Perjuangan Stanley Cari Ayah yang Hilang saat Kebakaran Glodok Plaza
Stanley memberanikan diri mendatangi RS Polri Kramat Jati Jakarta untuk mencocokkan identitas sang ayah. Di balik kesedihannya, Stanley tetap tegar.

Seorang anak laki-laki tampak berjalan pelan. Langkahnya berat namun penuh harapan. Namanya Stanley yang tengah berjuang mencari ayahnya diduga hilang setelah kebakaran besar melanda Glodok Plaza tiga hari lalu.
Stanley memberanikan diri mendatangi RS Polri Kramat Jati Jakarta untuk mencocokkan identitas sang ayah. Di balik kesedihannya, Stanley tetap tegar.
Sejak hari pertama kebakaran, dia tak pernah lepas dari pencarian. Berharap bisa menemukan sang ayah yang juga seorang pekerja keras.
"Di Glodok Plaza itu (ayah) sebagai kepala bagian dari sound system di karaoke lantai atas," ucap Stanley di RS Polri, Jakarta, Jumat (17/1).

Pertemuan Terakhir dengan Ayah
Stanley terakhir melihat ayahnya saat Rabu (15/1) siang. Sang ayah bilang kepadanya pamit berangkat kerja ke Plaza Glodok.
Ayahnya memakai kaos ungu muda, celana jeans, sandal jepit dan memakai mobil. Hari itu terakhir ia melihat sosok ayahnya.
"Hari rabu jam 11.00 WIB siang berangkat ke sana, waktu itu nggak bilang mau ngapain, biasanya berangkat kerja aja ke situ, di bagian karaoke," ungkapnya.
Kebakaran besar itu cukup meninggalkan luka bagi Stanley. Tetapi, ia tetap tidak menyerah mwncari keberadaan ayahnya yang tidak mudah ditemukan.
"(Saya) melaporkan ayah saya yang msih belum ditemukan, kemudian saya membawa beberapa identitas, mungkin akan dilakukan proses identifikasi lebih lanjut," ucapnya.
Jenazah Diidentifikasi di RS Polri Kramat Jati
RS Bhayangkara Polri Kramat Jati Jakarta Timur telah menerima lima kantong jenazah korban kebakaran Glodok Plaza. Kondisi jasad yang tidak mudah dikenali membuat petugas mengandalkan DNA keluarga untuk proses identifikasi.
"Kemungkinan besar kita pakai pemeriksaan DNA untuk mengidentifikasi jenazah yang menjadi korban kebakaran. Sudah sejak pagi tadi kita lakukan," ujar Kepala Rumah Sakit (Karumkit) Polri Kramat Jati Brigjen Prima Heru Yulihartono, Jumat (17/1).
Menurut Prima, selain sulit dikenali secara fisik, kondisi jenazah juga tidak utuh akibat kebakaran Glodok Plaza. Sebab itu, keluarga dapat memberikan sampel DNA, hingga rekam sidik jari dan data gigi.
"Kondisi jenazah karena terbakar hebat jadi perlu proses pendalaman untuk identifikasi," jelas dia.
Adapun proses identifikasi melalui DNA setidaknya memakan waktu sepekan, dimulai dari autopsi hingga pemeriksaan sampel.
"Pemeriksaan autopsi dulu biasanya bekerja sama dengan Biro Laboratorium Pusdokkes di bidang laboratorium DNA, karena kita mengajak dari laboratorium DNA untuk pengambilan sampel, dari situ baru dilakukan pemeriksaan," Prima menandaskan.
Sebelumnya, Kasi Ops Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Sudin) Gulkarmat Jakarta Barat Syarifuddin mengatakan, ada lima korban tewas dalam kebakaran di Glodok Plaza, Mangga Besar, Jakarta Barat. Lima korban meninggal ini ditemukan di ruang karaoke lantai 8.
"Dari 5 korban yang ditemukan semua berada di lantai 8 karena memang lantai 9 sudah roboh, atapnya juga sudah roboh dari baja ringan dan spandex," kata Syarifuddin ditemui di Lokasi Jumat (17/1).