Tak Pernah Flexing, Kader Wanita Muhammadiyah Ini Diam-Diam Punya Kekayaan Rp24,3 Triliun
Nurhayati Subakat menempuh pendidikan menengahnya di Pondok Pesantren Diniyyah Puteri, Padang Panjang, sebelum melanjutkan sekolah di Kota Padang.

Nama Nurhayati Subakat mungkin sudah familiar bagia sebagian orang. Dia telahmembuktikan bahwa kaum perempuan bisa sukses berbisnis. Pengusaha perempuan asal Padang Panjang, Sumatera Barat ini dikenal sebagai pendiri Paragon Technology and Innovation (PTI).
Nurhayati Subakat menempuh pendidikan menengahnya di Pondok Pesantren Diniyyah Puteri, Padang Panjang, sebelum melanjutkan sekolah di Kota Padang.
Kecerdasannya membawa dia diterima di jurusan Farmasi, Institut Teknologi Bandung (ITB). Di kampus inilah dia bertemu dengan Subakat Hadi, pria asal Kebumen yang kemudian menjadi suaminya pada tahun 1978.
Melansir dari laman Forbes, Jumat (7/2), kader wanita Muhammadiyah terjun ke bisnis kosmetik Subakat dimulai pada tahun 1985 silam. Saat itu, Nurhayati mendirikan perusahaan bernama Pusaka Tradisi Ibu bersama suaminya, seorang insinyur kimia terlatih. Mereka membuat produk perawatan rambut sebelum meluncurkan lini riasan terjangkau bernama Putri pada tahun 1993.
Sebagai seorang Muslim yang taat, apoteker terlatih ini menyadari meningkatnya permintaan akan produk riasan dan perawatan kulit halal. Berkat kemampuannya membaca peluang bisnis, pada tahun 1995 merek kecantikan halal andalan Wardah yang berarti "mawar" (dalam bahasa Arab) lahir.
Kenalkan Produk ke Pesantren
Subakat memperkenalkan produknya di pesantren dan menjualnya dari pintu ke pintu dengan menggunakan rencana pemasaran berjenjang. Pada tahun 2011 dia mengganti nama perusahaan swasta Paragon Technology & Innovation. Pada tahun 2017 PTI memiliki 8.300 karyawan dan, menurut firma riset pasar ecommerceIQ, menguasai 30 persen pasar produk kecantikan di Indonesia.
Tak hanya itu, produk kosmetik Wardah berhasil melakukan ekspansi ke luar negeri di Malaysia dan Bangladesh. Bak buah jatuh tak jauh dari pohonnya, Nurhayati menerjunkan darah bisnis pada ketiga anaknya.
Nama putranya, Son Salman tercatat sebagai Direktur Pemasaran. Sementara putranya yang lain, Harman, fokus pada operasional. Adapun Putrinya, Sari Chairunnisa bekerja di bagian riset and development (R&D).
Forbes menaksir harga kekayaan kader Muhammadiyah tersebut mencapai USD 1,5 miliar. Dengan ini nilai kekayaan Nurhayati Subakat sekitar Rp24,3 triliun.