Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Penuh Perjuangan dan Tumpah Darah, Ini Misi Kopassus yang Bikin Diakui Dunia

Penuh Perjuangan dan Tumpah Darah, Ini Misi Kopassus yang Bikin Diakui Dunia

Penuh Perjuangan dan Tumpah Darah, Ini Misi Kopassus yang Bikin Diakui Dunia

Bahkan negara-negara lain sempat memasukkan Kopassus sebagai satu dari tim elite terbaik dunia.

Pasukan elite Kopassus menjadi salah satu prajurit kebanggaan Indonesia. Keahlian mereka bahkan kini diakui dunia.

Pasukan elite Kopassus menjadi salah satu prajurit kebanggaan Indonesia. Keahlian mereka bahkan kini diakui dunia.

Mereka memulai dari titik nol kini menjelma menjadi pasukan elite dunia. Berbagai macam misi dijalankan Kopassus.

Penuh Perjuangan dan Tumpah Darah, Ini Misi Kopassus yang Bikin Diakui Dunia

Keberhasilan-keberhasilan yang mereka raih tak hanya mendapat pujian dari dalam negeri. Bahkan negara-negara lain sempat memasukkan Kopassus sebagai satu dari tim elite terbaik dunia. Berikut misi-misi Kopassus yang pernah dijalani Kopassus hingga diakui dunia:

1.Pembebasan di Woyla

Indonesia dikejutkan dengan aksi pembajakan lima orang teroris yang menamakan diri ‘Komando Jihad’. Kelompok yang dipimpin Imran bin Muhammad Zein ini membajak pesawat DC-9 Garuda Indonesia rute Palembang-Medan ini dipaksa terbang menuju Kolombo, namun bahan bakar yang tidak cukup membuat pesawat ini mendarat di Woyla, Thailand.

Setelah empat hari berlangsung, pasukan komando Kopassandha (sekarang Kopassus) di bawah pimpinan Letnan Kolonel Infanteri Sintong Panjaitan menggelar serbuan kilat pada 31 Maret 1981. Seluruh pasukan langsung menyerbu ke dalam dan menembaki sejumlah teroris.

Penuh Perjuangan dan Tumpah Darah, Ini Misi Kopassus yang Bikin Diakui Dunia

Tidak ada satu pun sandera yang terluka ataupun tewas dalam operasi pembebasan ini. Alhasil, operasi komando ini mendapat pujian dunia. Pilot pesawat Garuda, Kapten Herman Rante, dan Achmad Kirang, salah satu anggota satuan Para-Komando Kopassandha, meninggal. Sementara lima teroris seluruhnya tewas.

2. Pembebasan sandera di Mapenduma

Sekelompok peneliti yang tergabung dalam Tim Ekspedisi Lorentz di belantara Papua tiba-tiba disergap oleh Organisasi Papua Merdeka (OPM). Mendapat sejumlah sandera, mereka lantas mengajukan tuntutan kepada pemerintah RI, yakni mengakui kemerdekaan Negara Melanesia Barat.

Upaya pembebasan sandera dipimpin Danjen Kopassus Mayjen Prabowo Subianto. Setelah mendapatkan persetujuan dari pusat dan negara-negara yang ikut dalam negosiasi, pasukan elite TNI ini langsung bergerak untuk membebaskan mereka. Sebelum operasi pembebasan dimulai, Prabowo membeberkan hasil statistik yang diungkap oleh Federal Bureau of Investigation (FBI). Lembaga ini menilai upaya pembebasan sandera dengan operasi bersenjata 50 persen akan gagal. Alhasil, TNI mengupayakan pendekatan persuasif, namun upaya ini berkali-kali dimentahkan dan diingkari OPM.

Tepat hari ke-130 penyanderaan, Kopassus dibantu pasukan pendukung dari Kostrad dan Kodam Cendrawasih mengejar para penyandera. Lebatnya hutan sempat menyulitkan pasukan, apalagi OPM sangat menguasai medan. Namun, berkat kemampuan survival, mereka berhasil menemukan keberadaan OPM hingga terlibat baku tembak. Meski operasi berhasil dilaksanakan dan seluruh sandera berhasil dibebaskan, namun 2 dari 11 sandera ditemukan tewas akibat dibacok oleh OPM. Mereka adalah Matheis Yosias Lasembu, seorang peneliti ornitologi dan Navy W. Th. Panekenan, seorang peneliti biologi.

