
Kolonel & Jenderal Tak Berani, Kapten Baret Merah Terjun Pimpin Operasi Tempur di Papua
Pimpinan Angkatan Darat mencari sukarelawan untuk memimpin operasi besar ini. Tak ada yang berani mengacungkan tangan.
Pimpinan Angkatan Darat mencari sukarelawan untuk memimpin operasi besar ini. Tak ada yang berani mengacungkan tangan.
Tahun 1962, Indonesia dan Belanda terlibat konfrontasi memperebutkan wilayah Irian Barat atau Papua.
Belanda enggan menyerahkan wilayah Papua pada Indonesia. Hal ini dijawab dengan Operasi Militer oleh Presiden Sukarno.
TNI telah menyusupkan sejumlah pasukan ke Irian lewat udara. Namun jumlah mereka masih terlampau sedikit dibanding luas Irian
Butuh ada satu pasukan besar yang diterjunkan serentak untuk mengikat pasukan Belanda di wilayah Merauke.
Menteri/Panglima Angkatan Darat Jenderal Ahmad Yani memimpin rapat di Mabes AD.
Seluruh perwira senior Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD) hadir dalam rapat itu.
Yani ingin menerjunkan pasukan dalam jumlah besar.
Benny adalah perwira baret merah dengan pangkat paling rendah dalam rapat itu.
Walau begitu Benny sudah memiliki pengalaman tempur di berbagai palagan dan mengikuti pendidikan di Amerika Serikat.
Tak ada yang mengacungkan tangan. Tawaran diturunkan menjadi kolonel dan seterusnya. Tapi tetap saja tidak ada yang bersedia.
Melihat itu, sambil melirik Kolonel Muskita, Wakil Deputy II KSAD, Jenderal Yani berkata.
"Wah, Mus kalau begini lebih baik Benny kita naikan pangkatnya."
Artinya Benny yang masih berpangkat kapten akan memimpin operasi tersebut.
Pangkat Benny sebenarnya belum cukup untuk memimpin pasukan gabungan dengan 200 prajurit lebih..
Pasukan yang akan diterjunkan merupakan gabungan dua pasukan elite. RPKAD dan Batalyon Raiders 530 dari Kodam Brawijaya.
Pasukan gabungan diterjunkan dari 3 pesawat angkut C-130 Hercules. Meleset 30 km dari droping zone seharusnya.
berkali-kali Benny dan Pasukan Naga terlibat baku tembak dengan Koninklijk Marine atau Marinir Belanda di belantara Papua.
Dalam pertempuran di Sungai Kumbai, kepala Benny sudah dibidik sniper. Beruntung dia masih bisa lolos.
Kenaikan Pangkat Istimewa Untuk Benny.
Jenderal Yani menepati janjinya. Seorang perwira RPKAD yang diterjunkan dalam misi selanjutnya membawa tanda pangkat mayor untuk Benny.
Di tengah hutan pangkat itu disematkan.
Setelah perang berakhir, Benny mendapat penghargaan Bintang Sakti dari Presiden Sukarno.
Bintang Sakti adalah penghargaan tertinggi bagi seorang prajurit yang menunjukkan keberanian dan kemampuan luar biasa di medan tempur.
Sumber: Benny Moerdani, Tragedi Seorang Loyalis. Julius Pour.
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kesal tak bisa mengalahkan kapten baret merah Indonesia, mereka melampiaskannya pada jaket militer tersebut.
Baca SelengkapnyaPerjalanan karir militer seorang perwira tak bisa ditebak. Begitu juga dengan Kolonel Angkatan Darat ini.
Baca SelengkapnyaPara ketua umum parpol KIM kumpul untuk membahas deklarasi capres-cawapres yang akan dilaksanakan Senin (23/10) besok.
Baca SelengkapnyaSebelum menjadi Panglima TNI, Jenderal Agus Subiyanto pernah menjabat sebagai Danrem, saat itu, ia tampak sangat gagah membawa tongkat komando.
Baca SelengkapnyaKondisi kekasihnya itu dilihat Yuni saat datang ke rumah sakit di Kabupaten Karawang, Jawa Barat.
Baca SelengkapnyaPrabowo pun merespons perihal Jenderal ini yang merupakan calon panglima TNI.
Baca SelengkapnyaKomandan Sektor (Dansektor) Barat Kolonel Inf Catur Sutoyo melakukan kunjungan kerja ke Intan Jaya, Papua guna meninjau pasukan Satgas di zona rawan OPM.
Baca Selengkapnya