Ditantang Debat Faisal Basri soal Hilirisasi, Menko Luhut: Ngapain Saya Layanin
Luhut tampak ogah menerima tantangan debat itu, dengan anggapan Faisal belum banyak terlibat soal proses hilirisasi dan pertambangan.
Luhut tampak ogah menerima tantangan debat itu, dengan anggapan Faisal belum banyak terlibat soal proses hilirisasi dan pertambangan.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan merespons tantangan debat yang diajukan ekonom senior Faisal Basri soal hilirisasi.
Luhut tampak ogah menerima tantangan debat itu, dengan anggapan Faisal belum banyak terlibat soal proses hilirisasi dan pertambangan.
Menurut dia, cukup dengan mengirim Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kemenko Marves Septian Hario Seto semua pembicaraan Faisal Basri bisa dilawan.
"Nantang? Ya dia ngomong sama si Seto, cukup. Wong dia belum pernah lihat tambang, ngapain saya layanin omongan orang seperti itu," ujar Menko Luhut Binsar Pandjaitan saat ditemui di kantornya, Jakarta, Rabu (7/2).
Faisal Basri sebelumnya menyatakan siap berdebat dengan Menko Luhut terkait hilirisasi. Sebab, konsep hilirisasi yang digawangi Presiden Joko Widodo (Jokowi) dianggap sesat.
Dia lantas akan mengajak Thomas Trikasih Lembong alias Tom Lembong untuk melawan Luhut dan Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kemenko Marves, Septian Hario Seto.
"Konsep (hilirisasi) yang sangat sesat, saya bisa debat deh sama Luhut, saya terbuka gitu, Anda organisir saja. Saya sama Tom Lembong deh berdua lawan Luhut dengan Seto," ungkapnya dalam sesi diskusi publik bersama Indef, Senin (5/2).
Faisal bersikukuh bahwa hilirisasi adalah program sesat. Menurutnya, masyarakat nantinya akan paham jika debat itu bisa terealisasi. "Semua bisa selesai menunjukkan betapa sesatnya hilirisasi ini," tegas Faisal.
Ada 11 saksi dan 7 ahli yang dibawa oleh Timnas Amin. Sebelum sidang dimulai mereka disumpah oleh majelis hakim konstitusi.
Baca SelengkapnyaFaisal Basri mengumpamakan 'Gentong Babi' dengan politisasi bantuan sosial (bansos) di Indonesia
Baca SelengkapnyaFaisal Basri menyebut, tekanan politik menjadi alasan utama Sri Mulyani untuk mundur dari Menteri Keuangan.
Baca SelengkapnyaPemeriksaan ini berbeda dengan SYL pada pekan lalu.
Baca SelengkapnyaMenurut Khoirunnisa, keberadaan pendukung dengan jumlah yang banyak justru membuat suasana di lokasi debat menjadi riuh.
Baca SelengkapnyaEkonom Senior Faisal Basri menyuarakan ajakan untuk mengajak Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Basuki Hadimuljono mundur dari kabinet Jokowi
Baca SelengkapnyaAde Safri juga enggan memberikan komentar lebih lanjut soal kemungkinan penahanan terhadap Firli Bahuri.
Baca SelengkapnyaFaisal paparkan 'Bansos Menjelang Pemilu 2024 Sangat Ugal-Ugalan untuk Memenangkan Prabowo-Gibran
Baca Selengkapnya