Dampak dari Melewatkan Sarapan atau Sarapan Hanya Minum Kopi, Tak Boleh Disepelekan
Sarapan hanya minum kopi atau tidak makan, bisa menimbulkan sejumlah dampak di tubuh kita yang tak boleh disepelekan.

Sarapan sering dianggap sebagai "makan paling penting dalam sehari," tetapi kenyataannya, banyak orang dewasa yang melewatkan sarapan atau hanya mengandalkan secangkir kopi untuk memulai hari. Meski tampaknya sepele, kebiasaan ini bisa berdampak serius pada kesehatan dalam jangka panjang.
Mengapa sarapan begitu penting? Menurut para ahli gizi, sarapan yang seimbang—yang mengandung protein, serat, dan lemak sehat—membantu menstabilkan kadar gula darah, memberikan energi, dan menjaga rasa kenyang lebih lama. Ini mencegah kebiasaan makan berlebihan di kemudian hari. Namun, jika Anda termasuk golongan yang tidak sarapan atau hanya mengandalkan kopi, ada beberapa hal yang perlu Anda perhatikan.
-
Bagaimana melewatkan sarapan bisa berdampak negatif? Jika Anda melewatkan sarapan, tubuh Anda mungkin mengalami penurunan kadar glukosa darah, yang berpotensi menyebabkan kelelahan, sulit berkonsentrasi, dan peningkatan rasa lapar yang bisa memicu keinginan untuk mengonsumsi camilan tinggi kalori.
-
Kenapa penting sarapan? Sarapan adalah salah satu komponen penting yang harus dilakukan demi mengawali aktivitas. Sebab sarapan akan memberikan manfaat begitu besar untuk kesehatan tubuh.
-
Mengapa sarapan penting? Sarapan pagi memberikan energi yang diperlukan untuk beraktivitas sepanjang hari. Selain itu, sarapan juga membantu menjaga berat badan dengan mengurangi tingkat lapar saat makan siang dan sore, sehingga mencegah asupan makanan berlebihan.
-
Kenapa sarapan penting untuk kesehatan? Berbagai penelitian menunjukkan bahwa sarapan memiliki peranan yang signifikan dalam pola makan dan gaya hidup yang sehat.
-
Kenapa sarapan dianggap penting? Sarapan sering disebut sebagai 'makan pagi' yang paling penting dalam sehari karena berperan penting dalam memulai metabolisme tubuh setelah berjam-jam tidur.
-
Kenapa sarapan penting untuk diet? Sarapan pagi merupakan salah satu waktu makan yang sangat penting, terutama bagi mereka yang sedang menjalani program diet. Meskipun sedang berusaha menurunkan berat badan, melewatkan sarapan bukanlah pilihan yang tepat.
Mengapa Tidak Lapar di Pagi Hari?
Beberapa orang mengaku tidak merasa lapar saat pagi. Salah satu penyebabnya adalah kebiasaan makan atau ngemil larut malam. "Jika tubuh Anda masih mencerna makanan dari malam sebelumnya, rasa lapar di pagi hari mungkin tidak muncul," jelas Lindsay Malone, seorang ahli gizi dari Case Western Reserve University dilansir dari CNA.
Namun, kebiasaan ini bisa menciptakan siklus yang merugikan. Anda mungkin melewatkan sarapan, tetapi mengonsumsi kalori yang berlebihan saat malam hari. Pola seperti ini, menurut Malone, dapat mengganggu kualitas tidur karena tubuh sibuk mencerna makanan ketika seharusnya beristirahat. Akibatnya, berat badan bisa meningkat, dan metabolisme terganggu.
Ahli gizi Ivory Loh menyarankan untuk mencoba makan sarapan secara konsisten selama tiga minggu. "Tubuh Anda akan mulai mengantisipasi waktu makan pagi," ujarnya. Dengan kata lain, rasa lapar di pagi hari bisa "dilatih" agar muncul secara alami.

Sarapan Hanya Minum Kopi, Apa Risikonya?
Banyak orang mengandalkan secangkir kopi sebagai pengganti sarapan. Memang, kopi dapat memberikan dorongan energi sementara dan menekan nafsu makan, terutama jika ditambahkan susu. Namun, efek ini hanya bersifat sementara.
“Seolah-olah tubuh Anda mengirim pesan teks untuk memberi tahu Anda bahwa ia butuh makanan,” kata Loh. “Namun, jika Anda tidak merespons, tubuh akan mulai 'menelpon' Anda. Ketika akhirnya Anda mendengar 'teriakannya,' itu sudah dalam kondisi darurat."
Ketika tubuh akhirnya kelaparan, biasanya pilihan makanan yang diambil adalah makanan cepat saji atau makanan yang tinggi gula dan lemak. Untuk mencegah hal ini, ahli gizi Lauren Au menyarankan untuk mendengarkan sinyal tubuh sebelum rasa lapar menjadi tidak terkendali. Jika Anda tidak lapar saat pagi, coba makan sesuatu yang ringan di pertengahan pagi, seperti yogurt dengan buah atau roti dengan selai kacang.
Tidak Suka Makanan Sarapan?
Jika alasan Anda melewatkan sarapan adalah karena tidak suka makanan khas sarapan seperti telur atau sereal, jangan khawatir. "Tidak ada aturan yang menyatakan bahwa sarapan harus terdiri dari makanan tertentu," kata Loh.
Di banyak budaya, makanan sarapan sangat bervariasi. Loh, yang berasal dari Malaysia dan besar di Shanghai, mengatakan bahwa di tempat asalnya, sarapan bisa berupa sup mi atau bakpao daging. "Makan saja apa yang Anda sukai untuk memulai hari Anda," ujarnya. Bahkan, sisa makanan dari makan malam sebelumnya bisa menjadi pilihan sarapan yang baik.
Jika ingin tetap sederhana, pilih makanan yang praktis namun bergizi, seperti roti panggang dengan topping kaya protein, misalnya keju cottage atau selai kacang.

Apakah Puasa Intermiten Bisa Jadi Solusi?
Puasa intermiten atau intermittent fasting, di mana Anda membatasi jam makan dalam sehari, kini menjadi tren yang banyak diminati. Metode ini diyakini membantu menurunkan berat badan dan menstabilkan kadar gula darah, terutama bagi penderita diabetes tipe 2.
Namun, metode ini juga memiliki risiko jika dilakukan tanpa panduan yang tepat. “Puasa sejati tidak mengizinkan konsumsi makanan atau minuman yang mengandung kalori, seperti jus jeruk,” jelas Malone. Jika salah menerapkannya, tujuan membakar lemak sebagai sumber energi bisa terganggu.
Penting untuk berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi sebelum mencoba puasa intermiten, terutama bagi mereka dengan kondisi kesehatan tertentu. Setelah periode puasa selesai, pastikan makanan yang dikonsumsi bergizi dan seimbang.
Alasan agar Jangan Abaikan Sarapan
Sarapan bukan hanya soal mengisi energi untuk memulai hari, tetapi juga membantu menjaga keseimbangan tubuh secara keseluruhan. Melewatkan sarapan atau hanya mengandalkan kopi memang mungkin terasa nyaman dalam jangka pendek, tetapi kebiasaan ini dapat menyebabkan masalah kesehatan seperti gangguan metabolisme, berat badan yang tidak terkontrol, dan pola makan yang buruk.
Jika sarapan besar tidak sesuai dengan gaya hidup Anda, pilihlah alternatif yang ringan namun tetap bernutrisi. Kuncinya adalah memastikan tubuh mendapatkan asupan yang cukup untuk berfungsi optimal sepanjang hari.
Seperti yang disampaikan oleh Loh, “Sarapan mungkin tidak cocok untuk semua orang. Namun, jika Anda mendapatkan nutrisi yang cukup untuk tubuh Anda di waktu lain, itu sudah cukup. Hanya saja, jangan menjadikannya sekadar renungan.”