Tanda-Tanda Shockbreaker Harus Diganti dan Tips Memilih yang Tepat
Kenali ciri-ciri shockbreaker mobil perlu diganti dan tips memilih yang tepat untuk kenyamanan berkendara
Shockbreaker merupakan elemen krusial dalam sistem suspensi kendaraan yang bertugas untuk meredam guncangan serta menjaga kenyamanan saat berkendara. Meskipun demikian, shockbreaker memiliki umur tertentu dan harus diganti ketika mengalami kerusakan atau penurunan kinerja. Berikut ini adalah panduan untuk mengenali kapan saatnya mengganti shockbreaker mobil Anda serta tips untuk memilih yang tepat.
Identifikasi Tanda-Tanda Shockbreaker Perlu Diganti
1. Mobil Terasa Goyang dan Tidak Stabil
Ketika shockbreaker mulai rusak, mobil bisa menjadi lebih goyang dan kurang stabil, terutama ketika melewati jalan yang tidak rata atau berlubang. "Guncangan yang biasanya dapat diserap dengan baik oleh shockbreaker akan terasa lebih kuat, sehingga perjalanan menjadi tidak nyaman," kata Budi Setiawan, seorang mekanik. Selain itu, saat berbelok tajam, mobil dapat terasa miring, yang menunjukkan adanya masalah pada sistem suspensi.
2. Jarak Pengereman yang Lebih Panjang
Shockbreaker yang bekerja tidak maksimal dapat berdampak pada jarak yang diperlukan untuk menghentikan kendaraan. Apabila Anda merasakan bahwa mobil Anda memerlukan lebih banyak ruang untuk berhenti sepenuhnya, ini bisa menjadi indikasi adanya kerusakan pada shockbreaker. Penyebabnya adalah shockbreaker yang tidak dapat mempertahankan kontak ban dengan permukaan jalan saat pengereman, yang mengakibatkan penurunan efektivitas sistem rem.
3. Ban Cepat Aus dan Tidak Merata
Pola keausan yang tidak merata pada ban dapat menunjukkan bahwa shockbreaker tidak berfungsi dengan baik. Apabila Anda mengamati adanya keausan yang tidak biasa pada ban, misalnya bagian tertentu yang lebih cepat menipis, hal ini mungkin disebabkan oleh shockbreaker yang tidak lagi efektif dalam meredam guncangan, sehingga menyebabkan tekanan yang tidak seimbang pada ban.
4. Kebocoran Minyak pada Shockbreaker
Shockbreaker yang dalam kondisi baik seharusnya tidak menunjukkan tanda-tanda kebocoran minyak. Apabila Anda melihat adanya rembesan minyak di sekitar shockbreaker, ini merupakan tanda yang jelas bahwa shockbreaker tersebut perlu diganti. "Kebocoran minyak umumnya disebabkan oleh seal yang telah aus atau rusak di dalam shockbreaker," ungkap Rizal Pratama, seorang teknisi di bengkel resmi.
5. Bunyi Aneh Saat Berkendara
Ketika mobil melaju, terutama di jalan yang tidak rata, suara-suara aneh seperti berdecit, berdetak, atau bunyi logam yang saling bergesekan dapat menjadi indikasi bahwa shockbreaker perlu diganti. Suara-suara tersebut mengindikasikan bahwa komponen dalam shockbreaker mungkin telah mengalami keausan atau kerusakan, sehingga kinerjanya tidak optimal.
Berapa Kali Sebaiknya Mengganti Shockbreaker Mobil?
Frekuensi penggantian shockbreaker dapat bervariasi berdasarkan sejumlah faktor, termasuk jenis kendaraan, kondisi jalan yang sering dilalui, serta gaya mengemudi. Secara umum, shockbreaker memiliki umur pakai antara 50.000 hingga 100.000 kilometer. Namun, untuk pengemudi yang sering melewati jalan yang tidak rata atau mengangkut beban berat, penggantian mungkin diperlukan lebih sering, seperti setiap 40.000 hingga 60.000 kilometer.
