Kabareskrim: Dua Penyerang Novel Diamankan, Anggota Polri Aktif
Kabareskrim Komjen Listyo Sigit Prabowo mengatakan telah menangkap dua pelaku penyiram air keras ke penyidik senior KPK, Novel Baswedan. Pelaku merupakan polisi aktif.
Kabareskrim Komjen Listyo Sigit Prabowo mengatakan telah menangkap dua pelaku penyiram air keras ke penyidik senior KPK, Novel Baswedan. Pelaku merupakan polisi aktif.
Dikonfirmasi terpisah, Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Pol M Iqbal, belum mau bicara banyak. Dia meminta menunggu jumpa pers yang akan disampaikan di Polda Metro Jaya sore ini.
Dua tahun berlalu, kasus penyiraman air keras kepada penyidik senior KPK Novel Baswedan belum juga terungkap. Polri memastikan pengungkapan kasus tersebut tinggal menunggu waktu.
Yasri diminta menjawab 12 pertanyaan polisi. Pemeriksaan berlangsung sekitar 2,5 jam.
Karena sejumlah kasus yang ditanganinya KPK, teror hingga penyerangan pun terjadi terhadap penyidik KPK. Ada sekitar tujuh teror yang dialami. Novel menyinggung soal penyiraman air keras yang menimpanya.
Saut berharap, Presiden maupun Kapolri segera menyampaikan perkembangan kasus Novel ke masyarakat.
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menegaskan, Polri tak mengulur waktu pengusutan kasus penyiraman air keras terhadap Novel Baswedan. Dia menilai, pengusutan berjalan lamban karena Polri kesulitan mengungkap kasus itu.
Menurut Haris, penyerangan air keras terhadap Novel ini bukan hanya kejahatan biasa. Melainkan kejahatan yang diduga sudah direncanakan dan terstruktur. Menurut Haris, jangan hanya pelaku lapangan yang diungkap, melainkan dalang di balik aksi teror tersebut.
Kepada awak media, Argo menjelaskan panjang lebar. Namun hanya sebatas proses penyelidikan yang dilakukan polisi. Tidak menjelaskan mengenai kesimpulan yang didapat penyidik, seperti yang dilaporkan Kapolri kepada Jokowi.
"Namun sore ini saya sampaikan. Ini masalah waktu, dan waktu ini tidak akan berapa lama lagi, kami sangat optimistis untuk segera menyelesaikan kasus ini. Tidak berapa lama lagi," ucap Kadiv Humas Polri.
Presiden Joko Widodo memanggil Kapolri Jenderal Idham Azis sore hari ini untuk menagih hasil penyelidikan kasus penyiraman air keras terhadap penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan. Pertemuan akan dilakukan tertutup di Istana Merdeka, Jakarta.
Novel berharap, Sigit mempunyai keberanian untuk mengungkap kasus penyerangannya. Dia menyindir ada orang besar di balik kasus penyiraman air keras tersebut.
Wakil Ketua DPR, Azis Syamsuddin menaruh harapan besar Sigit bisa menyelesaikan kasus yang jadi prioritas. Yaitu narkotika, radikalisme, separatisme. Termasuk kasus yang menyita perhatian publik yakni penyiraman air keras terhadap penyidik senior KPK Novel Baswedan.
"Ini menunjukkan bahwa negara tidak punya komitmen dan sekali punya komitmen itu hanya komitmen semu semata, yang seolah bisa menenangkan situasi publik atau kondisi publik kondisi tentang penegakkan hukum kasus Novel," sambungnya.
Mardani menilai Polri memalukan jika gagal mengungkap teror fisik terhadap Novel Baswedan. Dia menyebut negara abai jika kasus Novel Baswedan tak kunjung terungkap.
Saat ditanya apakah ada koordinasi antara kementeriannya dan institusi Polri, Mahfud mengatakan hal tersebut berlangsung namun tak berlangsung secara terus menerus.
Terlebih setelah tenggat pengusutan kasus penyiraman air keras Novel Baswedan ditentukan Presiden Joko Widodo (Jokowi) awal Desember berakhir.
Polri Belum Terima Permintaan Laporan Perkembangan Kasus Novel dari Jokowi.