
Apa itu Duck Syndrome? Gen Z Wajib Tahu Pengertian, Gejala, dan Cara Mengatasinya
Ancaman mental anak-anak Gen Z, sebenarnya apa itu duck syndrome? Simak penjelasan berikut ini.
Ancaman mental anak-anak Gen Z, sebenarnya apa itu duck syndrome? Simak penjelasan berikut ini.
Ilustrasi tersebut yang menjadi awal mula munculnya istilah duck syndrome.
Kondisi di mana seseorang mungkin tampak tenang dan semua hal dalam hidupnya terlihat lancar, namun sebenarnya mereka dengan panik berusaha untuk mengikuti arus dan tetap bertahan.
Kondisi ini disebut dengan duck syndrome. Namun belum masuk dalam kategori masalah kesehatan mental.
Namun apa itu duck syndrome sebenarnya? Dikutip dari laman halodoc.com, Selasa (21/11) berikut informasi selengkapnya.
Stanford Duck Syndrome atau 'Syndrome Bebek' pertama kali diciptakan di Stanford University.
Istilah ini digunakan untuk menggambarkan kondisi mahasiswa yang terlihat tenang, namun sebenarnya sedang panik berusaha memenuhi tuntutan hidup.
Tekanan pada diri mereka untuk berhasil atau merasa bahwa mereka harus memenuhi ekspektasi yang tinggi.
Kondisi ini bisa dialami banyak orang ketika mencoba dan menciptakan ilusi kehidupan yang sempurna, namun diam-diam bekerja keras untuk menjaga semuanya tetap terkendali.
Barangkali kita mungkin merasa bahwa tidak ada yang bisa memahami apa yang kamu alami.
Duck syndrome memang memiliki kesamaan dengan beragam penyakit mental, namun sebenarnya belum masuk dalam klasifikasi penyakit mental.
Beberapa gejala duck syndrome yang mungkin dirasakan seseorang muncul saat mereka mengalami stres yang luar biasa.
Namun di saat yang sama mencoba untuk memasang wajah tenang, seolah segalanya sempurna dan mudah.
Beberapa gejala yang mungkin dialami adalah:
- Merasa kewalahan atau seperti semuanya ada di luar kendali.
- Kesulitan menenangkan pikiran.
- Merasa buruk tentang diri sendiri, kesepian, atau membandingkan diri sendiri dengan orang lain dan percaya bahwa orang lain lebih baik.
- Merasa gugup.
- Gejala fisik termasuk energi rendah, sulit tidur, ketegangan otot, mual, atau mulut kering.
- Gejala kognitif seperti terus-menerus khawatir, pelupa, pikiran berlomba, kesulitan fokus, dan penilaian yang buruk.
- Perubahan perilaku termasuk perubahan nafsu makan, suka menunda-nunda, atau perilaku gugup seperti gelisah atau menggigit kuku.
Depresi dan kecemasan merupakan salah satu akibat dari duck syndrome. Namun perlu untuk mengetahui cara mengatasinya supaya tidak semakin parah.
Beberapa metode serupa untuk mengobati depresi dan kecemasan bisa jadi pilihan. Di antaranya:
1. Terapi
Terapi bisa jadi salah satu cara untuk mengatasi duck syndrome. Psikoterapi dapat membantu kita mendapatkan perawatan dan menemukan orang untuk membimbing kamu mengatasinya.
Selain itu, bila kita merasa seolah-olah tuntutan hidup terlalu banyak, terapi dapat membantu kamu merasa lebih rileks dan bahagia.
Menemukan terapi yang tepat sangat penting untuk mendapatkan apa yang kamu inginkan dan butuhkan dari terapi.
Selama sesi, terapis dapat menjelaskan bagaimana perawatan dapat membantu.
2. Pengobatan
Konsumsi obat untuk kecemasan dan depresi mungkin bisa jadi bagian dari pengelolaan gangguan mental ini, dan gejalanya mungkin tumpang tindih dengan kondisi ini.
Obat antidepresan atau anti-kecemasan dapat membantu meringankan gejala yang terkait dengan kondisi ini.
Sebelum mengonsumsi obat, pastikan berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter. Dokter mungkin menyarankan pengobatan dan menjelaskan manfaat dan efek sampingnya.
Kondisi seseorang tampak tenang dan semua hal dalam hidupnya terlihat lancar, namun sebenarnya panik.
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Data menunjukkan bahwa banyak dari mereka mengalami gangguan jiwa, dan ini dapat berdampak serius pada masa depan mereka jika tidak ditangani dengan baik.
Baca SelengkapnyaAnak kurang kasih sayang mendapatkan banyak masalah kesehatan mental.
Baca SelengkapnyaBeberapa jenderal TNI mantan Kasad yang berasal dari korps Zeni.
Baca SelengkapnyaMeskipun tidak ada cara pasti, cara mencegah gangguan mental pada lansia dengan, mengelola stres, menjalani pengobatan secara rutin, & menjaga hubungan sosial.
Baca SelengkapnyaTes mental anak adalah cara untuk mengukur perilaku dan karakteristik anak, guna mendapatkan informasi tentang perkembangan pola pikir dan kecerdasannya.
Baca SelengkapnyaGangguan kecemasan adalah kondisi mental di mana seseorang mengalami tingkat kecemasan yang berlebihan dan persisten.
Baca SelengkapnyaBerjalan jinjit pada anak ternyata bisa menjadi salah satu tanda dari terjadinya autisme.
Baca Selengkapnya