3.Pendakian Everest

Atas prakarsa Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus (Danjen Kopassus), Mayor Jenderal TNI Prabowo Subianto, Tim Nasional Indonesia berhasil menancapkan Sang Saka Merah Putih di puncak gunung tertinggi di dunia, Mount Everest di Nepal.

Gunung setinggi 8.848 meter di atas laut ini ditaklukkan oleh tim yang sebagian besar berisi pasukan Kopassus dan beberapa orang sipil. Tim ini berhasil mencapai puncak Everest pada pukul 15.25 waktu Nepal, hari Sabtu 26 April 1997. Keberhasilan ini disampaikan oleh Letkol Inf Pramono Edhie Wibowo dari Katmandu Nepal. Sukses sekaligus menjadikan Indonesia sebagai negara pertama di kawasan Asia Tenggara yang mencapai puncak tertinggi di dunia.

Sebaliknya, Tim Utara yang terdiri dari Serda Sumardi, Ogum Gunawan Ahmad dan Praka Tarmudi memulai perjalanan pada 22 Maret 1997. Mereka mendaki ke Puncak Everest dari sisi utara Tibet, China. Setelah 48 hari pendakian, tepatnya pada 8 Mei 1997, mereka membatalkan misi pendakian meski sudah mencapai ketinggian 8.600 meter. Pembatalan ini dilakukan mengingat cuaca yang sangat buruk dan pertimbangan keselamatan pendakian.

4.Operasi melawan SAS

Berbeda dengan ketiga operasi sebelumnya, operasi yang dilakukan Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD), sekarang Kopassus di belantara Kalimantan tak pernah diungkap kepada publik. Konfrontasi dengan Malaysia membuat Presiden Soekarno memerintahkan Panglima TNI menggelar Operasi Dwikora dan menggagalkan pembentukan negara Malaysia.

Operasi ini tak pernah diungkap lewat pernyataan perang resmi seperti yang terjadi saat TNI berupaya merebut Irian Barat melalui operasi militer Trikora. Alhasil, TNI tidak mengirimkan pasukan reguler, melainkan para gerilyawan untuk membantu Tentara Nasional Kalimantan Utara (TNKU) melawan Malaysia. Tak hanya itu, personel yang terlibat juga wajib melepas seluruh identitas mereka, termasuk seragam TNI. Selama beroperasi, mereka tak hanya terlibat bentrok dengan pasukan Malaysia, tapi juga pasukan elite Inggris Special Air Services (SAS). Selain mereka, Inggris juga mengirim pasukan Gurkha dan SAS tambahan dari Selandia baru dan Malaysia.

Komandan Pasukan Inggris di Malaya, Mayor Jenderal Walter Walker merasa SAS diperlukan untuk membendung pasukan gerilya asal Indonesia. Walker tak mau jatuh korban lebih banyak di kalangan Inggris. Pertempuran antara SAS dan Gurkha melawan gerilyawan TNKU berlangsung seru. Lebatnya rimba Kalimantan menjadi saksi pertempuran yang tak pernah diberitakan media tersebut. Kadang pasukan Inggris mengalahkan gerilyawan TNKU dalam pertempuran. Kadang gerilyawan TNKU yang memukul pasukan SAS dan Gurkha. Sulit untuk mencatat secara pasti data-data pertempuran.

Dari pertempuran di Kalimantan ini pula kemudian SAS belajar mengembangkan taktik gerilya bertempur di hutan. Kalau tak pernah berhadapan dengan pasukan elite Indonesia, mereka tak akan punya taktik ini.

Dari pertempuran di Kalimantan ini pula kemudian SAS belajar mengembangkan taktik gerilya bertempur di hutan. Kalau tak pernah berhadapan dengan pasukan elite Indonesia, mereka tak akan punya taktik ini.

