10 Komplikasi Kanker Payudara yang Perlu Diwaspadai, Ketahui Pengobatannya
Kanker payudara jika tidak ditangani dengan tepat, berisiko menyebabkan komplikasi.
Kanker payudara termasuk jenis penyakit kronis yang perlu diwaspadai. Ini adalah jenis kanker yang berkembang dari sel-sel di dalam jaringan payudara. Kanker terjadi ketika sel-sel di payudara mulai tumbuh secara tidak normal dan tidak terkendali, membentuk tumor ganas yang dapat menyebar ke bagian lain dari tubuh jika tidak diobati.
Jika tidak ditangani dengan tepat, kondisi kanker payudara bisa berkembang, bahkan bisa menyebabkan beberapa komplikasi. Komplikasi kanker payudara di antaranya bisa menyebabkan metastasis, limfedema, infeksi, sindrom lisis tumor, hingga kanker sekunder.
-
Kenapa kanker payudara berbahaya? Kanker payudara merupakan salah satu jenis kanker yang paling sering dialami wanita selain kanker serviks. Bahkan, kanker ini cukup ganas dan berisiko kematian.
-
Bagaimana cara mencegah kanker payudara? Lebih baik mencegah daripada mengobati. Ada beberapa cara yang bisa anda coba untuk mendeteksi gejala kanker payudara di atas. Cara tersebut bernama SADARI yang digagas dari Yayasan Kanker Indonesia. Untuk melakukan SADARI, lakukan 7-10 hari pasca menstruasi:
-
Apa ciri benjolan kanker payudara? Benjolan tersebut bisa dirasakan namun tidak bisa lihat secara langsung. Namun ada ciri-ciri spesifik benjolan yang wajib dicurigai sebagai benjolan kanker payudara yaitu:- Tekstur permukaan benjolan tidak rata dan cenderung lunak namun sedikit agak keras.- Benjolan melekat erat pada payudara dan tidak dapat bergeser-geser.- Jumlah benjolan yang muncul biasanya hanya satu.
-
Apa saja penyebab benjolan di payudara selain kanker? Tidak Selalu Berupa Kanker, Berikut Sejumlah Hal yang Bisa Menyebabkan Benjolan di Payudara Pada saat muncul benjolan di payudara, hal pertama yang disangka terjadi adalah kanker. Padahal, sejumlah hal ternyata juga bisa memunculkan benjolan ini. Payudara wanita bisa mengalami berbagai perubahan seiring waktu dan perkembangan wanita. Dalam beberapa kasus, benjolan atau pembengkakan dapat muncul di payudara. Meskipun kondisi ini tentu tidak biasa, ada kemungkinan bahwa benjolan tersebut bukanlah kanker. Menurut American Cancer Society, ada beberapa jenis benjolan dan pembengkakan di area payudara yang tidak dapat dianggap sebagai kanker.
-
Siapa yang berisiko tinggi terkena kanker payudara? LCIS adalah suatu penyakit payudara yang melibatkan pertumbuhan sel yang berlebihan di dalam saluran atau kelenjar susu (lobulus) dalam payudara. Biasanya, kondisi ini tidak menyebabkan benjolan, tetapi seringkali didiagnosis ketika seorang wanita mengalami masalah kesehatan lain yang terkait dengan payudara. Wanita dengan LCIS memiliki risiko 7 hingga 12 kali lebih tinggi untuk mengembangkan kanker payudara invasif di kedua payudara mereka. Oleh karena itu, penting untuk melakukan pemeriksaan diri dan mengikuti prosedur medis yang tepat untuk mengatasi kondisi ini.
-
Kenapa gula berlebih bisa memicu kanker payudara? Kelebihan gula bisa menjadi penyebab munculnya kanker payudara. Sejumlah penelitian telah menemukan bahwa konsumsi gula berlebih dapat menyebabkan radang kanker di sel payudara.
Berikut, kami rangkum berbagai risiko komplikasi kanker payudara dan langkah pengobatannya, bisa disimak.
Risiko Komplikasi Kanker Payudara
Pertama, akan dijelaskan risiko komplikasi kanker payudara. Komplikasi kanker payudara dapat bervariasi tergantung pada stadium kanker, jenisnya, pengobatan yang diterima, serta kondisi kesehatan umum seseorang. Berikut adalah beberapa komplikasi yang perlu diwaspadai:
1. Penyebaran Kanker (Metastasis)
Metastasis Tulang: Kanker payudara dapat menyebar ke tulang, menyebabkan nyeri tulang, patah tulang, atau hiperkalsemia (tingginya kadar kalsium dalam darah).
Metastasis Paru-paru: Kanker payudara juga bisa menyebar ke paru-paru, menyebabkan gejala seperti batuk, nyeri dada, atau sesak napas.
Metastasis Hati: Penyebaran ke hati dapat menyebabkan pembengkakan di perut, nyeri perut, atau jaundice (kuning pada kulit dan mata).
Metastasis Otak: Menyebabkan sakit kepala, masalah penglihatan, kejang, atau gejala neurologis lainnya.
2. Komplikasi Akibat Pengobatan
Efek Samping Kemoterapi: Termasuk mual, muntah, rambut rontok, kelelahan, penurunan jumlah sel darah putih (meningkatkan risiko infeksi), neuropati perifer (kerusakan saraf), dan kerusakan organ seperti jantung atau ginjal.Efek Samping
Radiasi: Bisa menyebabkan kulit terbakar, kelelahan, limfedema (pembengkakan lengan atau payudara akibat gangguan aliran getah bening), atau kerusakan jaringan paru-paru.Efek Samping
Terapi Hormon: Seperti hot flashes, kekeringan vagina, osteoporosis, dan peningkatan risiko kanker rahim.
3. Limfedema
Limfedema adalah pembengkakan yang terjadi ketika cairan limfatik menumpuk akibat kerusakan atau pengangkatan kelenjar getah bening selama operasi atau terapi radiasi. Kondisi ini menyebabkan pembengkakan pada lengan atau bagian tubuh lainnya.
4. Infeksi
Infeksi bisa terjadi setelah operasi, akibat dari rendahnya jumlah sel darah putih karena kemoterapi, atau karena gangguan pada sistem kekebalan tubuh. Tanda infeksi meliputi demam, kemerahan, pembengkakan, dan nyeri.
5. Masalah Jantung
Beberapa jenis kemoterapi dan terapi radiasi dapat menyebabkan kerusakan pada jantung. Risiko ini lebih tinggi jika pasien memiliki riwayat penyakit jantung atau faktor risiko lainnya.
6. Masalah Tulang
Pengobatan seperti terapi hormon dapat meningkatkan risiko osteoporosis dan patah tulang.
7. Gangguan Mental dan Emosional
Pasien kanker payudara sering mengalami stres emosional, depresi, atau kecemasan terkait diagnosis, pengobatan, atau dampak penyakit terhadap kualitas hidup mereka.
8. Sindrom Paraneoplastik
Kondisi langka di mana kanker menyebabkan masalah pada bagian tubuh lain tanpa adanya penyebaran kanker. Misalnya, masalah neurologis atau gangguan metabolik.
9. Sindrom Lisis Tumor
Kondisi akut yang terjadi saat pengobatan kanker menyebabkan kematian sel tumor dalam jumlah besar, yang kemudian melepaskan isi sel ke dalam darah, menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit dan masalah ginjal.
10. Kanker Sekunder
Beberapa pengobatan kanker payudara, seperti radiasi atau kemoterapi tertentu, dapat meningkatkan risiko kanker jenis lain, seperti leukemia atau kanker kulit.
11. Kanker yang Kambuh
Kanker payudara dapat kambuh meskipun telah diobati, baik di payudara yang sama, di area lain, atau sebagai metastasis di organ lain.
Pengobatan Kanker Payudara
Setelah mengetahui risiko komplikasi kanker payudara, berikutnya dijelaskan langkah pengobatannya. Pengobatan kanker payudara tergantung pada jenis, ukuran, stadium kanker, status reseptor hormon, kondisi kesehatan umum, dan preferensi pasien.
Pengobatan ini dilakukan untuk mencegah kondisi kanker semakin parah. Berikut adalah beberapa metode pengobatan utama yang digunakan untuk kanker payudara:
1. Pembedahan (Operasi)
Mastektomi: Prosedur untuk mengangkat seluruh jaringan payudara, termasuk puting. Ada beberapa jenis mastektomi, seperti mastektomi sederhana, mastektomi radikal, dan mastektomi kulit atau puting-sparing (menjaga kulit atau puting).
Lumpektomi (Operasi Pengangkatan Benjolan): Mengangkat tumor beserta sebagian kecil jaringan sehat di sekitarnya. Ini sering disebut “operasi pengawetan payudara” karena sebagian besar jaringan payudara tetap dipertahankan.
Biopsi Kelenjar Getah Bening Sentinel: Mengangkat satu atau beberapa kelenjar getah bening pertama di mana kanker kemungkinan menyebar. Prosedur ini membantu menentukan apakah kanker telah menyebar ke kelenjar getah bening.
Diseksi Kelenjar Getah Bening Aksila: Mengangkat banyak kelenjar getah bening di bawah lengan jika biopsi menunjukkan adanya kanker di kelenjar getah bening.
