Emas, masyarakat harus makmur, sehat, pintar dan produktif. Nah soal kesehatan ini, masih banyak PR yang harus kita selesaikan," kata Ganjar.
Harus diakui, kata Ganjar, fasilitas kesehatan di Indonesia masih belum memadai. Masih banyak masyarakat yang berobat ke dukun karena akses kesehatan memang belum ada.
"Untuk itu, saya menargetkan ke depan harus terpenuhi satu desa satu Puskesmas dan satu dokter. Agar masyarakat mudah mengakses fasilitas kesehatan di manapun mereka berada,"
jelas Ganjar.
merdeka.com
Selain membangun sarana prasarana, hal yang pertama dilakukan Ganjar adalah membenahi sistem pendidikan di Indonesia. Sampai saat ini, image sekolah kedokteran adalah sulit dan sangat mahal.
"Saya punya pengalaman mendampingi perguruan tinggi yang ingin mengusulkan dibukanya prodi kedokteran. Itu sulitnya minta ampun. Padahal kita masih kekurangan dokter, kan harusnya ini dipermudah," ucapnya.
Belum lagi kualitas dokter yang belum optimal. Sampai saat ini lanjut Ganjar, masih banyak orang Indonesia yang memilih berobat ke luar negeri.
"Ini PR yang harus kita selesaikan. Bagaimana infrastruktur kesehatan harus merata, kualitas dokter ditingkatkan dan lainnya. Dan ini mesti cepat," tegasnya.
Termasuk, lanjut Ganjar, tentang pengembangan industri alat-alat kesehatan. Masih banyak alkes di Indonesia yang didatangkan dari luar negeri, karena di Indonesia belum bisa memproduksi.
"Ke depan pengembangan kawasan industri kesehatan harus kita genjot, agar peralatan kesehatan kita bisa kembangkan sendiri. Tidak melulu kita harus impor, karena kita sebenarnya bisa membuatnya di dalam negeri,"
papar Ganjar.
Ganjar mengatakan, pengalaman pandemi adalah momentum Indonesia harus bangkit. Saat pandemi, terungkap bahwa membuat masker medis pun, Indonesia masih belum bisa.
"Di sinilah peran penting kampus, BRIN dan pengusaha untuk ditugaskan agar mampu memproduksi alat kesehatan sendiri. Anggaran untuk penelitian dan inovasi harus kira dorong untuk mewujudkan itu," pungkasnya.