Kepala korban ditemukan ayahnya di bak sampah saat mendatangi rumah anaknya.

Sang kakak ipar BN (49) tewas bersimbah darah di dalam mobil. Mirisnya, insiden ini turut disaksikan anak dari BN.

Hanya satu tersangka yang dipenjara di lapas anak dengan waktu separuh masa hukuman orang dewasa.

Petugas kahwatir ayah korban tak bisa mengendalikan emosi sehingga menimbulkan keributan di kantor polisi.

Mayat korban dibuang ke parit sekitaran semak-semak Jalan Parit Atmo Kepenghuluan Bagan Punak Meranti, Kabupaten Rokan Hilir, Riau.

Para pelaku juga sepakat menghabisi korban pada Selasa (25/6) malam saat korban tidur. Namun upaya itu gagal karena korban saat itu begadang.

Kecurigaan bahwa kematian Asep tidak wajar semakin kuat setelah adanya tagihan pinjaman online atas nama korban yang diajukan di hari dia meninggal dunia.

Korban dipukul menggunakan gagang cangkul hingga akhirnya terkapar. Kemudian dimasukkan ke dalam karung dan dibuang ke TPA.

Siti Nurhasanah (40) tega membunuh ibu kandungnya Hasyiyah (60) karena tak merestui pernikahannya dengan Sadi Adi Broto (50).

Anak korban telah ditetapkan sebagai tersangka sebagaimana Pasal 338 KUHP dengan ancaman 15 tahun penjara.

Sebelum kejadian, kedua pelaku tertangkap tangan mencuri uang ayahnya.

Tersangka GN (22) mengakui perbuatannya. Dia gelap mata karena kesal istrinya dijadikan bahan candaan oleh korban.

Hotman kemudian menanyakan keberlanjutan penangkapan tiga orang pelaku, yang masih berstatus DPO

Hotman kemudian menanyakan keberlanjutan penangkapan tiga orang pelaku, yang masih berstatus DPO

Pembunuh Tetangga di Ogan Ilir Ngaku Didatangi dalam Mimpi: Korban yang Minta Maaf

Motif pembunuhan yang dilakukan oleh pelaku didasari karena sakit hati

Pelaku memberi uang sebesar Rp330 ribu ke warga bernama Pahrudin untuk membunuh dirinya, namun permintaan itu tidak diindahkan oleh Pahrudin.

Terungkap motif pembunuhan pria dalam sarung yang dilakukan keponakan korban.