Polri Sebut Ketua KPK Bujuk Novel Baswedan Kooperatif Jalani Pemeriksaan
Dia mengungkapkan, Agus Rahardjo memastikan Novel bersedia memberikan keterangan kepada tim satgas gabungan. "Apabila dibutuhkan keterangannya oleh tim," jelasnya.
Dia mengungkapkan, Agus Rahardjo memastikan Novel bersedia memberikan keterangan kepada tim satgas gabungan. "Apabila dibutuhkan keterangannya oleh tim," jelasnya.
Untuk mengungkap kasus penyiraman ini, Komnas HAM memberikan rekomendasi terhadap Polri. Rekomendasi itu pun diterima Polri, dan akhirnya Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian membentuk tim satuan tugas dalam penyidikan kasus Novel.
Agus berharap tim yang dibentuk sekarang dapat memberikan kemajuan yang signifikan dibanding sebelumnya.
Divisi Propam Polri telah memeriksa mantan Kapolda Metro Jaya Komjen Mochamad Iriawan terkait informasi yang menyebut dirinya tahu penyidik KPK Novel Baswedan akan diserang. Hasilnya, jenderal bintang tiga itu membantah tudingan tersebut.
Ombudsman menyikapi baik langkah polisi membentuk tim. Namun dia usulkan diperlukan penetapan masa kasus menciptakan penyelidikan yang progresif. Namun, dia tetap menyerahkan sepenuhnya kepada kepolisian.
Kuasa Hukum Novel Baswedan, Haris Azhar pesimis kasus ini akan segera terungkap meskipun sudah dibentuk tim. Menurutnya, presiden Jokowi harus turun langsung memantau kasus ini.
Pembentukan Satgas Kasus Novel Diharapkan Bukan untuk Kepentingan Politik. Ia juga berharap pembentukan tim ini tidak berkaitan dengan politik. Terutama menjelang debat Pilpres 2019.
Kapolri Jenderal Tito Karnavian merespons rekomendasi Komnas HAM membentuk tim gabungan untuk menuntaskan kasus Novel Baswedan. Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) itu disiram air keras oleh orang tak dikenal pada 11 April 2017 lalu.
Mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad menjelaskan, penyebab polisi belum berhasil mengungkap kasus teror air keras terhadap penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan. Menurut dia, salah satunya sebabnya polisi tidak serius dalam menangani perkara tersebut.
Ketua DPP PDI Perjuangan Hendrawan Supratikno mengatakan tak ada persiapan khusus bagi Jokowi-Ma'ruf pada debat capres cawapres pertama yang bertema Hukum, Korupsi, HAM dan Terorisme. Apalagi jika nanti Jokowi ditanya soal kasus penyiraman air keras terhadap penyidik KPK Novel Baswedan yang belum terungkap.
Sampai detik ini, pihaknya masih terus bekerja untuk menuntaskan kasus Novel. Bahkan dirinya memimpin langsung penyidikan kasus ini.
Dia menegaskan, polisi terbuka dan tidak akan berhenti meminta Novel Baswedan untuk mau memberikan keterangan lanjutan atas peristiwa yang menimpanya. Meski korban merasa tidak percaya terhadap upaya instansi tersebut menyelesaikan kasusnya.
Anggota Kompolnas, Bekto Suprapto, menambahkan sebenarnya maladministrasi yang ditemukan oleh Ombudsman terkait kasus Novel Baswedan, termasuk kategori minor alias kecil. Perbaikannya mudah untuk dilakukan.
Juru Bicara KPK, Febri Diansyah mengatakan, sampai sekarang belum ada titik terang terkait pelaku penyerangan tersebut. KPK tetap berharap pengungkapan pelaku penyerangan perhatian pihak penegak hukum.
Novel mengatakan peringatan Hari Antikorupsi Sedunia ini dapat dijadikan momentum untuk membangkitkan semangat memberantas korupsi di Indonesia. Novel meminta agar Jokowi dapat memanfaatkan momentum ini untuk melindungi pegawai KPK.
KPK mengakui telah memasang CCTV di kediaman Novel sebagai bagian dari mitigasi risiko terhadap pegawai lembaga antirasuah. KPK telah memberikan rekaman itu kepada Polri agar penyelidikan kasus penyerangan itu berjalan lancar.
Antasari Azhar menuturkan, kasus ini sesungguhnya bisa selesai di era kepemimpinan Presiden Jokowi. Sosok penyiram air keras dan otak penyerangan bisa terungkap jika ada komitmen kuat dari semua pihak.
500 Hari sudah penyiraman air keras terhadap penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan. Polisi dari Polda Metro Jaya hingga kini belum mampu mengungkap kasus tersebut.