Takut Asam Urat Tinggi Usai Makan Jengkol? ini Penjelasannya yang Perlu Diketahui
Berikut penjelasan lebih lengkap terkait jengkol dan asam urat.

Jengkol (Archidendron pauciflorum) adalah tumbuhan khas Asia Tenggara yang termasuk dalam keluarga polong-polongan. Buahnya berbentuk pipih melingkar dan memiliki aroma yang khas.
Jengkol telah lama menjadi bagian dari kuliner tradisional di berbagai daerah di Indonesia, Malaysia, dan Thailand. Namun, jengkol juga sering menjadi kontroversi terkait dampaknya terhadap kesehatan.
Salah satu isu yang kerap diperdebatkan adalah hubungan antara konsumsi jengkol dan peningkatan kadar asam urat dalam tubuh. Asam urat sendiri merupakan produk sampingan dari pemecahan purin, suatu senyawa yang secara alami terdapat dalam tubuh dan juga diperoleh dari makanan tertentu.
Ketika kadar asam urat dalam darah terlalu tinggi, kondisi ini disebut hiperurisemia. Di mana kondisi ini dapat menyebabkan pengendapan kristal asam urat di sendi dan jaringan lunak. Sehingga, menimbulkan rasa nyeri dan peradangan yang dikenal sebagai penyakit gout atau asam urat.
Bagaimana penjelasan lebih lengkap terkait jengkol dan asam urat? Melansir dari berbagai sumber, Kamis (20/9), simak ulasan informasinya berikut ini.
Kandungan Nutrisi Jengkol
Jengkol memiliki profil nutrisi yang cukup mengesankan. Berikut adalah kandungan gizi utama dalam 100 gram jengkol:
- Protein: 17,3 gram
- Karbohidrat: 23,2 gram
- Serat: 1,9 gram
- Lemak: 0,3 gram
- Kalsium: 33 mg
- Fosfor: 115 mg
- Zat besi: 2,8 mg
- Vitamin A: 100 IU
- Vitamin B1: 0,3 mg
- Vitamin C: 80 mg
Kandungan protein dalam jengkol tergolong tinggi, bahkan melebihi beberapa jenis kacang-kacangan lainnya. Hal ini menjadikan jengkol sebagai sumber protein nabati yang baik, terutama bagi mereka yang menjalani pola makan vegetarian atau vegan.
Selain itu, jengkol juga kaya akan mineral seperti kalsium dan fosfor yang penting untuk kesehatan tulang dan gigi. Kandungan zat besi yang cukup tinggi dapat membantu mencegah anemia, sementara vitamin C berperan sebagai antioksidan yang mendukung sistem kekebalan tubuh.
Manfaat Jengkol bagi Kesehatan
Meskipun sering dikaitkan dengan efek negatif, jengkol sebenarnya memiliki beberapa manfaat kesehatan yang patut dipertimbangkan:
- Sumber Protein Nabati: Kandungan protein yang tinggi menjadikan jengkol pilihan baik untuk memenuhi kebutuhan protein, terutama bagi vegetarian dan vegan.
- Mendukung Kesehatan Tulang: Kalsium dan fosfor dalam jengkol berperan penting dalam menjaga kekuatan tulang dan gigi.
- Meningkatkan Sistem Kekebalan Tubuh: Vitamin C yang terkandung dalam jengkol berfungsi sebagai antioksidan dan membantu meningkatkan daya tahan tubuh.
- Mencegah Anemia: Kandungan zat besi dalam jengkol dapat membantu mencegah anemia defisiensi besi.
- Menjaga Kesehatan Jantung: Serat dalam jengkol dapat membantu menurunkan kadar kolesterol darah, yang baik untuk kesehatan jantung.
- Mengontrol Gula Darah: Serat dan protein dalam jengkol dapat membantu memperlambat penyerapan gula, yang berguna bagi penderita diabetes.
Namun, penting untuk diingat bahwa manfaat-manfaat ini harus diimbangi dengan konsumsi yang bijak dan mempertimbangkan kondisi kesehatan individual.
Apa Itu Asam Jengkolat?
Asam jengkolat (djenkolic acid) adalah senyawa kimia yang ditemukan secara alami dalam biji jengkol. Senyawa ini memiliki struktur molekul yang mirip dengan asam urat, yang menjadi alasan mengapa jengkol sering dikaitkan dengan masalah asam urat.
- Karakteristik asam jengkolat:
- Rumus kimia: C14H18N2O4S2
- Berbentuk kristal putih
- Larut dalam air
- Memiliki sifat asam lemah
Ketika dikonsumsi dalam jumlah besar, asam jengkolat dapat membentuk kristal di ginjal dan saluran kemih. Kristal ini berpotensi menyebabkan iritasi dan bahkan penyumbatan, yang dapat mengakibatkan kondisi yang dikenal sebagai “kejengkolan”.
