Sejak SMP Jadi Tulang Punggung Keluarga karena Miskin, Ini Potret Masa Sekolah Ganjar Pranowo
Lahir dari keluarga miskin, Ganjar Pranowo pernah jadi tukang ojek stasiun.
Lahir dari keluarga miskin, Ganjar Pranowo pernah jadi tukang ojek stasiun.
Sosok Ganjar Pranowo tentunya sudah tak asing lagi bagi khalayak publik. Ya, dirinya merupakan seorang pejabat hebat. Dikethaui, Ganjar merupakan seorang politisi mantan Gubernur Jawa Tengah dua periode sejak 23 Agustus 2013 – 5 September 2023.
Sebelumnya, ia merupakan anggota Dewan Perwakilan Rakyat dari Fraksi PDI Perjuangan periode 2004–2009 dan 2009–2013. Saat ini, Ganjar sedang menjabat sebagai Ketua Umum Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (Kagama) selama dua periode, yaitu 2014–2019 dan 2019–2024. Bahkan ia mmenjbat Ketua Umum Persatuan Radio TV Publik Daerah Seluruh Indonesia (Persada.id).
Ganjar Pranowo resmi ditunjuk oleh Partai PDIP sebagai calon Presiden dengan didampingi Mahfud MD sebagai calon wakil Presiden untuk maju pada pemilihan Presiden dan Wakil Presiden 2024.
Menjadi orang tenama di dunia politik saat ini, rupanya Ganjar diketahui memiliki masa lalu yang pahit.
Bagimana tidak, pria kelahiran 28 Oktober 1968 ini lahir dari keluarga miskin dan banyak hutang. Hal itu membuat dirinya harus menjadi tulang punggung keluarga sejak SMP.
Diketahui, ayahnya bernama S Parmudji adalah seorang Purnawirawan Polri berpangkat rendah, sementara ibunya bernama Sri Suparni, hanya seorang penjahit yang juga membuka usaha kelontong kecil-kecilan.
Kenangan pahit juga membekas di hati pemilik nama asli Ganjar Sungkowo itu ketika keluarganya terusir dari rumah yang ditinggalinya di Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar.
Anak kelima dari enam bersaudara menceritakan jika rumah tersebut harus dijual dan ayahanda sepakat dengan pembeli rumah bahwa keluarganya masih diizinkan menempati sementara sampai mendapat rumah kontrakan.
Kendati demikian, pada suatu malam si pembeli rumah meminta keluarga Ganjar Pranowo untuk segera pindah. Hingga akhirnya, ia bersama keluarga terpaksa tinggal di sebuah rumah yang bersebelahan dengan pabrik gamping.
Sang Ibu pun diketahui pernah menjual anting-anting demi mencukupi kebutuhan hidup anak-anaknya.
Begini potret Ganjar Pranowo semasa sekolah dengan sang ayah.
Semasa sekolah, Ganjar juga kerap membantu sang ibunda berjualan bensin eceran di depan toko.
Ganjar kecil dan saudaranya kerap diejek saking sulitnya kehidupan yang dia lalui saat itu.
Meskipun menjalani masa muda yang sulit, petugas PDIP sejak tahun 1992 ini mengaku bangga telah terlahir sebagai anak dari kedua orang tuanya itu.
Begini potret Suami SIti Atiqoh saat duduk di bangku putih abu-abu.
Ganjar Pranowo mengungkapkan semasa SMA pernah jadi tukang ojek stasiun. Ia mengaku kerap mengalah dengan tukang ojek lainnya dengan menunggu penumpang sedikit lebih jauh dari stasiun.
Saat kuliah, Ganjar Pranowo pernah cuti kuliah karena terkendala biaya. Ia tak bisa membayar SPP hingga harus cuti kuliah selama 4 semester. Namun, berkat kerja kerasnya ia lulus dari UGM.
Menariknya, di masa kuliah itu pula ia bertemu dengan pujaan hatinya, cucu pendiri pondok pesantren hingga akhirnya menikah dan dikaruniai 1 putra.
Kehidupan sulit yang pernah ia lalui tertuang di novel biografinya berjudul 'Anak Negeri: Kisah Masa Kecil Ganjar Pranowo.
Novel ini ditulis selama dua tahun oleh Gatotkoco Suroso.
Dulu hanya seorang bocah putra dari ibu penjual rujak cingur. Namun bisa sukses pernah jadi Panglima TNI kini mengemban tugas jadi Menteri. Siapakah sosoknya?
Baca SelengkapnyaPara bocah yang melakukan aksi itu diketahui merupakan siswa salah satu sekolah menengah pertama (SMP).
Baca SelengkapnyaSeorang remaja di Garut, Jawa Barat, rela memilih putus sekolah demi merawat ibunya yang mengalami gangguan jiwa.
Baca SelengkapnyaTak terkira, ada momen saat Kasad bertemu dengan sang putra yang tengah menempuh pendidikan.
Baca SelengkapnyaPuluhan siswa SD Negeri Suci 05 di Kabupaten Jember belajar dalam kondisi prihatin. Gedung sekolah mereka lapuk bahkan diduga menjadi sarang ular.
Baca SelengkapnyaPelajar SMP ditemukan tewas di belakang sekolahnya pada pagi tadi, Senin (9/10).
Baca SelengkapnyaGanjar Pranowo tiba sekitar pukul 08.28 WIB di Sekolah Tinggi Filsafat (STF) Driyakarya, Cempaka Putih.
Baca Selengkapnya50 siswa jenjang Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) di Kabupaten Kutai Timur mengikuti Pendidikan Wawasan Kebangsaan.
Baca SelengkapnyaPelaku dan barang bukti sajam dibawa ke Mako Polsek Pinang untuk proses hukum lebih lanjut.
Baca Selengkapnya