Melakukan pemeriksaan rutin pada shockbreaker setiap kali servis berkala di bengkel, seperti Auto2000, sangatlah penting. Pemeriksaan ini berfungsi untuk mendeteksi kerusakan atau tanda-tanda keausan sejak awal, sehingga penggantian dapat dilakukan sebelum kerusakan tersebut memengaruhi kenyamanan dan keselamatan saat berkendara.
Tips Memilih Shockbreaker yang Sesuai
1. Sesuaikan dengan Jenis dan Model Mobil
Selalu pilih shockbreaker yang dibuat khusus untuk tipe mobil Anda. Anda dapat menemukan informasi ini di buku panduan kendaraan atau dengan bertanya kepada mekanik yang dapat dipercaya. Memilih shockbreaker yang tepat akan menjamin kinerja yang optimal serta mencegah kerusakan pada bagian lainnya.
2. Pertimbangkan Tipe Shockbreaker
Terdapat berbagai jenis shockbreaker, termasuk gas, oli, dan coilover. Shockbreaker jenis gas unggul dalam menyerap guncangan, sehingga ideal untuk penggunaan sehari-hari maupun dalam kondisi berkendara yang sulit. Sementara itu, shockbreaker oli lebih lembut dan memberikan kenyamanan saat digunakan di jalan raya, dan coilover memungkinkan penyesuaian tinggi serta kekerasan untuk meningkatkan kustomisasi.
3. Perhatikan Kebutuhan Berkendara
Perlu diperhatikan gaya berkendara serta kondisi jalan yang biasa dilalui. Jika sering melewati jalan yang bergelombang atau berlubang, sebaiknya pilih shockbreaker yang memiliki daya tahan tinggi dan kemampuan menyerap guncangan dengan baik. Sebaliknya, untuk jalan yang lebih halus, shockbreaker yang mengutamakan kenyamanan mungkin lebih sesuai.
Warganet Juga Bertanya Seputar ShockBreaker
Apa itu shockbreaker dan fungsinya?
Shockbreaker, yang juga dikenal sebagai peredam kejut, merupakan bagian dari sistem suspensi pada kendaraan yang bertugas menyerap serta meredam guncangan dan getaran yang berasal dari permukaan jalan. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kenyamanan saat berkendara dan memastikan kestabilan kendaraan.
Kapan waktu yang tepat untuk mengganti shockbreaker?
Shockbreaker harus segera diganti jika terlihat tanda-tanda kerusakan seperti oli yang bocor, kemudi yang tidak stabil, atau kendaraan yang melompat saat melewati gundukan. Sebagai pedoman, shockbreaker biasanya direkomendasikan untuk diganti setiap 50.000 hingga 80.000 kilometer, tergantung pada kondisi dan cara penggunaan kendaraan.
Apa perbedaan antara shockbreaker depan dan belakang?
Shockbreaker di bagian depan dan belakang memiliki tujuan yang serupa, yaitu meredam guncangan, namun masing-masing dirancang untuk menangani beban dan gaya yang berbeda. Shockbreaker depan bertugas mengatasi beban dan gaya yang berasal dari bagian depan kendaraan, sedangkan shockbreaker belakang berfungsi untuk menangani beban dan gaya dari bagian belakang.
Bagaimana cara memeriksa kondisi shockbreaker?
Untuk mengevaluasi kondisi shockbreaker, perhatikan apakah terdapat kebocoran oli pada bodi shockbreaker, periksa keausan pada komponen pemasangan, dan amati apakah kendaraan melompat-lompat atau merasa tidak seimbang saat digunakan. Melakukan tes dengan mendorong bagian depan atau belakang kendaraan juga dapat memberikan informasi tambahan.
Apa yang terjadi jika shockbreaker tidak berfungsi dengan baik?
Apabila shockbreaker tidak beroperasi dengan baik, kendaraan mungkin akan mengalami penurunan kenyamanan saat berkendara, berkurangnya stabilitas ketika berbelok atau melintasi jalan yang tidak rata, serta mempercepat keausan pada komponen suspensi lainnya. Hal ini dapat berdampak negatif pada keselamatan berkendara dan mempengaruhi kinerja kendaraan secara keseluruhan.
Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence