Cara Mencium Tangan yang Benar Menurut Islam, Ketahui Makna dan Etikanya
Ketahui cara mencium tangan yang benar. Mencium tangan merupakan salah satu tradisi dalam budaya masyarakat Muslim sebagai bentuk penghormatan.
Cara mencium tangan yang benar menurut Islam perlu dipahami. Mencium tangan merupakan salah satu tradisi yang telah mengakar dalam budaya masyarakat Muslim, yang tidak hanya sekadar simbol penghormatan, tetapi juga mencerminkan nilai-nilai akhlak dan adab yang diajarkan dalam Islam.
Tindakan ini sering dilakukan sebagai ungkapan rasa hormat kepada orang-orang yang lebih tua, guru, atau ulama, dan memiliki makna yang dalam dalam konteks hubungan sosial dan spiritual.
-
Apa hukum berjabat tangan dengan lawan jenis dalam Islam? Para ulama punya pendapat berbeda mengenai hukum berjabat tangan dengan lawan jenis.
-
Apa makna dari cium tangan? Biasanya, budaya cium tangan atau salim tangan ini dilakukan oleh orang yang lebih muda kepada yang lebih tua sebagai tanda hormat dan sopan santun.
-
Kenapa cium tangan dilakukan? Biasanya, budaya cium tangan atau salim tangan ini dilakukan oleh orang yang lebih muda kepada yang lebih tua sebagai tanda hormat dan sopan santun.
-
Siapa yang biasanya mencium tangan? Biasanya, budaya cium tangan atau salim tangan ini dilakukan oleh orang yang lebih muda kepada yang lebih tua sebagai tanda hormat dan sopan santun.
-
Bagaimana cara berjabat tangan dengan lawan jenis yang diizinkan? Tetapi boleh jabat tangan dengan alas (sejenis sarung tangan atau kain) yang mencegah sentuhan langsung,“ (Lihat Syekh Wahbah Az-Zuhayli, Al-Fiqhul Islami wa Adillatuh)
-
Mengapa orang Islam tidak boleh berjabat tangan dengan lawan jenis? Jabat tangan dengan perempuan haram berdasarkan sabda Rasulullah SAW, ‘Aku tidak berjabat tangan dengan perempuan,’ (HR Al-Muwaththa’, At-Tirmidzi, dan An-Nasa’i).
Dalam melakukannya, ternyata Islam punya cara yang baik untuk mencium tangan. Pada artikel kali ini, kita akan belajar bagaimana cara mencium tangan yang benar menurut Islam, serta memahami makna dan etika di balik praktik ini.
Berikut selengkapnya cara mencium tangan yang benar menurut Islam.
Makna Mencium Tangan dalam Islam
Sebelum memahami cara mencium tangan yang benar menurut Islam, ketahui maknanya terlebih dahulu.
Mencium tangan adalah tradisi yang telah ada dalam budaya Islam sebagai bentuk penghormatan, terutama kepada orang yang lebih tua, guru, atau ulama. Praktik ini bukan hanya sekadar kebiasaan, tetapi juga memiliki makna mendalam yang berkaitan dengan akhlak dan adab dalam berinteraksi dengan orang lain.
Mencium tangan merupakan bentuk penghormatan kepada seseorang yang memiliki ilmu, keahlian, atau kedudukan yang lebih tinggi. Dalam konteks ini, mencium tangan bukanlah tindakan yang menunjukkan pengkultusan, melainkan ungkapan rasa hormat dan cinta kepada orang yang dicium. Ini merujuk pada ajaran Nabi Muhammad SAW dan praktik para sahabatnya yang sering mencium tangan beliau sebagai tanda penghormatan.
“Dari Jabir Radhiallahu anhu, bahwa Umar bergegas menuju Rasulullah lalu mencium tangannya” (HR. Ahmad dan Ibnul Muqri dalam Taqbilu Al-Yad, Ibnu Hajar mengatakan, sanadnya Jayyid).
Kemudian ada pula hadist yang berbunyi,
“Dari Sofwan bin Assal, bahwa ada dua orang yahudi bertanya kepada Rasulullah (tentang tujuh ayat yang pernah diturunkan kepada Musa Alaihi Salam), setelah dijawab mereka menicum tangan dan kaki Rasulullah lalu mereka berkata, kami bersaksi bahwa engkau adalah nabi” (HR. Tirmdizi, beliau berkata, Hasan Shahih, Al-Hafidz Ibnu Hajar mengatakan di dalam At-Talkhis sanadnya kuat).
Bolehkah Mencium Tangan Ahlul Fadli?