Kisah Pasukan Pasopati 1 dan 2, Kelompok yang Begitu Disegani Saat Operasi Militer Aceh
Kisah Pasukan Pasopati 1 dan 2, Kelompok yang Begitu Disegani Saat Operasi Militer Aceh

Pasopati 1 dan 2 kelompok yang begitu disegani dan ditakuti saat perang melawan pasukan GAM di Aceh 2004.

Baca Selengkapnya
Panglima TNI Promosikan Jenderal Darah Kopassus Kawan Seangkatan, Kini Pimpin Baret Hijau
Panglima TNI Promosikan Jenderal Darah Kopassus Kawan Seangkatan, Kini Pimpin Baret Hijau

Berikut sosok Jenderal berdarah Kopassus yang kini pimpin baret hijau.

Baca Selengkapnya
Prajurit Kopassus Ini Akan Pulang Tugas dari Papua, Panglima Perang Moro Kogoya Meminta Barang-barang yang Ada di Pos 'Semua Satu Pos Kasih'
Prajurit Kopassus Ini Akan Pulang Tugas dari Papua, Panglima Perang Moro Kogoya Meminta Barang-barang yang Ada di Pos 'Semua Satu Pos Kasih'

Seorang panglima perang Moro Kogoya meminta semua barang yang ada di pos TNI saat hendak berpamitan pulang ke Jakarta.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Buntut Pengemudi Ojol Kediri Kembalikan Dompet yang Ditemukan di Jalan, Kini Punya Pekerjaan Tetap Rumahnya Diperbaiki Bupati
Buntut Pengemudi Ojol Kediri Kembalikan Dompet yang Ditemukan di Jalan, Kini Punya Pekerjaan Tetap Rumahnya Diperbaiki Bupati

Pengemudi ojol asal Kediri ini tak menyangka kejujurannya mengembalikan dompet yang ditemukan berujung pada rezeki nomplok yang diperolehnya.

Baca Selengkapnya
Blak-blakan Mahfud MD Ungkap Modus Jual Beli Suara di Pemilu, Ada Borongan dan Eceran
Blak-blakan Mahfud MD Ungkap Modus Jual Beli Suara di Pemilu, Ada Borongan dan Eceran

Sebelumnya, Mahfud juga pernah dibuat geleng-geleng kepala akan praktik korupsi di tanah air yang sudah parah.

Baca Selengkapnya
Kisah Prajurit Kopassus Hilang 18 Hari di Hutan Papua sampai Melihat 'Alam Lain'
Kisah Prajurit Kopassus Hilang 18 Hari di Hutan Papua sampai Melihat 'Alam Lain'

Saat hari keenam, Selvanus sudah berada di ambang sadar dan semua perlengkapannya hanyut dibawa arus sungai, termasuk sepatunya.

Baca Selengkapnya
Koalisi Perubahan: Ketua Timnas Pemenangan Anies-Muhaimin Bukan Penguasa atau Pengusaha
Koalisi Perubahan: Ketua Timnas Pemenangan Anies-Muhaimin Bukan Penguasa atau Pengusaha

Ketua DPP NasDem Effendi Choirie tegaskan tak ada hambatan dalam penyusunan Timnas Anies-Muhaimin.

Baca Selengkapnya
Gagahnya KRI Bung Karno-369
Gagahnya KRI Bung Karno-369

Di hari kelahiran Pancasila, TNI AL meresmikan operasional KRI Bung Karno-369. Istimewanya, kapal perang ini merupakan buatan anak bangsa. Simak penampakannya!

Baca Selengkapnya
Kemenkes Tunggu Penjelasan RS soal Kasus Bocah Meninggal Usai Operasi Amandel: Mungkin Hanya Oknum
Kemenkes Tunggu Penjelasan RS soal Kasus Bocah Meninggal Usai Operasi Amandel: Mungkin Hanya Oknum

Bocah 7 tahun meninggal dunia diduga jadi korban malapraktik operasi amandel di RS Kartika Husada Jatiasih.

Baca Selengkapnya