Ilmuwan Temukan Fakta Baru Mengejutkan Tentang Megalodon
Berdarah panas
Analisis jaringan enamel gigi dari megalodon hiu kuno oleh peneliti mengungkap binatang bergigi tajam dan besar ini merupakan hewan laut berdarah panas.
7 Derajat lebih panas
Peneliti mengatakan megalodon hiu kuno ini memiliki suhu rata-rata 27 derajat Celcius dan juga dapat mempertahankan suhu tubuhnya 7 derajat lebih panas dari air di sekitarnya.
Tingginya temperatur rata-rata dari hewan ini dipercaya membuat mereka menjadi predator dinamis yang dapat berenang dengan gesit, dapat mencerna makanan secara efisien, dan dapat berenang di dalam air yang dingin, memperluas jangkauan sebaran hewan ini.
Penemuan ini juga mengungkap kesuksesan dari megalodon hiu kuno ini dalam memangsa binatang laut lain dan temuan ini sekaligus membuka informasi baru tentang kepunahan dari hewan air raksasa ini.
Hiu putih
Michael Griffiths, penulis utama dari penelitian ini dan paleoklimatolog dari Universitas William Paterson, New Jersey, AS, mengatakan "temperatur badan hiu kuno ini hampir serupa dengan karakteristik hiu putih modern dan hiu mako." "Meskipun begitu, hiu megalodon memiliki temperatur yang lebih hangat daripada kedua hiu predator tersebut, yang membuatnya unik."
Studi tersebut menyatakan hiu megalodon memiliki suhu tubuh yang lebih rendah dibandingkan paus, meskipun mereka sama-sama hewan berdarah panas. "Teorinya adalah dulu hiu megalodon ini berdarah panas hanya pada beberapa bagian pada badannya, berbeda dengan mamalia pada umumnya yang keseluruhan tubuhnya memiliki temperatur yang sama," kata Robert Eagle, rekan penulis dari penelitian ini.
berita untuk kamu.
Megalodon ada sekitar 23 juta tahun lalu, kemudian punah sekitar 3,6 juta tahun lalu seiringan dengan menurunnya temperatur dan tinggi permukaan laut.
Sumber: Channel News Asia
Dengan memiliki darah panas, hewan ini dipercaya dapat bertahan hidup pada air laut yang semakin mendingin pada kala itu.
This is feed
Pasokan makanan
"Bagaimanapun, memiliki darah panas juga menyebabkan hiu ini punah, sebab akibat darah panas, hiu-hiu ini membutuhkan pasokan makanan yang lebih banyak untuk meregulasikan metabolisme tubuhnya," kata rekan penulis lain, Kenshu Shimada dari Universitas De Paul, Chicago.
"Kemungkinan besar terjadi penurunan volume makanan dan perubahan ekosistem laut akibat turunnya temperatur laut pada kala itu, tentunya hal ini berpengaruh bagi hewan yang bergantung dengan hewan laut tersebut," tambah Shimada.
Reporter Magang: Qaulan Maruf Indra
- Pandasurya Wijaya
Nasib tragis menimpa seorang mahasiswi asal Simalungun yang tewas dibunuh oleh mantan pacarnya sendiri
Baca SelengkapnyaMisteri kematian anak perwira TNI AU tewas terbakar belum terkuak.
Baca SelengkapnyaPolisi menemukan sejumlah fakta baru hasil penyelidikan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Megawati merasa jengkel dengan para penguasa yang bertindak seperti zaman orde baru.
Baca SelengkapnyaFakta ini baru terungkap oleh ilmuwan kala ia meneliti tentang Bulan.
Baca SelengkapnyaIlmuwan melakukan penelitian lebih lanjut tentang massa Lubang Hitam. Begini hasilnya.
Baca SelengkapnyaNelayan penangkap ikan, Sutrisno, menceritakan kronologi saat proses penangkapan ikan tersebut.
Baca SelengkapnyaHewan-hewan berikut ini memiliki kecerdasan yang melebihi dari hewan jenis lain. Kemampuan mereka dianggap unik dan jarang dari hewan lain. Apa saja?
Baca SelengkapnyaFakta terkait telur dinosaurus ini terungkap ketika peneliti menemukan fosil terbaru.
Baca Selengkapnya