Cerita Prabowo dengan Anak Buah yang Ndablek dan Sok Jadi Raja Kecil
Banyak gebrakan sekaligus dinamika yang terjadi di internal Kabinet Merah Putih tersebut. 100 hari kerja Pemerintahan Prabowo memang banyak cerita.

Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto telah memasuki usia 100 hari kerja. Dalam penghitungan 100 hari, kinerja para menteri yang membantu Presiden Prabowo mendapat penilaian. Ada menteri yang bekerja sangat baik, hingga buruk.
Masyarakat betul-betul menyoroti kinerja pemerintahan. Dari aspek gaya kepemimpinan Prabowo, kebijakan baik yang datang dari Presiden maupun para menteri, hingga personal para menterinya. Semua tidak luput dari mata publik.
Banyak gebrakan sekaligus dinamika yang terjadi di internal Kabinet Merah Putih tersebut. 100 hari kerja Pemerintahan Prabowo memang banyak cerita.
Prabowo menegaskan kepada menteri-menteri untuk bekerja demi rakyat. Mewujudkan pemerintahan yang bersih dari praktik-praktik kotor korupsi.
Dalam praktiknya, Prabowo menemukan kenyataan bahwa ada anak buahnya yang ndablek, tidak mengikuti arahan yang ditegaskan. Prabowo bahkan telah memberikan peringatan berkali-kali. Sampai-sampai dia tidak segan untuk mengultimatum, mengancam akan menindak.
"Kami tidak akan ragu-ragu bertindak. 100 hari pertama, ya saya sudah beri istilahnya peringatan berkali-kali. Sekarang siapa yang bandel, siapa yang ndablek, siapa yang tidak mau ikut dengan aliran besar ini, dengan tuntutan rakyat pemerintah yang bersih, siapa yang tidak patuh, saya akan tindak," tegas Prabowo.
Hal itu disampaikan Prabowo saat berpidato di Resepsi Peringatan Hari Lahir ke-102 Nahdlatul Ulama di Istora Senayan, Jakarta, Rabu (5/2).
Prabowo menekankan kepada para menteri di kabinet untuk berani mengoreksi diri, membantu pemerintahan yang bersih dan bebas dari penyelewengan dan korupsi.
"Itu tekad kami. Kami akan terus dan kami mengerti. Kami tahu ada perlawanan-perlawanan. Tapi kami yakin apa yang kami perjuangkan adalah untuk bangsa dan rakyat Indonesia," ujar Prabowo.
Selain ada yang ndablek, Prabowo juga mengungkapkan adanya perlawanan oleh pihak-pihak yang tidak mendukung kebijakan efisiensi anggaran. Prabowo tidak menyebut siapa sosok tersebut, namun dia menjulukinya sebagai Raja Kecil.
Menurut Prabowo, sosok itu merasa sudah kebal hukum. Merasa memiliki kuasa untuk menolak kebijakan Kepala Negara.
"Dalam birokrasi merasa sudah kebal hukum, merasa sudah menjadi raja kecil, ada," ucap Prabowo.
Prabowo menegaskan, tujuan melakukan efisiensi anggaran adalah untuk memberikan makan gratis kepada anak-anak Indonesia. Sehingga seluruh anggaran perjalanan dinas keluar negeri kementerian dan lembaga dipangkas.
"Saya mau menghemat uang-uang itu untuk rakyat, untuk memberi makan untuk anak-anak rakyat," tegasnya.
Prabowo menyebut, penghematan anggaran itu juga untuk memperbaiki 330.000 sekolah di Tanah Air. Menurutnya, anggaran pendidikan yang dialokasikan saat ini hanya cukup memperbaiki 20.000 sekolah.
"Berapa tahun kita mau selesaikan 330.000 sekolah? Karena itu, perjalanan dinas, perjalanan ke luar negeri dikurangi. Kau boleh melawan Prabowo tapi nanti kau lawan emak-emak itu semua itu. Bandel, nablek," ujar Prabowo.
"Enggak usah ke luar negeri, 5 tahun enggak usah ke luar negeri kalau perlu. Yang perlu keluar negeri yang tugas. Tugas ke luar negeri tugas belajar boleh, tugas untuk atas nama negara boleh. Jangan tugas yang dicari-cari untuk jalan-jalan. Kalau mau jalan-jalan pakai uang sendiri," tegas Prabowo.