Meskipun demikian, penting untuk dicatat bahwa efek asam jengkolat berbeda-beda pada setiap individu. Beberapa orang mungkin lebih sensitif terhadap senyawa ini dibandingkan yang lain. Faktor-faktor seperti jumlah konsumsi, frekuensi, dan kondisi kesehatan umum seseorang juga berperan dalam menentukan dampak asam jengkolat terhadap tubuh.
Hubungan Jengkol dan Asam Urat
Hubungan antara konsumsi jengkol dan peningkatan risiko asam urat telah lama menjadi topik perdebatan di kalangan masyarakat dan profesional kesehatan. Berikut adalah beberapa poin penting mengenai hubungan ini:
- Kandungan Purin: Jengkol memang mengandung purin, namun kadarnya tidak setinggi makanan lain seperti jeroan atau daging merah. Purin adalah senyawa yang dapat diubah menjadi asam urat dalam tubuh.
- Asam Jengkolat vs Asam Urat: Meskipun asam jengkolat memiliki struktur yang mirip dengan asam urat, keduanya adalah senyawa yang berbeda. Asam jengkolat tidak secara langsung diubah menjadi asam urat dalam tubuh.
- Penelitian Ilmiah: Beberapa studi menunjukkan bahwa konsumsi jengkol dalam jumlah normal tidak secara signifikan meningkatkan kadar asam urat dalam darah. Namun, penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk memastikan hal ini.
- Efek Individu: Reaksi terhadap jengkol dapat bervariasi antar individu. Beberapa orang mungkin lebih sensitif dan mengalami peningkatan kadar asam urat setelah mengonsumsi jengkol, sementara yang lain tidak.
- Faktor Lain: Peningkatan asam urat seringkali disebabkan oleh kombinasi berbagai faktor, termasuk genetik, pola makan secara keseluruhan, berat badan, dan gaya hidup, bukan hanya konsumsi satu jenis makanan tertentu.
Cara Aman Mengonsumsi Jengkol
Untuk menikmati jengkol dengan aman dan meminimalkan risiko kesehatan, berikut beberapa tips yang dapat diikuti:
- Batasi Jumlah: Konsumsi jengkol dalam jumlah moderat, tidak lebih dari 3-5 biji dalam sekali makan.
- Olah dengan Tepat: Rebus atau kukus jengkol sebelum diolah lebih lanjut untuk mengurangi kadar asam jengkolat.
- Rendam Sebelum Dimasak: Merendam jengkol dalam air selama beberapa jam atau semalaman dapat membantu mengurangi kandungan asam jengkolatnya.
- Kombinasikan dengan Makanan Lain: Konsumsi jengkol bersama dengan makanan lain yang kaya serat dan air untuk membantu pembuangan asam jengkolat.
- Hindari Pengolahan Berlebihan: Menghindari penggorengan berlebihan atau penggunaan bumbu yang terlalu banyak dapat membantu menjaga kualitas nutrisi jengkol.
- Perhatikan Reaksi Tubuh: Jika mengalami gejala seperti nyeri perut atau kesulitan buang air kecil setelah mengonsumsi jengkol, segera hentikan konsumsi dan konsultasikan dengan dokter.
- Minum Air yang Cukup: Pastikan untuk minum banyak air setelah mengonsumsi jengkol untuk membantu pembuangan asam jengkolat melalui urin.
- Variasikan Diet: Jangan terlalu sering mengonsumsi jengkol. Variasikan dengan sumber protein nabati lainnya seperti kacang-kacangan atau tahu tempe.
Batasan Konsumsi Jengkol yang Dianjurkan
Meskipun jengkol memiliki nilai gizi yang baik, penting untuk mengonsumsinya dalam jumlah yang tepat. Berikut adalah panduan umum mengenai batasan konsumsi jengkol:
- Konsumsi Harian: Bagi orang dewasa sehat, konsumsi 1-3 biji jengkol per hari umumnya dianggap aman.
- Frekuensi: Disarankan untuk tidak mengonsumsi jengkol setiap hari. Batasi konsumsi menjadi 1-2 kali seminggu.
- Penderita Asam Urat: Bagi penderita asam urat atau yang memiliki risiko tinggi, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi jengkol. Beberapa ahli menyarankan untuk menghindari jengkol sepenuhnya.
- Ibu Hamil: Ibu hamil disarankan untuk lebih berhati-hati dan membatasi konsumsi jengkol karena risiko kejengkolan yang dapat mempengaruhi kesehatan janin.
- Anak-anak: Untuk anak-anak, porsi jengkol sebaiknya lebih kecil, tidak lebih dari 1-2 biji sekali makan.
- Penderita Gangguan Ginjal: Mereka yang memiliki masalah ginjal sebaiknya berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi jengkol karena risiko pembentukan kristal di ginjal.