Kekayaan Prajogo Pangestu Turun Tajam 18 Persen, Ternyata Karena Ini
Penurunan ini disebabkan oleh jatuhnya saham-saham yang berhubungan dengannya pada hari Jumat, 7 Februari 2025.

Kekayaan bersih Prajogo Pangestu, salah satu individu terkaya di Indonesia, baru-baru ini mengalami penurunan yang signifikan. Berdasarkan informasi dari Bloomberg Billionaires Index, kekayaan Prajogo berkurang sebesar USD 5,43 miliar (Rp88,7 triliun), yang berarti penurunan sebesar 18,3 persen menjadi USD 24,9 miliar (Rp 407 triliun).
Penurunan ini disebabkan oleh jatuhnya saham-saham yang berhubungan dengannya pada hari Jumat, 7 Februari 2025.
Saham PT Chandra Asri Pacific Tbk. (TPIA), yang terafiliasi dengan Prajogo, mengalami penurunan hingga 19,44 prsen menjadi sekitar Rp6.525. Selain itu, saham PT Dian Swastatika Sentosa Tbk. (DSSA) juga turun 17,86 persen menjadi Rp39.450.
Saham lain yang terhubung dengan Prajogo, yaitu PT Petrosea Tbk. (PTRO), tercatat merosot 24,61 persen menjadi Rp2.880. Saham PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk. (CUAN) mengalami penurunan 19,96 persen menjadi Rp11.325, dan saham PT Barito Renewables Energy Tbk.
(BREN) terkoreksi 19,94 persen menjadi Rp7.025. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga mengalami penurunan sebesar 5,16 persen menjadi 6.752,57 pada periode 3-7 Februari 2025, dibandingkan dengan posisi sebelumnya yang mencapai 7.109,19.
Kapitalisasi pasar bursa juga terpangkas sebesar 5,87 persen menjadi Rp 11.595 triliun, dari sebelumnya Rp12.319 triliun. Namun, di tengah penurunan ini, rata-rata volume transaksi harian bursa menunjukkan peningkatan sebesar 26,60 persen, mencapai 20,75 miliar saham dari 16,39 miliar saham pada pekan sebelumnya.
Sebelumnya, Prajogo sempat meningkatkan kepemilikan saham di BRPT. Dalam keterbukaan informasi yang disampaikan kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), ia diketahui membeli 30.900.000 saham BRPT pada tanggal 30 Januari 2025.
Prajogo melakukan pembelian saham BRPT dengan harga Rp923,77 per lembar, sehingga total nilai pembelian mencapai sekitar Rp28,54 miliar.
"Tujuan dari transaksi investasi, status kepemilikan langsung," ungkap Direktur PT Barito Pacific Tbk, David Kosasih, dalam keterbukaan informasi di BEI.
Setelah melakukan transaksi tersebut, Prajogo Pangestu kini memiliki 66.885.506.765 saham BRPT, yang setara dengan 71,35 persen dari total kepemilikan sebelumnya yang mencapai 66.854.606.765 saham atau setara 71,31 persen.
Emiten Prajogo Pangestu Diawasi BEI

Bursa Efek Indonesia (BEI) saat ini sedang mengawasi pergerakan saham dari emiten yang dimiliki oleh Prajogo Pangestu, yaitu PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN). Pengawasan ini dilakukan sehubungan dengan adanya lonjakan harga saham CUAN yang dianggap tidak biasa (Unusual Market Activity/UMA).
Menanggapi situasi ini, Direktur Utama PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk, Michael, menyatakan bahwa perusahaan berkomitmen untuk selalu mematuhi semua peraturan yang berlaku.
Termasuk di dalamnya adalah kewajiban untuk menyampaikan semua informasi material yang terkait dengan kegiatan serta proyek yang sedang atau akan dilaksanakan oleh perusahaan.
Menurut informasi yang disampaikan oleh Petrindo Jaya Kreasi, beberapa Keterbukaan Informasi telah mengungkapkan informasi material. Di antaranya adalah dimulainya produksi batu bara metalurgi oleh salah satu anak perusahaan, PT Bumindo Daya Karunia, serta dukungan finansial yang diterima dari pihak perbankan.
Hal ini memberikan sinyal positif terkait dengan kinerja perusahaan yang terus menunjukkan peningkatan secara konsisten.
"Hal ini ditanggapi secara baik oleh pasar yang tercermin dari peningkatan harga saham dalam beberapa waktu terakhir. Terlepas dari pandangan perusahaan tersebut, kami mengapresiasi BEI yang melaksanakan tugas pengawasan dalam rangka memberikan perlindungan kepada seluruh investor di pasar modal Indonesia," ujar Michael dalam keterbukaan informasi Bursa, Jumat (10/1).
Pengumuman dari UMA

Dalam rangka memenuhi tanggung jawab kepada semua pemangku kepentingan, Perseroan bertekad untuk menjaga keberlanjutan usahanya, melaksanakan semua rencana yang telah disusun, serta menginformasikan setiap data penting yang perlu diketahui publik sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Sebelumnya, Bursa telah mengumumkan UMA untuk saham CUAN pada tanggal 8 Januari 2025. Penting untuk dipahami bahwa pengumuman UMA tidak otomatis menunjukkan adanya pelanggaran terhadap peraturan yang ada dalam Pasar Modal.
Sehubungan dengan hal tersebut, Bursa mengingatkan para investor untuk memperhatikan tanggapan dari perusahaan tercatat mengenai permintaan konfirmasi yang diajukan oleh bursa.
Selain itu, investor juga disarankan untuk memantau kinerja perusahaan tercatat serta keterbukaan informasi yang diberikan. Para investor diimbau untuk meninjau ulang rencana corporate action yang diajukan oleh perusahaan tercatat jika rencana tersebut belum mendapatkan persetujuan dari RUPS.
Selain itu, penting bagi investor untuk mempertimbangkan berbagai kemungkinan yang dapat muncul di masa depan sebelum mengambil keputusan investasi.