Ketahui Diet yang Efektif untuk Menurunkan Kolesterol Tinggi, Asam Urat, dan Berat Badan
Ketahui pola makan yang sesuai untuk menurunkan kolesterol tinggi, asam urat, dan berat badan.
Bagi penderita kolesterol tinggi dan asam urat, penting untuk menjalani diet yang tepat guna menjaga kesehatan. Diet yang diterapkan harus disesuaikan secara khusus, karena tidak semua pola makan cocok untuk setiap individu. Dokter Spesialis Gizi Klinik dari Siloam Hospitals Lippo Village, dr. Mulianah Daya, Sp.GK, menekankan pentingnya personalized nutrition atau nutrisi yang disesuaikan dengan kebutuhan individu. "No one's fit for all," ujar Mulianah dalam sebuah wawancara dengan Health Liputan6.com di Tangerang, Banten, baru-baru ini. Ini menunjukkan bahwa diet yang berhasil untuk seseorang belum tentu efektif untuk orang lain, karena setiap orang memiliki kondisi dan preferensi yang unik.
Diet Sehat Itu Seperti Apa?
Personalized nutrition adalah konsep diet yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi kesehatan masing-masing individu. "Diet untuk kamu, misalnya, bisa saja berbeda dengan diet untuk orang lain," jelas Mulianah. Sebagai contoh, jika seseorang tidak menyukai atau tidak cocok mengonsumsi susu, tentu menu dietnya akan disesuaikan. "Kalau pun ada yang perlu mengonsumsi susu, caranya tetap akan disesuaikan terutama jika ada masalah kolesterol tinggi, asam urat, dan lain-lain," tambahnya.
-
Apa saja jenis diet untuk menurunkan kolesterol? Terdapat beberapa jenis diet yang telah terbukti secara ilmiah efektif dalam menurunkan kolesterol sekaligus membantu penurunan berat badan. Berikut ini adalah enam diet terbaik untuk menurunkan kolesterol yang bisa kamu pertimbangkan, seperti yang dikutip dari Health Liputan6.com dalam artikel yang telah ditinjau secara medis oleh Marie Lorraine Johnson MS, RD, CPT dari Healthline: 1. Diet Mediterania 2. Diet DASH 3. Diet TLC 4. Diet Dean Ornish 5. Diet Flexitarian 6. Diet Vegan
-
Bagaimana menurunkan kolesterol tinggi? Berikut adalah beberapa cara untuk menurunkan kadar kolesterol tinggi yang dihimpun oleh Liputan6.com dari berbagai sumber pada Senin (7/10/2024). Konsumsi Makanan Bergizi Mengadopsi pola makan yang sehat merupakan langkah awal yang krusial untuk mengurangi kadar kolesterol tinggi.
-
Bagaimana cara menurunkan kolesterol? Dengan melakukan perubahan gaya hidup, seperti mengonsumsi makanan sehat dan rutin berolahraga, risiko yang ditimbulkan oleh kolesterol tinggi dapat diminimalkan.
-
Makanan apa yang baik untuk asam urat dan kolesterol? Disarankan bagi orang yang mengalami masalah asam urat dan kolesterol untuk mengonsumsi makanan yang mendukung kesehatan tubuh mereka.Makanan yang mendukung kesehatan, seperti buah-buahan segar, labu siam, sawi hijau, sawi putih, terong, wortel, tomat, kentang, talas, dan jenis sayuran berdaun gelap seperti daun kelor.
Oleh karena itu, konsultasi dengan ahli gizi menjadi sangat penting. Dalam sesi konsultasi, biasanya dilakukan pemeriksaan detail dan penyesuaian menu yang dirancang khusus. "Untuk menjelaskan ini semua, dibutuhkan sesi konsultasi yang cukup panjang," tuturnya. Sesi ini membantu memastikan bahwa diet yang diterapkan benar-benar sesuai dengan kebutuhan kesehatan pasien.
