Diambil dari Nama Tokoh Raja Sriwijaya, Menilik Asal-usul Nama Pulau Sumatra
Banyak spekulasi terkait asal-usul penamaan "Sumatra". Disebut, wilayah ini konon diambil dari nama tokoh Raja Sriwijaya.
Banyak spekulasi terkait asal-usul penamaan "Sumatra". Disebut, wilayah ini konon diambil dari nama tokoh Raja Sriwijaya.
Diambil dari Nama Tokoh Raja Sriwijaya, Menilik Asal-usul Nama Pulau Sumatra
Pulau Sumatra merupakan salah satu pulau di Indonesia dan dinobatkan pulau terbesar keenam di dunia dengan luas 473/481 kilometer. Pada masa lampau, Sumatra cukup tersohor dengan keberadaan Kerjaaan Sriwijaya dan beberapa kerajaan lainnya.
Di era kolonial, Pulau Sumatra merupakan wilayah yang begitu penting dalam jalur perdagangan rempah-rempah maupun komoditi lainnya. Letaknya yang dekat dengan Selat Malaka, menjadikan wilayah pesisir Sumatra banyak dijumpai pelabuhan-pelabuhan bagi kapal bersandar.
-
Kenapa Kerajaan Sriwijaya disebut 'Pulau Emas'? Dari perairan dangkal telah muncul emas dan permata berkilauan yang sesuai dengan kerajaan terkaya ini. Mulai dari alat perdagangan dan senjata perang hingga peninggalan agama,' jelas Kingsley.
-
Siapa pendiri Sumatera Thawalib? Pada tahun 1918, nama Koperasi Pelajar berubah menjadi Sumatra Thawalib yang dicanangkan oleh Ichwan, El Yunusy, Jalaluddin Thalib, dan Inyiak Mandua Basa pada tahun 1919.
-
Siapa pemimpin Kerajaan Sriwijaya pertama? Mengulik sedikit tentang sejarah, Kerajaan Sriwijaya berdiri pada tahun 7 masehi yang dipimpin oleh Dapunta Hyang Sri Janayasa atau Sri Janayasa sebagai raja pertamanya.
-
Siapa pendiri Sumatra Thawalib? Buah pemikiran modern itu terbentuklah Sumatra Thawalib yang menjadi sekolah Islam modern pertama yang berdiri di Indonesia.
-
Siapa yang mendirikan Sumatera Thawalib? Pada usia 10 tahun, ayahnya mendirikan sekolah dan perguruan tinggi bernama Sumatera Thawalib di Padang Panjang.
-
Dimana Situs kerajaan Sriwijaya ditemukan? Situs kerajaan Sriwijaya pada zaman dahulu yang dikenal sebagai Pulau Emas telah ditemukan para pemancing lokal yang melakukan penyelaman malam hari di Sungai Musi, Sumatera Selatan.
Akan tetapi, yang masih menjadi pertanyaan adalah dari mana awal mula penamaan "Sumatra" seperti yang kita ketahui saat ini. Banyak versi yang muncul terkait penamaan pulau terbesar keenam di dunia itu.
Simak ulasan penamaan "Sumatra" yang dirangkum merdeka.com dari beberapa sumber berikut ini.
Cerita Tokoh dari Maroko
Mengutip Liputan6.com, ada spekulasi tentang nama Sumatra yang diambil dari nama tokoh Raja Sriwijaya bernama Haji Sumatrabhumi atau disebut Raja Tanah Sumatra.
Namun, dalam versi cerita Islam, konon ada seorang tokoh asal Maroko bernama Ibnu Batutah yang melakukan perjalanan ke sebuah negeri pada tahun 1345 silam. Ia melafalkan kata Samudra menjadi Sumatrah yang kemudian berubah menjadi Sumatra atau Sumatera.
Sejak abad ke-16, nama Sumatra mulai digunakan orang-orang dan muncul di berbagai macam peta dunia.
Pulau dengan Berbagai Julukan
Jauh sebelum Ibnu Batutah melakukan perjalanan, pulau ini memiliki beberapa julukan, yaitu Taprobana, Sumoltra, Zamoltra, hingga Al-Rammi. Julukan-julukan ini tidak bertahan lama karena penduduknya tidak mengetahuinya.
Pulau ini memang sudah diduduki oleh orang-orang berasal dari Melayu, namun tidak disebutkan secara detail mereka datang dan tinggal berapa lama di sana. Anehnya, mereka tidak mengetahui bahwa mereka berdiri di pulau yang begitu luas.
Sementara itu, penduduk yang menetap di pulau tersebut lebih mengenal dan populer dengan nama Pulau Perca dan Pulau Indalas.
Pembuatan Peta Wilayah
Para musafir dari Arab menyebut Sumatra dengan nama 'Serendib' yang diambil dari 'Suwarandib'. Seorang ahli geografi dari Persia bernama Abu Raihan Al-Biruni melakukan kunjungan ke Sriwijaya dan menyebut kerajaan ini terletak di Pulau Suwarnadib.
Setelah pulau ini mulai padat penduduk, banyak sekali ahli geografi yang berkunjung dan meneliti pulau tersebut. Pada tahun 1490, Ibnu Majid membuat peta daerah sekitar Samudra Hindia dan menulis wilayah 'Samatrah'.
Kemudian, banyak tokoh-tokoh membuat peta buatan seperti Amerigo Vespucci pada tahun 1501 yang menyebut 'Samatara'. Sedangkan peta Masser menyebut 'Camatra', hingga seorang pelaut asal Portugis, Afonso de Albuquerque menyebut dengan 'Camatora'.
Hingga sampai pada peta yang dibuat oleh orang-orang Belanda dan Inggris yang lebih menamainya dengan 'Sumatera'. Hingga kini penyebutan tersebut sudah menjadi baku dan kita kenal sampai saat ini.