Mencium tangan Ahlul Fadli, seperti guru, orang tua, atau orang yang lebih alim, adalah praktik yang dianjurkan dalam Islam sebagai bentuk penghormatan dan kasih sayang.
Dari Aisyah bahwa ia berkata, “Tidaklah aku pernah melihat seseorang yang lebih mirip cara bicaranya dengan Rasulullah melainkan fatimah, jika fatimah datang ke rumah Rasulullah, beliau menyambutnya mencium tangannya, dan jika hendak pulang fatimah mencium tangan Rasulullah” (HR. Abu Dawud, di shahihkan pula oleh Al-Albani dalam Misyaktul Masabih).
Dari ‘Abdurahman bin Razin beliau berkata, “kami pernah menjumpai Salamah bin Akwa’ lalu kami bersalaman dengannya. Kemudian aku bertanya, “kamu pernah membaiat Rasulullah dengan tanganmu ini?” Maka kami cium tangannya (HR. Bukhari di dalam Adabul Mufrad dan Tabrani dalam Al-Ausat dihasankan oleh syeikh Al-Albani dalam Shahih Adabul Mufrad).
Pendapat Ulama
Dilansir dari laman muslim.or.id, berikut adalah pendapat para ulama terkait masalah mencium tangan:
- Di dalam kitabul wara karya Imam Ahmad diriwayatkan bahwa Sufyan At Stauri mengatakan, “Tidak mengapa mencium tangan seorang imam, namun jika untuk kedunian maka tidak boleh.”
- Al-Tahtawi dalam Hasyiah Maraqil Falah berkata, “maka diketahui dari dalil-dalil yang kami bawakan bahwa bolehnya mencium tangan, kaki, kasyh, kepala, jidat, bibir, dan di antara kedua mata, AKAN TETAPI harus dalam rangka kasih sayang, dan penghormatan ,bukan syahwat, karena syahwat hanya diperbolehkan untuk pasangan suami istri.”
- Al-Imam An-Nawawi dalam Raudhatu Thalibin berkata, “Adapun menicum tangan karena keshalihannya, keilmuan, kemulian, atau jasanya atau sebab-sebab lain yang berkaitan dengan keagamaan maka mandub (disukai), namun jika untuk dunia, untuk jabatan, dan lain sebagainya maka sangat dibenci. Berkata Al Mutawali, hukumnya haram.“
- Abu Bakr Al-Marwazi dalam kitab Al-Wara’ berkata, “Saya pernah bertanya kepada Abu Abdillah (IMAM AHMAD) tentang mencium tangan, beliau mengatakan tidak mengapa jika alasannya karena agama, namun jika karena kedunian maka tidak boleh, kecuali dalam keadaan jika tidak menicum tangannya akan di tebas dengan pedang.
- Syaikh Ibnu ‘Ustaimin dalam Fatawa Al-Bab Al-Maftuh berkata, “Mencium tangan sebagai bentuk penghormatan kepada orang-orang yang berhak dihormati seperti ayah, para orang-orang tua, guru tidaklah mengapa.”
Cara Mencium Tangan yang Benar Menurut Islam
Berikut adalah cara mencium tangan yang benar menurut ajaran Islam:
- Memegang Tangan: Pertama, pegang tangan orang yang ingin dicium dengan erat. Ini menunjukkan ketulusan dan rasa hormat.
- Menundukkan Kepala: Setelah memegang tangan, tundukkan kepala sebagai tanda takdzim (penghormatan) kepada orang tersebut.
- Mencium Tangan: Cium tangan dengan menggunakan hidung atau bibir di punggung tangan. Menurut Habib Syech, mencium tangan seharusnya dilakukan dengan hidung, bukan pipi.
- Mengucapkan Doa atau Salam: Setelah mencium tangan, sering kali diakhiri dengan ucapan doa atau salam seperti "Barakallahu fik" untuk mendoakan keberkahan bagi orang tersebut.
Syarat dan Etika Mencium Tangan
Ada beberapa syarat dan etika yang perlu diperhatikan saat mencium tangan:
- Niat yang Benar: Niatkan tindakan ini sebagai bentuk penghormatan dan kasih sayang, bukan untuk kepentingan duniawi atau kesombongan.
- Tidak Menjadikannya Kebiasaan: Meskipun mencium tangan adalah sunnah, jangan sampai menjadikannya kebiasaan yang berlebihan sehingga menghilangkan makna dari tindakan tersebut. Hal ini penting agar tidak menimbulkan rasa sombong pada pihak yang dicium.
- Hindari untuk Kepentingan Duniawi: Mencium tangan seharusnya tidak dilakukan untuk tujuan duniawi seperti mencari jabatan atau keuntungan pribadi.