2. Terapi Radiasi
Terapi radiasi menggunakan sinar energi tinggi, seperti sinar-X, untuk membunuh sel-sel kanker atau mengecilkan tumor. Terapi ini biasanya diberikan setelah operasi (terutama setelah lumpektomi) untuk membunuh sel-sel kanker yang tersisa.
- Radiasi Eksternal: Menggunakan mesin di luar tubuh yang mengarahkan radiasi ke area payudara.
- Brachytherapy: Jenis terapi radiasi internal yang melibatkan penempatan sumber radiasi langsung di dalam atau di dekat tumor.
3. Kemoterapi
Kemoterapi Sistemik: Menggunakan obat-obatan untuk menghancurkan sel kanker atau mencegahnya berkembang biak. Kemoterapi dapat diberikan sebelum operasi (neoadjuvant) untuk mengecilkan tumor atau setelah operasi (adjuvant) untuk mengurangi risiko kanker kambuh.
Kemoterapi untuk Kanker Metastatik: Diberikan untuk mengontrol kanker yang telah menyebar ke bagian tubuh lain.
4. Terapi Hormon (Terapi Endokrin)
Terapi hormon digunakan untuk mengobati kanker payudara yang sensitif terhadap hormon (reseptor estrogen atau progesteron positif). Terapi ini bertujuan untuk menghalangi kemampuan tubuh memproduksi hormon atau memblokir reseptor hormon pada sel kanker.
- Tamoxifen: Obat yang menghalangi reseptor estrogen pada sel kanker payudara.
- Inhibitor Aromatase (seperti Anastrozole, Letrozole, dan Exemestane): Mengurangi jumlah estrogen yang diproduksi oleh tubuh, digunakan terutama pada wanita pascamenopause.
- Ovarian Suppression: Penggunaan obat atau operasi untuk menghentikan produksi estrogen oleh ovarium, terutama pada wanita pramenopause.
5. Terapi Targeted
Terapi ini bekerja dengan menargetkan molekul spesifik pada sel kanker, seperti protein atau gen yang terlibat dalam pertumbuhan kanker.
- Trastuzumab (Herceptin): Menargetkan protein HER2 pada permukaan sel kanker, yang merangsang pertumbuhan kanker.
- Pertuzumab: Digunakan dalam kombinasi dengan Trastuzumab untuk kanker payudara HER2-positif.
- Palbociclib, Ribociclib, dan Abemaciclib: Obat yang menargetkan enzim tertentu yang disebut CDK4/6, yang penting untuk pertumbuhan sel kanker.Olaparib dan Talazoparib: Inhibitor PARP untuk pasien dengan mutasi BRCA.
6. Imunoterapi
Imunoterapi membantu sistem kekebalan tubuh mengenali dan melawan sel kanker. Obat seperti Pembrolizumab (Keytruda) telah digunakan untuk mengobati beberapa jenis kanker payudara triple-negatif.
7. Pengobatan Kanker Payudara Metastatik
Kanker payudara metastatik (yang telah menyebar ke organ lain) biasanya membutuhkan pendekatan pengobatan yang lebih agresif, dengan kombinasi kemoterapi, terapi hormon, terapi target, atau imunoterapi untuk mengontrol pertumbuhan kanker dan meningkatkan kualitas hidup.
8. Perawatan Paliatif
Perawatan paliatif bertujuan untuk mengurangi gejala dan meningkatkan kualitas hidup bagi pasien dengan kanker payudara lanjut. Ini termasuk manajemen nyeri, dukungan psikologis, dan perawatan untuk mengatasi gejala lain seperti mual, kelelahan, atau sesak napas.
9. Terapi Eksperimental dan Clinical Trials
Clinical trials menawarkan akses kepada terapi eksperimental baru yang mungkin belum tersedia secara umum. Ini bisa menjadi pilihan untuk pasien yang ingin mencoba pengobatan baru atau lebih agresif.
10. Pendekatan Holistik dan Pendukung
Selain perawatan medis, beberapa pasien mungkin mempertimbangkan pendekatan pendukung seperti perubahan gaya hidup, diet, olahraga, akupunktur, meditasi, dan terapi komplementer lainnya untuk mendukung kesehatan secara keseluruhan dan mengurangi efek samping pengobatan.
11. Rekonstruksi Payudara
Setelah mastektomi, beberapa wanita memilih untuk melakukan rekonstruksi payudara untuk mengembalikan bentuk payudara menggunakan jaringan tubuh sendiri (flap) atau implan.
12. Pengawasan Jangka Panjang
Pasien yang telah menyelesaikan pengobatan kanker payudara memerlukan pengawasan jangka panjang yang meliputi pemeriksaan medis rutin, pencitraan, dan tes darah untuk mendeteksi tanda-tanda kekambuhan atau efek samping jangka panjang dari pengobatan.