Cara Melakukan Diet yang Sehat dan Benar
Panduan Memulai Diet yang Baik
Untuk mencapai hasil yang optimal dalam menentukan pola makan atau diet, langkah awal yang tepat sangat penting. Mulianah memberikan panduan yang praktis mengenai cara memulai diet yang baik, yang disesuaikan dengan kondisi tubuh individu setiap orang.
1. Mulai dengan Pemeriksaan Status Gizi
Sebelum menetapkan diet yang sesuai, Mulianah menyarankan agar setiap individu melakukan screening status gizi untuk memahami kebutuhan nutrisi secara spesifik. Proses ini meliputi pemeriksaan indeks massa tubuh (IMT), yang berguna untuk menilai apakah berat badan seseorang berada dalam kategori ideal atau jika perlu melakukan penurunan berat badan.
Perhitungan IMT dapat dilakukan dengan mudah. IMT dihitung dengan membagi berat badan dalam kilogram dengan tinggi badan dalam meter kuadrat. Sebagai contoh, jika seseorang memiliki berat 60 kg dan tinggi 1,7 meter, maka perhitungannya adalah 60 dibagi (1,7 x 1,7). Hasil dari perhitungan IMT ini kemudian dapat dikategorikan menjadi:
- Normal: IMT antara 18,5 hingga 22,9
- Berat badan lebih: IMT antara 23 hingga 24,9
- Obesitas: IMT di atas 25
Mulianah menekankan bahwa semakin tinggi angka obesitas, semakin besar pula risiko individu terhadap sindrom metabolik. Sindrom ini merupakan gangguan metabolisme yang dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya penyakit jantung, diabetes, dan hipertensi.
2.Lakukan Pemeriksaan Komposisi Tubuh
Pemeriksaan komposisi tubuh memiliki peranan penting selain Indeks Massa Tubuh (IMT) untuk memahami distribusi lemak dalam tubuh. Menurut Mulianah, "seseorang bisa saja memiliki berat badan yang normal tetapi menyimpan lemak berlebih di area perut," yang dikenal sebagai visceral obesity atau obesitas visceral. Lemak jenis ini berbahaya karena posisinya yang dekat dengan organ vital, sehingga dapat meningkatkan risiko penyakit metabolik. Dengan pemahaman yang lebih mendalam tentang komposisi tubuh, individu dapat menyesuaikan pola makan mereka untuk mengurangi lemak yang tidak terlihat, yang memiliki dampak signifikan terhadap kesehatan.
Diet bagi Penderita Diabetes
Bagi penderita diabetes, pengelolaan kadar gula darah yang efektif dapat dicapai melalui perubahan gaya hidup. Mulianah menekankan bahwa penanganan diabetes tidak selalu mengharuskan penggunaan obat-obatan. Dengan menerapkan pola makan yang sehat dan rutinitas olahraga yang teratur, kadar gula darah dapat dikendalikan secara alami. Menurut Mulianah, langkah awal dalam mengelola diabetes adalah lifestyle modification atau perubahan gaya hidup. Melalui pengaturan pola makan yang tepat dan aktivitas fisik yang konsisten, banyak pasien berhasil menjaga kadar gula darah mereka tetap stabil.
Selain itu, pasien yang disiplin dalam menerapkan pola hidup sehat sering kali mampu mengurangi dosis obat, atau dalam beberapa kasus, dapat menghentikan pengobatan sepenuhnya. Dia juga menekankan pentingnya pemahaman mendalam bagi setiap pasien diabetes dalam mengatur pola makan harian mereka. Dengan memperhatikan asupan karbohidrat, gula, dan lemak, serta memilih makanan dengan indeks glikemik rendah, pasien dapat merasakan manfaat signifikan bagi kesehatan mereka.
"Pasien yang disiplin mengatur pola makan dan olahraga bisa mengurangi dosis obat, bahkan berhenti dalam beberapa kasus," ujarnya kepada Health Liputan6.com. Oleh karena itu, diet yang baik bukan hanya tentang apa yang dimakan, tetapi juga tentang bagaimana menjalani gaya hidup sehat secara menyeluruh.